O C E L A D I S | 31

28.9K 4.9K 3.9K
                                    

Happy Reading!
Jangan lupa untuk selalu memberikan vote dan komentar!🦋

WAJIB FOLLOW INSTAGRAM :
@yohanacancer
@ceritayohana

PROMOSIIN CERITA "OCELADIS" KE INSTAGRAM/TIKTOK/TWITTER KALIAN YA 🥺

Ocean menatap pilu Geladis yang tertawa bahagia bersama Shafira dan Anggita di kantin kampus atas, sedangkan temannya yang lain hanya mampu menatap dia iba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ocean menatap pilu Geladis yang tertawa bahagia bersama Shafira dan Anggita di kantin kampus atas, sedangkan temannya yang lain hanya mampu menatap dia iba.

Galang menghembuskan nafas panjang, "gue udah peringatin sejak awal dan seharusnya lo dengerin gue."

Brando tersenyum tak enak, "ini salah gue. Seandainya di awal gue nggak ngajak buat lihat cewek cantik pasti lo sama Geladis masih barengan."

Anggara menepuk pundak Ocean berusaha menyabarkan, tak ada kata-kata penghiburan yang bisa dia ucapkan karena sejak awal memang telah salah. Anggara bahkan tak berusaha untuk melarang Ocean, mereka benar-benar bukan teman yang baik.

Ocean meraih air es kelapa mudanya lalu meneguk hingga sisa setengah. "Nggak apa, gue tau ini pelajaran supaya lebih setia lagi."

"Jadi kalian bakal tetap cerai?" Galang menatap Geladis dari jauh, mereka dipisahkan oleh sekat pembatas antara kantin luar dan kantin dalam. Geladis bersama dua temannya berada di dalam sedangkan mereka di luar.

Ocean mengangguk pasrah, "iya. Dia lagi dekat sama temannya mungkin mereka bakal tunangan setelah kami resmi bercerai."

"Bajingan, apa bedanya sama lo?" Anggara tak dapat menahan mulutnya yang hendak berkomentar.

"Bedanya Geladis belum cipokan, kalau Ocean udah nyaris meraba-raba. Betul nggak?" ceplos Galang langsung.

Brando mengangguk membenarkan. "Gue nggak bisa salahin Geladis. Gimanapun dia udah jadi korban, apa yang dia lakukan sekarang bisa jadi pelampiasan amarah yang dia nggak tau harus tumpahin kemana."

Ocean menerawang, banyak sekali kata 'seandainya' yang bercokol didalam kepala namun tidak bisa dia ungkapkan karena terlalu malu. "Gue udah pasrah, Geladis berhak bahagia sama cowok yang lebih baik."

"Iyasih tapi dia 'kan masih istri lo. Berjuang dong!" seru Anggara menyemangati.

"Betul, apapun ceritanya lo harus perjuangin dia." Brando merangkul Ocean berusaha menyalurkan kehangatan.

Galang mendengus, "kalau dia aja udah ogah lihat muka temen lo gimana si goblok ini mau berjuang?" tunjuknya pada lelaki yang sebentar lagi berstatus sebagai duda tersebut.

Brando dan Anggara tampak berpikir. "Nggak apa, jadi duda juga keren." Akhirnya mereka pasrah karena tak ada lagi pilihan.

Ocean menepis tangan Brando kasar, "gak ada yang mau jadi duda!"

"Lo bakal jadi duda Ocean berhenti menyangkal," Galang mengangkat tangan ke udara memanggil penjaga kantin atas. "Nasi goreng satu ya Nyai!"

"Kalian dukung gue atau Geladis sih?" Tanya Ocean sebal, "kalian harusnya semangatin gue karena Geladis masih tinggal di apartemen."

"Nggak dukung siapapun," cetus Anggara tak berminat.

"Wah, wah, brengsek banget lo. Udah selingkuh nggak tau diri banget masih tinggal bareng," heran Galang menatapnya takjub, "Geladis nerima lo?"

Ocean tersenyum miris, "dia buang sarapan yang gue buat tadi pagi."

Hening beberapa saat. Mereka tau seberapa berharganya Geladis untuk Ocean, lelaki itu tidak pernah lupa untuk izin pada istrinya kemanapun pergi.

Pernah dulu Geladis sakit demam hingga menggigil pada waktu subuh, Ocean langsung pergi ke apotek tanpa pikir panjang. Nyaris satu jam dia mencari toko obat yang buka di dini hari hingga akhirnya pulang dengan obat Geladis.

Bukan hanya itu, Ocean juga selalu memastikan Geladis nyaman di kampus. Jika ada yang berani mengejek atau membuatnya menangis dapat dipastikan menderita.

Bukan Geladis yang tak mau melakukan kewajiban sebagai istri tapi Ocean yang takut meminta, dia tidak mau melihat istrinya kesakitan. Dia selalu berlebihan jika mengenai Geladis.

Namun diakhir dia sadar bahwa Geladis adalah satu-satunya jalan menuju kebahagiaan tapi ternyata gadis itu tak lagi mau menoleh.

Ocean terlalu menggilai hingga rasanya memuakkan dan memutuskan untuk berselingkuh.

"It's okay bro, lo masih punya kita yang selalu dukung lo." Pungkas Anggara tersenyum menenangkan.

"Ini pelajaran buat lo bertiga supaya nggak nikah muda. Kalian tau 'kan sebenarnya gue belum siap secara mental? Ya ini dampaknya, gue milih jalan kotor." Lirih Ocean merasa sesak.

Galang mengangguk setuju, "gue nikah umur enam puluh lima aja biar siap secara mental dan finansial."

"Namanya sugar daddy anjing," umpat Brando tiba-tiba.

"Bukan dipanggil 'Mas' lagi sama istrinya tapi 'Kakek'." Gelak Anggara merasa terhibur.

Ocean hanya tersenyum tipis menanggapi guyonan ketiganya. Benar, dia masih punya mereka yang akan selalu menghibur dikala duka menghampiri. 

jadi jangan menikah kalau belum siap secara mental ya gais:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

jadi jangan menikah kalau belum siap secara mental ya gais:)

banyak resikonya nikah muda, jadi dipikirin dulu yaa:)

oleng ke ceyan? >>>

masih tim ayis? >>>

ceyan-ayis garis keras? >>>

ceyan duda garis keras? >>>

SPAM 'HAPPY' UNTUK AKHIR BAHAGIA! >>>

SPAM 'SAD' UNTUK AKHIR MENYEDIHKAN! >>>

SPAM NEXT BIAR LANJUT! >>>

3,5 KOMEN BIAR NEXT.

HASIL VOTE MEMPENGARUHI ENDING.

AYO SCREENSHOT BAGIAN KESUKAAN KALIAN TERUS MASUKIN INSTASTORY JANGAN LUPA TAG AKUN INSTAGRAM @yohanacancer DAN @ceritayohana YA!

(SELASA, 5 OKTOBER 2021)

Tertanda,
Yohana Mendes ✨

OCELADIS || NIKAH MUDA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang