O C E L A D I S | 44

26K 4.7K 3.3K
                                    

Happy Reading!
Jangan lupa untuk selalu memberikan vote dan komentar!🐣

WAJIB FOLLOW INSTAGRAM :
@yohanacancer
@ceritayohana

JANGAN LUPA NABUNG BUAT NOVEL OCELADIS BULAN 2 TAHUN DEPAN YA!

PROMOSIIN CERITA OCELADIS KE INSTAGRAM/TIKTOK/TWITTER KALIAN YA 🥺

anw kemarin aku ada Nemu di Tiktok konten Oceladis. OMG thank you soooo muchhh<3 aku ngga inget username nya apaa huhu:" nanti aku cek lagi deh

 OMG thank you soooo muchhh<3 aku ngga inget username nya apaa huhu:" nanti aku cek lagi deh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Geladis menatap Ocean sejenak, berpikir apakah mengiyakan atau menolak ajakan lelaki itu. Namun melihat tatapan Ocean yang meredup ketika pertanda Geladis ingin menolak ajakannya, membuat ia tak tega dan memilih mengangguk pelan. "Iya,"

Ocean menghela nafas lega lantas mulai menstater mobil. Geladis hanya diam seraya memperhatikan. Wajah kuyu Ocean yang baru saja dia sadari membuatnya merasa bersedih, diantara seluruh kemungkinan yang ada mengapa Tuhan meletakkan mereka pada kepahitan ini?

"Akutuh dari dulu kepingin banget punya temen yang bisa diajak keliling-keliling siang hari gini," tukas Ocean membuka perbincangan diantara mereka.

Geladis menolehkan kepala, memiringkan wajah menatap suaminya. "Kita masih punya masalah yang belum terselesaikan Ocean. Kita—"

"Iya, iya, aku sadar diri kok." Ocean tersenyum malu, "aku inget kok kamu jijik sama aku."

Geladis meneguk salivanya, "aku—"

"Mau nggak gantiin Airen buat pidato perpisahan di kematianku nanti?"

Sontak saja Geladis menatap Ocean secara penuh, terlalu terkejut dengan pertanyaan tidak jelas cowok itu. "Nggak usah main-main. Lagipula aku nggak bakal sudi,"

Ocean tertawa, jenis tawa yang begitu lepas seakan seluruh bebannya terangkat sempurna. "Yee santai kali Buk jangan ngegas."

Geladis mendengkus malas, "sebenarnya kita mau kemana?" ia mencoba mengalihkan suasana agar tidak semencekam tadi.

Sebelah tangan Ocean semula yang memegang setir berpindah menepuk puncak kepala Geladis. Cowok dengan kemeja hitam dan celana bahan panjang berwarna abu-abu tersebut menyipit sok misterius, "ke hotel."

"HAH?!" Geladis berteriak heboh, "jangan macem-macem kamu Ocean!"

"Baby Ceyan mau dedek bayi Mommy." Ocean berpura-pura merajuk seraya menarik-narik siku tangan Geladis yang langsung saja dihempaskan.

"Ocean kamu jangan buat takut ya!" Geladis menatap suaminya was-was, "n-ngapain ke hotel?"

"Buat nghh...huru-hara...awh, gitu." Jelas lelaki tampan itu berbinar.

OCELADIS || NIKAH MUDA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang