O C E L A D I S | 33

25.9K 4.6K 5.3K
                                    

Happy Reading!
Jangan lupa untuk selalu memberikan vote dan komentar!🦋

WAJIB FOLLOW INSTAGRAM :
@yohanacancer
@ceritayohana

PROMOSIIN CERITA "OCELADIS" KE INSTAGRAM/TIKTOK/TWITTER KALIAN YA 🥺

⚠️AWAS SAKIT HATI BACANYA⚠️

****

Ocean mengangguk kaku menyanggupi permintaan Geladis. "Iya, kamu duduk aja ya. Kamu mau dimasakin apa?" tanyanya dengan perasaan yang telah tercerai berai.

Geladis mengetukkan jari pada dagu, "steak enak kali ya? Kemarin aku belanja bareng Andreas ngisi kulkas, udah lengkap. Kamu tinggal masak aja."

Ocean menarik nafas panjang berusaha meredam rasa sesak yang semakin lama menumpuk membentuk sebuah lembah kesakitan. "O-okay, aku ke dapur."

Geladis mengangguk tanpa menatap Ocean, ia fokus pada ponselnya sambil tertawa kecil.

Disisi lain Ocean hanya mampu tersenyum miris. Hukuman yang diterimanya sangat berat, dia mungkin akan sulit untuk bertahan lebih lama. Mengesampingkan semua pemikiran anehnya, ia mulai bergerak mengambil daging dan mengolahnya menjadi steak.

Waktu bergulir cepat, tiga porsi steak sudah matang. Ocean menatap puas pada hasil kerjanya, benar-benar tidak mengecewakan. Di detik itu pula terdengar suara tawa Geladis dan Andreas dari ruang tengah. Ocean berjalan pelan memastikan, ia mengintip dari dinding pembatas—berharap dua manusia itu tak menyadari kehadirannya.

"Hahaha, lo jahil banget sih!" Geladis tergelak santai sambil memukul pundak Andreas pelan, "gue pukul juga lo ah."

Andreas menghentikan gelitikannya pada perut Geladis lalu mengusap pipi gadis itu pelan. "Lo cantik kalau senyum gini,"

Geladis sempat mengernyit namun kedua bola matanya langsung berpendar bahagia tatkala Andreas mencubit pipinya gemas. "Andreas!"

Ocean menipiskan bibir menatapnya, ia keluar dari persembunyiannya dan dengan langkah ragu menghampiri mereka. "Ayis makannya ud—"

"Ayo Dre kita makan udah dimasakin, mau steak 'kan?" Geladis terlihat tak acuh terhadap Ocean, fokusnya benar-benar teralih penuh pada Andreas. "Gue yakin lo laper,"

Andreas mengangguk antusias, "ayo!" dia bangkit dari duduknya dan berjalan bersama Geladis menuju dapur sambil berangkulan, meninggalkan Ocean sendiri.

Cowok berwajah seratus kali lebih tampan dari Andreas tersebut mencoba pasrah dan menerima segalanya. Geladis pantas melakukan hal tersebut mengingat dia sudah berkhianat dan melanggar janji mereka.

Ocean mengikuti langkah Geladis dan Andreas, disana mereka sudah duduk mengisi kursi kosong. Tidak ada tempat yang tersisa untuk Ocean karena memang meja makan yang mereka miliki hanya punya dua kursi, selama ini dia dan Geladis makan berdua tanpa orang ketiga.

Kehadiran Ocean seakan tak diinginkan disana.

"Aku...duduk dimana?" tanya Ocean ragu-ragu.

Geladis yang semula sibuk memindahkan steak untuk Andreas mendadak berhenti lalu menatapnya sekilas sebelum kembali lanjut. "Di tempat lain aja," balasnya singkat.

Ocean mengerutkan dahi, "Andreas duduk di kursiku Ayis."

"Terus? Memangnya siapa yang ngajak kamu makan?"

Ocean tersentak kaget. Seluruh kepercayaan diri yang dia bangun runtuh tak bersisa mendengar hal tersebut. Sudah jelas Geladis tidak menginginkan dia bergabung bersama mereka.

"Ayis..." panggil Ocean tercekat.

Geladis mulai memotong steak nya, "aku cuma nyuruh kamu masak bukan ikut makan 'kan?"

Andreas seakan tidak mendengar perdebatan kedua orang tersebut, ia malah sibuk memotong kemudian memakan steaknya dengan santai.

"Tapi aku pikir kamu mau ngajak aku makan," Ocean menunduk bak kesatria perang yang mengaku kalah sebelum berperang.

Geladis menggeleng, "aku nggak akan pernah sudi Ocean makan di meja yang sama kamu."

Ocean mengangguk beberapa kali, mengabaikan rasa lapar yang mulai berkuasa di dalam perutnya. "O-oke, kalian berdua semoga suka ya sama masakannya." Dia mulai berjalan mundur perlahan bersama rontaan tangis yang hendak keluar.

Ocean tidak tahu rasanya akan semenyakitkan ini.

Ocean tidak pernah menyangka Geladis akan bersama lelaki lain.

Ocean ingin pergi sejauh mungkin, meninggalkan semua pelik yang semakin lama terasa semakin menyiksa. Namun kembali lagi pada garis awal; Ocean membutuhkan Geladis jauh lebih banyak dari yang dia bayangkan. 

gimana?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

gimana?

aku sih ya agak nyes lihat ceyan digituin....
gatau kalau kalian.

gimana perasaannya? >>>

mau lebih sakit dari ini? >>>

kemarin minta ceyan disiksa 🤣

haduh haduh🤣🤣

spam ⚠️ kalau benci ayis!  >>>

spam ❤️ kalau cinta ceyan! >>>

SPAM 'HAPPY' BIAR HAPPY ENDING! >>>

SPAM 'SAD' BIAR SAD ENDING! >>>

Makasih udah tembus komen jadinya double kan🥵 itula dia keuntungannya.

SPAM NEXT BIAR LANJUT!🏁 >>>

4K komen.

AYO SCREENSHOT BAGIAN KESUKAAN KALIAN TERUS MASUKIN INSTASTORY JANGAN LUPA TAG AKUN INSTAGRAM @yohanacancer DAN @ceritayohana YA!

(KAMIS, 7 OKTOBER 2021)

Tertanda,
Yohana Franklyn-miller ✨
(Bukan Mendes lagi)



OCELADIS || NIKAH MUDA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang