O C E L A D I S | 39

29.3K 5.4K 5.6K
                                    

Happy Reading!
Jangan lupa untuk selalu memberikan vote dan komentar!🐣

WAJIB FOLLOW INSTAGRAM :
@yohanacancer
@ceritayohana

PROMOSIIN CERITA "OCELADIS" KE INSTAGRAM/TIKTOK/TWITTER KALIAN YA 🥺

PROMOSIIN CERITA "OCELADIS" KE INSTAGRAM/TIKTOK/TWITTER KALIAN YA 🥺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu mau nggak pakai mata Kakak?"

Kesya diam beberapa saat setelah mendengar tawaran dari Ocean. Tak berapa lama dari itu ia menyunggingkan senyum tipis, "Kakak masih punya kehidupan yang cerah. Kenapa mau menyerah?"

Ocean menunduk, tertawa hambar. "Nggak ada lagi yang namanya cahaya di hidup Kakak. Semuanya udah rusak karena kesalahan Kakak," lirihnya pilu.

Tangan Kesya terangkat menepuk pundak Ocean, "Kak Ocean pasti bisa ngelewatin semua ini. Semangat!"

Ocean hanya mengangguk-ngaggukkan kepala pasrah. "Kamu mau kakak bantuin cari donor mata sama jantung?"

"Boleh,"

Ocean tersenyum sumrigah. "Iy—" ponselnya berdering pertanda sebuah panggilan masuk, ia menjeda ucapannya dan mengangkat telepon. "Halo Ayis?"

"Ke Apartemen,"

Ocean meneguk salivanya susah payah berbagai pemikiran aneh mulai bergentayangan di kepalanya. Bagaimana kalau Geladis juga ingin menjebloskannya ke penjara?

"I-iya..."

Setelah itu panggilan diputus, membuat keheningan menyerbu dia dan Kesya. Gadis kecil itu tampak paham akan kegundahan Ocean meskipun buta, dia memang tidak bisa melihat Ocean tetapi bisa dengan jelas merasakan kegusaran itu.

"Kak Ocean, percaya sama Kesya kalau suatu saat nanti Kakak bakal nemuin kebahagiaan yang sesungguhnya."

****

Ocean memasuki unit apartemennya. Disana, di ruang tamu, Geladis sudah duduk dengan pandangan lurus ke depan. Tentu saja dia menyadari kehadiran Ocean namun enggan menoleh hanya untuk sekedar menyambut meskipun tak ikhlas.

Ocean tersenyum tipis. Dia sudah berhenti mengharapkan Geladis.

Apapun tentang Geladis hanya akan ia simpan di sudut hatinya yang paling dalam. Mereka bukan kepingan puzzle yang saling melengkapi, melainkan tali yang nyaris putus.

"Ayis," panggil Ocean mendekati istrinya dengan langkah pasti.

Geladis mendongak, memberikan tatapan asing yang tak pernah Ocean temui sekalipun pada netra gadis itu. "Silahkan duduk,"

Ocean berjalan lalu duduk di sofa seberang Geladis, ia menatap dalam istrinya. Mencoba menyelami arti dari sikap Geladis. "Kenapa?" tanyanya membuka obrolan percakapan.

Geladis menghembuskan nafas panjang tampak berat sekali memulai perbincangan diantara mereka. Ocean paham, sekarang mana ada orang yang sudi berbicara dengannya.

OCELADIS || NIKAH MUDA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang