O C E L A D I S | 38

28.5K 5K 3.6K
                                    

Happy Reading!
Jangan lupa untuk selalu memberikan vote dan komentar!🦋

WAJIB FOLLOW INSTAGRAM :
@yohanacancer
@ceritayohana

PROMOSIIN CERITA "OCELADIS" KE INSTAGRAM/TIKTOK/TWITTER KALIAN YA 🥺

PROMOSIIN CERITA "OCELADIS" KE INSTAGRAM/TIKTOK/TWITTER KALIAN YA 🥺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ocean bangkit berdiri hendak berlari menerobos masuk ke kamar Airen. "Adek jangan tinggalin Abang!" ia berseru serak, meraung sekeras mungkin berharap mereka mengasihaninya sekali saja.

Abdi tersentak kaget, dengan cepat ia menyeret Ocean sebelum berhasil menyentuh pintu kamar Airen. "Pergi kamu!!"

"Enggak Pi enggak, Ocean mau sama adek," Ia terisak-isak meronta dalam cengkraman Abdi.

Geladis memeluk Elysabeth memberinya kata-kata penenang. Melihat Ocean terluka menyakitinya juga, dia masih menyayangi cowok itu.

"Ocean kamu—"

"Papi...Airen saudara Ocean juga gimana bisa nggak lihat dia untuk yang keterakhir kalinya?" Ocean memohon dengan air mata berderai kencang.

"Nggak perlu, kamu sama sekali gak dibutuhkan." Abdi mendorong Ocean kencang hingga mundur jauh.

Ocean mengusap mata, berharap air mata berhenti jatuh membasahi pipinya. Namun sekeras apapun dia mencoba, kenangan manis bersama Airen tetap membuatnya merasa jatuh ke jurang paling dalam. "Airen...abang salah ya? Abang pengen banget lihat kamu,"

Tidak ada sahutan, ketiga orang itu sudah pergi meninggalkannya tanpa teman.

"Abang cinta banget sama adeknya abang, padahal udah janji Airen bakal mimpin pidato di makam abang suatu saat nanti."

"Nanti kalau abang mati duluan Airen harus buat pidato perpisahan yang bagus ya?"

Ocean berjalan menelusuri koridor rumah sakit dengan langkah gontai, mata sembabnya terlihat jelas. Dia di usir menjauh dari ruang Airen, bahkan melihat adiknya untuk yang keterakhir kali saja tidak diperbolehkan.

Ocean mulai lelah dengan masalah yang menghantamnya secara bertubi-tubi. Langkahnya terhenti saat melihat sepasang kakak-adik di koridor rumah sakit itu tertawa dengan bahagia. Dia merindukan adiknya.

Airen...bagaimana bisa Angel tega melakukan itu pada adiknya yang tidak bersalah sama sekali?

Menurut pembicaraan yang di dengar Ocean sebentar tadi sebelum memutuskan pergi dari sana adalah polisi berhasil menangkap pelaku dan mengungkap siapa dalang sebenarnya. Angel telah diamankan oleh pihak berwajib dan harus bertanggung jawab atas apa yang telah dia perbuat.

"Aku capek," lirih Ocean kembali melangkahkan kaki menuju taman. Setelah tiba disana ia mendudukkan diri di dekat pohon besar yang sunyi. Hanya kesendirianlah yang menemaninya.

OCELADIS || NIKAH MUDA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang