O C E L A D I S | 44

Mulai dari awal
                                    

Jantung Geladis semakin berdetak cepat, bayangan-bayangan apa yang akan mereka berdua lakukan disana membuatnya khawatir. Geladis takut.

Melihat raut ketakutan Geladis membuat Ocean semakin gencar menggodanya seraya berpikir kapan terakhir kali ia bisa duduk sedekat itu dengan istrinya sendiri? "Kalau di apartemen takutnya teriakan kamu kedengeran, punya aku besar. Kalau di hotel aku udah mintain yang kedap suara, jadi enak tuh kamu teriak waktu dimasukin sa—"

Geladis menutup telinganya rapat-rapat. "ENGGAAAAK AKU GAK MAU DENGAR!"

Ocean tergelak kencang melihat ekspresi Geladis. "Yah kok gitu? Padahal nggak lebih besar dari lengan kamu kok," pungkasnya sembari berusaha membagi fokus antara jalanan dan sang istri.

"Ceyannnnn!" Geladis semakin berteriak minta topik mereka agar segera beralih. Salahnya sendiri menanyakan tujuan tadi.

"Manggilnya jangan gitu ya nanti, 'Mas Ceyan, Ayis udah mau—aduh, aduh, sakit sayang!" Ocean mengaduh kesakitan saat Geladis mencubiti lengan kekarnya dengan kencang. "Ngapain sih cubit? Padahal aku 'kan cuma ngasih materi supaya nanti kamu nggak kaku banget."

"Mulut kamu kotor banget!" seru Geladis sok galak, "tak sentil ginjalmu nangis."

Ocean menahan tawa, tangannya mengacak-acak rambut Geladis gemas. "Bercanda kok. Aku nggak bakalan maksa sebelum kamu siap mental."

Geladis tersedak salivanya sendiri. Masalahnya...kapan ia akan siap?

*

Geladis menatap bingung pada bangunan berwarna putih yang begitu megah dihadapannya. Dia beralih menatap Ocean yang mengulurkan tangan, menawarkan diri untuk membawa Geladis bersamanya.

Cewek dengan baju terusan biru tua itu meraih tangan Ocean ragu-ragu. Skinship antara mereka semakin banyak dan itu merupakan sebuah kemajuan pesat untuk membangun rumah tangga yang lebih baik.

Meskipun niat itu tidak terucap dari bibir, namun Geladis bisa menyadarinya melalui perhatian-perhatian yang suaminya berikan.

"Kita ngapain kesini?" bisik Geladis ragu saat beberapa orang yang lewat memperhatikan mereka lekat.

Ocean mengeratkan genggaman tangan mereka, "lihat adik kecil yang nemenin aku waktu kalian semua buang aku." Dia melangkahkan kaki menuju koridor ruangan Kesya.

Geladis memalingkan wajah pertanda tak ingin membahas kejadian itu. "Dia sakit?"

Ocean mengangguk, "iya."

Geladis tetap mengikuti langkah panjang suaminya, mereka tiba disebuah pintu ruangan yang berbeda dari yang lain. Pintu itu berwarna pink, khas anak-anak sekali. Tentu saja Ocean tau kamar Kesya karena sebelum menemui Geladis dia menyempatkan diri untuk mengantar gadis kecil tersebut ke ruangannya.

Ocean mengetuk pintu beberapa kali.

"Masuk," suara perawat dari dalam membuat Geladis ketar-ketir. Pasalnya dia bukan tipe orang yang mudah bergaul dengan anak-anak, kalau remaja dia masih bisa mencoba untuk menyesuaikan.

Ocean yang menyadari ketakutan Geladis, menunduk menatap istrinya lekat. "Kenapa Yis?" tanyanya kebingungan.

"Takut..." lirih Geladis nyari tidak terdengar.

Ocean tergelak, bersamaan dengan terbukanya pintu kamar rawat Kesya. Mereka berdua menoleh perlahan ke arah depan, disana terdapat seorang anak kecil cantik dengan kulit putih pucatnya.

Geladis meremas genggaman Ocean, lelaki itu mulai melangkahkan kaki masuk sehingga mau tak mau Geladis harus mengikut.

"Hai Kesya!" sapa Ocean girang.

Anak kecil yang dipanggil Kesya tersebut diam sejenak sebelum senyum lebar terukir indah pada permukaan bibirnya yang manis. "Kak Ocean?!" ia memekik bahagia, "Tante ini Kakak baik yang aku maksud." Kesya berusaha menggapai lengan Perawat perempuan yang semula memberinya makan siang, "kenalan Tante sama Kak Ocean."

Si Perawat menjabat tangan Ocean lantas tersenyum sopan. "Saya orang yang ngurus Kesya secara khusus ditugaskan sama Dokter Linda. Panggil saja Teteh Kinan,"

Ocean mengangguk canggung, "iya Teh saya Ocean, ini istri saya—" Ia merangkul bahu perempuan itu mesra, "namanya Geladis."

Geladis tersenyum tipis, "salam kenal Teh."

"WOAH, Kak Ocean bawa istri? Dari suaranya aja kedengeran cantik. Kesya mau banget lihat mukanya tapi gelap semua, hehe." Seru Kesya cengengesan. '

Geladis mengernyit bingung, apa wajahnya berubah menjadi hitam hingga Kesya tak bisa melihat? "E-eh maaf ya ka—"

"Kesya buta kak," anak manis itu memotong tidak sopan. "Padahal Kesya yakin muka istri Kak Ocean pasti cantik banget,"

Geladis menahan nafas sepersekian detik, Ocean pun turut menyadarinya. "Aduh aku nggak tau, maaf banget." Ujarnya tak enakan.

"Iya nggak apa Kak, lagipula emang beneran 'kan Kesya buta? Ngapain minta maaf?"

"Kamu bakal lihat dunia Kes tunggu pendonornya ada ya," Teteh Kinan menyela.

Geladis menggeleng pelan disertai dengan helaan nafas lega.

"Duduk dulu kalian," Teteh Kinan menyeret dua kursi besi ke hadapan anak muda itu. "Kalian mau minum apa? Saya sekalian mau ke kantin bentar," perawat itu meletakkan mangkuk bubur milik Kesya diatas meja.

"Air mineral satu, susu kacang hijo satu." Pinta Ocean pelan, "makasih ya Teh sebelumnya."

Teteh Kinan mengangguk pelan, lalu berpamintan dari sana membiarkan mereka berbincang-bincang.

Geladis menatap Kesya lekat, perempuan kecil itu terus saja tersenyum manis meskipun tidak bisa melihat apa-apa. "Kamu Bahagia banget ya?" tanya Geladis spontan yang membuat Ocean memalingkan wajah pun dengan senyum Kesya yang semakin mengembang.

"Harus dong, nggak boleh kayak Kak Ocean nangis kayak kemarin. Senyum emang nggak bakal buat kita baik-baik aja tapi dengan senyum kita bisa nunjukin sama orang kalau kita masih punya harapan yaitu dari sang pencipta." 

hallaw!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hallaw!

SPAM EMOT YANG MENGGAMBARKAN CHAPTER INI >>>

MAU TAU NASIBNYA ANGEL? >>>

KAWAL SAMPAI ENDING GA? >>>

SPAM EMOT 😱 UNTUK HAPPY ENDING! >>>

SPAM EMOT 🙂 UNTUK SAD ENDING! >>>

SPAM NEXT BIAR LANJUT >>>

3,1k komen aja.

AYO SCREENSHOT BAGIAN KESUKAAN TERUS MASUKIN INSTASTORY JANGAN LUPA TAG AKUN INSTAGRAM @yohanacancer DAN @ceritayohana YA!

(RABU, 17 NOVEMBER 2021)

Tertanda,
Yohana Franklyn-miller ✨
(Bukan Mendes lagi)

OCELADIS || NIKAH MUDA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang