O C E L A D I S | 14

32.5K 4.9K 2.9K
                                    

Happy Reading!
Jangan lupa untuk selalu memberikan vote dan komentar!🦋

WAJIB FOLLOW INSTAGRAM :
@yohanacancer
@ceritayohana

PROMOSIIN CERITA "OCELADIS" KE INSTAGRAM/TIKTOK/TWITTER KALIAN YA 🥺

Geladis berjalan menuju perpustakaan sesuai dengan arahan yang diberikan oleh Brando, sahabat Ocean

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Geladis berjalan menuju perpustakaan sesuai dengan arahan yang diberikan oleh Brando, sahabat Ocean. Dia menyunggingkan senyum menjawab sapaan beberapa teman seangkatannya.

"Geladis!"

Ia menghentikan langkah dan menoleh ke belakang, disana terlihat Angel Claudia teman satu fakultasnya berlari kecil menghampiri. "Kenapa?" balas Geladis kikuk, pasalnya mereka sama sekali tidak dekat. Angel merupakan mahasiswi yang tergolong hits, berbanding terbalik dengan Geladis.

Angel menerbitkan senyum manis, "lo kenal gue 'kan?"

Geladis mengangguk pelan, "nggak mungkin nggak kenal."

"Aaaa sumpah gue dari dulu pengen banget temenan sama lo tapi takut soalnya Shafira sama Anggita kayak nggak nerima temen baru." Tutur Angel meraih jemari Geladis dan meremasnya pelan.

Geladis menaikkan sebelah alis lantas tertawa kecil, "apaan sih Ngel. Gue berteman sama siapa aja kok,"

Binar pada kedua mata Angel terlihat tulus, "beneran? Oh my god nggak nyangka."

"Um, iya. Eh gue duluan ya, kapan-kapan kita bicara lagi soalnya suami gue nungguin di perpus." Geladis melepaskan genggaman Angel pada jemarinya, "bye!"

Angel melambaikan tangan sambil tersenyum antusias. Saat Geladis berlalu wajah sumrigah itu luntur digantikan ekspresi malas. "Cih,"

****

"Ayis sini!" Ocean melambaikan tangan pada Geladis yang semula celingak-celinguk mencari posisi sang suami.

"Ceyan nggak ada kelas emangnya?" Geladis meletakkan tote bag beserta buku portofolionya diatas meja perpus. "Udah makan siang?" dia berdiri dihadapan Ocean, merapikan rambut lelaki itu yang sedikit berantakan.

Ocean memegang pinggang Geladis gemas, "belum. Laper..." rajuknya dengan suara manja.

Geladis terkekeh, "tadi aku bawa bekal buat jaga-jaga seandainya nggak sempat ke kantin, kamu mau?" tanyanya membuka tote bag dan mengeluarkan kotak berwarna ungu.

"Tapi suapin ya sayang," Ocean mengedipkan mata menggoda.

"Ayo keluar dulu, di perpus nggak bo—bentar." Geladis meletakkan kembali kotak berwarna ungu tersebut dan mendekat ke arah Ocean dengan kernyitan jelas pada dahi, "kok ada merah-merah di bibir kamu?" Geladis mengusap bibir Ocean lalu menatap jempolnya yang tercetak warna merah.

Ocean menegang, "Yis..."

"Kamu habis ciuman sama orang lain?" Geladis mengusap bercak merah itu pada sapu tangannya.

"Enggak. Tadi main dare sama Brando, Anggara, Galang, mereka tantang siapa yang nggak bisa lakuin dicium sama mereka bertiga pakai lipstick mamanya Anggara." Elak Ocean membersihkan bibir dengan sapu tangan milik Geladis.

Geladis mendengus, "beneran?"

"Beneran sayang," Ocean menangkup tangan Geladis lalu menciumnya bergantian. "Cuma Ayis yang boleh nyentuh Ceyan."

Geladis bernafas lega, "aku kira tadi kamu main belakang."

"Mana sempat, isi kepala aku itu cuma Ayis doang, nggak ada yang lain."

Geladis menepuk puncak kepala Ocean, "ya udah ayo makan diluar."

Ocean menggeleng. "Disini aja,"

"Nggak boleh makan-makan di perpus Yan, nanti kena marah sama penjaga." Peringat Geladis pada suaminya yang bebal.

Ocean menarik paksa Geladis hingga istrinya tersebut jatuh di pangkuannya, "nggak mau sayang...nggak mau. Disini aja."

Geladis menggeleng, "diluar."

Ocean mengetatkan pelukannya pada pinggang Geladis hingga tidak bisa bergerak kemanapun, "apaan dih gak bisa gerak juga."

"Ceyan lepasin!" pekik Geladis dengan suara pelan.

Ocean tertawa hingga kedua matanya menyipit, "nyaman banget kayak gini. Hmm,"

"Astaga kamu nggak malu kalau ada orang lewat?!"

"Nggak. Duh, istriku ini pasti nyaman dipangkuan Ceyan,"

"Ceyan lepasin!!" bentak Geladis was-was. Berbagai asumsi buruk memenuhi kepalanya, bagaimana jika petugas perpustakaan memergoki mereka?

"Iya dilepasin kalau kamu cium, disini..." dia menunjuk pipi kanannya sebagai negosiasi.

Geladis menghembuskan nafas gusar dan mendaratkan sebuah kecupan pada pipi Ocean. "Udah, lepasin."

Ocean melepaskan pelukannya pada pinggang Geladis dengan ogah-ogahan, "ayo pegangan tangan." 

Tahan sobat tahan, jangan emosi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tahan sobat tahan, jangan emosi.


pesan kalian buat aku >>>

apa yang kalian harapkan dari cerita ini? >>>

sejauh ini dapat pelajaran apa dari cerita Oceladis? >>>

spam emot 🐷 untuk Ceyan dan Angel >>>

spam emot 🖤 untuk Ayis >>>

SPAM NEXT BIAR LANJUT!🏁 >>>

2K KOMEN BIAR LANJUT!🏁 >>>

AYO SCREENSHOT BAGIAN KESUKAAN KALIAN TERUS MASUKIN INSTASTORY JANGAN LUPA TAG AKUN INSTAGRAM @yohanacancer DAN @ceritayohana YA!

(KAMIS, 2 SEPTEMBER 2021)

Tertanda,
Yohana Mendes ✨

OCELADIS || NIKAH MUDA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang