O C E L A D I S | 25

33.9K 5.5K 4.5K
                                    

Happy Reading!
Jangan lupa untuk selalu memberikan vote dan komentar!🦋

WAJIB FOLLOW INSTAGRAM :
@yohanacancer
@ceritayohana

PROMOSIIN CERITA "OCELADIS" KE INSTAGRAM/TIKTOK/TWITTER KALIAN YA 🥺

Geladis terpekur mendengar pengakuan dari Ocean, jantungnya berdentam tak beraturan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Geladis terpekur mendengar pengakuan dari Ocean, jantungnya berdentam tak beraturan. "Kamu bohong," elaknya memalingkan wajah.

Ocean tersenyum miris, sudah pasti Geladis tidak akan mempercayai apapun yang ia katakan. "Aku beneran cinta Ayis,"

"Enggak. Kamu bilang cinta karena kamu lagi berada dalam kondisi terdesak, bahkan dalam seribu tahunpun aku nggak akan percaya sama pernyataan cinta kamu." Tuturnya merasa puas.

Ronald mengangguk setuju, "tadi Papa dan pengacara Geladis udah bicara secepatnya mediasi akan dilakukan."

Ocean menggeleng panik, "Pa..."

"Okay Ronald, semua keputusan kami serahkan sama kalian. Kami nggak akan larang kalau memang perceraian adalah jalan akhirnya," sela Abdi sebelum anaknya berkelakuan aneh.

Geladis tersenyum lega. Suara dari Ocean memang tidak diperlukan karena lelaki itulah sumber masalah dari segalanya. Dia yang menyebabkan kehancuran diantara mereka. "Makasih Pi, Mi, udah mau nerima keputusan Geladis."

"Kalau kak Geladis cerai sama abang apa artinya Iren nggak adik kakak lagi?" Tanya Airen sendu karena diantara semua gadis yang pernah berhubungan dengan saudaranya hanya Geladislah yang normal, sisanya mendekati cabe-cabean dipasar.

Geladis terkekeh, "masih tetap jadi adik kesayangan kakak."

"Ayis..." Ocean memanggil serak, entah mengapa ia tidak memiliki kekuatan sama sekali untuk membuka suara.

Semua pasang mata menoleh pada pemuda mengenaskan tersebut; wajahnya tampak pias seolah tidak ada kehidupan. "Aku bakal setuju untuk keputusan kamu," rasanya Ocean ingin kembali ke masa dimana dia dan Geladis dipertemukan di perpustakaan.

Sejujurnya Ocean menyukai Geladis semenjak Ospek berlangsung dimana ia berada dua tingkat diatas Geladis. Temannya yang kebetulan adalah panitia Ospek memperlihatkan foto Geladis padanya untuk pertama kali. Ocean benar-benar menyukainya karena parasnya yang cantik, senyum Geladis juga sangat menenangkan hati.

Namun Ocean tak pernah berharap lebih, dia memilih abai dan hanya menyimpan wajah Geladis di dalam kepalanya. Beberapa kali mereka bersinggungan Ocean pun turut melupakan bahwa dia pernah menyukai Geladis. Hingga karena sebuah insiden di perpustakaan mereka kembali dipertemukan dan langsung bersatu.

"Baguslah," tutur Geladis tampak lega meskipun dari hati yang paling dalam sangat bertentangan.

Ocean mengangguk-angguk, "tapi ada satu syarat. Setelah kamu turuti syarat ini aku nggak akan melakukan perlawanan dipengadilan dan mempersulit proses perceraian kita,"

"Heh calon mantan menantu!"

"Ocean!"

"Abang!"

Ocean mengabaikan pekikan marah seluruh anggota keluarga, ia memilih menatap lurus pada kedua bola mata Geladis yang terkaget-kaget. "Gimana?"

Geladis tidak percaya bahwa Ocean masih berani meminta saat sudah jelas ia yang bersalah. "Big no! Kamu yang buat masalah, nggak ada negosiasi."

"Aku hanya mau mempermudah segalanya Ayis,"

"Kamu pikir aku nggak tahu apa yang ada di otak sampah kamu itu?" hardik Geladis kasar.

Ocean tersenyum hambar, "kamu benar otak aku emang sampah tapi aku nggak ada niat buruk."

"Geladis...Mami minta tolong dengarin apa syarat yang diajukan Ocean," bujuk Elysabeth saat menangkap sinyal permohonan anaknya.

"Mamii itu abang yang salah kenapa jadi nyusahin kak Geladis?" seru Airen ikut-kutan.

"Bukan urusan kamu Iren, berhenti dikte abang!" Ocean berujar marah karena merasa Airen terlalu mengikut campuri masalahnya.

Airen tersentak, "itu urusan aku karena kak Geladis kakak aku dan abang brengsek!"

"Kamu masih Sma nggak usah sok tau masalah rumah tangga orang!"

Airen tertawa sumbang mendengar amukan Ocean, "HAHAHA yang penting nggak tukang selingkuh!"

"Kamu—"

"Ocean apa syarat kamu?" Geladis memotong pertengkaran kedua saudara tersebut.

Ocean menarik nafas panjang berupaya meredam rasa kesalnya akibat perkataan Airen yang cukup menyentil egonya. "Kita tinggal satu rumah sampai benar-benar resmi bercerai,"

 "Kita tinggal satu rumah sampai benar-benar resmi bercerai,"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

selamat datang di penderitaan yang sesungguhnya ceyan ⚠️

⚠️ PART SELANJUTNYA AKAN BERISI PENDERITAAN CEYAN ⚠️

⚠️ BAGI TIM CEYAN GARIS KERAS SILAHKAN TAHAN TAHAN EMOSI ⚠️

⚠️ BAGI TIM AYIS SELAMAT BERPESTA ⚠️

satu tempat tinggal bukan berarti bahagia, btul bukan?😏 >>>

presentase kebahagiaan kalian kalau ceyan menderita >>>

masih kawal #CERAI? >>>

atau #JANGANCERAI? >>>

SPAM NEXT BIAR LANJUT!🏁

ayo 3,5K komen biar next 🗿

AYO SCREENSHOT BAGIAN KESUKAAN KALIAN TERUS MASUKIN INSTASTORY JANGAN LUPA TAG AKUN INSTAGRAM @yohanacancer DAN @ceritayohana YA!

(SENIN, 27 SEPTEMBER 2021)

Tertanda,
Yohana Mendes ✨

OCELADIS || NIKAH MUDA [TERBIT]Where stories live. Discover now