Ketika sampai di depan gerbang sekolah tadi pagi, Leya ragu untuk ke lapangan atau tidak. Bagaimanapun dia sudah telat dan akan dihukum.

Iya, Leya sampai ketika upacara sudah dimulai 10 menit sebelumnya. Leya pun berniat untuk bolos upacara dan menuju UKS. Namun di tengah jalan malah bertemu Bu Sarah dan begitulah akhirnya dia berdiri di depan.

" Oh.. Saya pak? Nama saya Ana, saudara nya Elsa. Bapak tau kan, Elsa yang cantik rambutnya warna pirang panjang banget, terus tinggal nya di menara. Nah itu tuh.. " jawab Leya tanpa bersalah.

Pak Aron mengernyit bingung mendengar jawaban Leya. Pertama, tadi Bu Sarah sempat bilang siapa nama anak ini. Namun, seingatnya tadi Bu Sarah tidak menyebut Ana. Kedua, dia tidak kenal dengan yang namanya Elsa berambut pirang panjang. ಠ_ಠ

" Elsa siapa? Saya nggak kenal. " jawab Pak Aron.

Sementara itu keenam pemuda lainnya sudah menahan tawa daritadi. Merasa lucu ketika Leya mengatakan dirinya Ana dan menceritakan omong kosong tentang Elsa, pemain film kartun Frozen. Leya mengatakan namanya Elsa tetapi ciri-cirinya mengarah pada Rapunzel.

" Lho bapak gak tau? Duh yaampun kasian mana udah tua. " ucap Leya tanpa beban mengatai gurunya sendiri.

Sedangkan Pak Aron merasa dirinya dipermainkan pun geram.

" Berani sekali kamu mengatai gurumu sendiri. Tidak sopan. Dan kalian berenam, berhenti menahan tawa! Sekarang kalian bapak hukum menyapu taman belakang. Jangan sampai ada yang melarikan diri. Kalian harus berani bertanggung jawab dengan kelakuan kalian sendiri. "

" Nanti ya pak..? " tanya Leya dengan santai.

" Se. Ka. Rang!! " ucap Pak Aron dengan tegas kemudian pergi meninggalkan mereka.

Disinilah mereka sekarang, taman belakang. Sibuk membersihkan sampah dan mencabuti rumput. Tadinya mereka berniat untuk kabur, namun Pak Aron mengancam akan menyuruh mereka membersihkan seluruh koridor sekolah jika berniat kabur.

Srak! Srak!

" Woy! Yang bener dong anjir kalo nyapu, kena muka cantik gue nih. " sembur Leya pada pelaku, Gavan.

Gavan menyapu dedaunan dengan tidak santai. Leya yang sedang jongkok dibawah mencabut rumput pun terkena sapuan dedaunan Gavan.

" Halah alay lo. " jawab Gavan dengan nada mengejek.

" Alay mata lo! Nih nih makan tuh alay! "

Leya pun melempari Gavan dengan rumput-rumput yang tadi dicabut nya.

" Anjir berenti gak lo! " Gavan berkata sambil berusaha menghalangi lemparan rumput Leya.

Tidak tanggung-tanggung Leya juga melempar rumput yang akarnya masih banyak tanah. Alhasil kena mata Gavan dan membuat dirinya menutup mata nya keperihan.

" Arrgh.. "

Leya yang mendengar ringisan Gavan pun mendongak. Gavan yang kini sedang sibuk mengusap dan mengucek matanya. Leya pun terkesiap langsung menghampiri Gavan.

" Eh eh aduh jangan dikucek lah Jamal, ntar infeksi. "

Leya menahan tangan Gavan dan menyingkirkan nya dari wajah Gavan. Dia menarik sisi kedua pipi wajah Gavan lebih dekat. Leya meniup-niup mata Gavan kanan kiri bergantian dengan lembut.

A to BarBarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang