26. EDELWEISS

35 11 10
                                    

Perkataan yang dilontarkan Kirei terdengar pula ditelinga tajam seorang Nathan, ia hanya takut akan terjadi sesuatu dengan anak itu. Dirinya sangat tahu jika Papa-nya Kirei sangat menjaga putri kesayangannya itu.

Disisi lain, dengan riangnya anak itu tertawa renyah entah apa yang dirinya tertawakan. Dia bahagia saat ini, moment seperti inilah yang ia dambakan selama ini. Duduk di atas motor yang melaju sangat kencang dengan tertawa lepas seperti sekarang ini.

"Nathan, nanti sore kita ke tepi danau seperti biasa, ya!" ucapnya seraya menumpukan dagunya dibahu kanan Alvino dengan mata yang meyipit sebab angin menerpa wajahnya.

"Gue bukan Nathan, Ki." Alvino hanya tersenyum miris mendengar kata-kata yang keluar dari bibir mungil gadis di belakangnya itu.

"Vin, maafin aku, kamu tahu 'kan aku rindu banget sama Nathan. Tapi, aku nggak bisa terus-terusan egois, Nathan udah sama orang bisa bikin dia nyaman. Dan orang itu bukan aku," ucap Kirei terdengar bergetar. Alvino mencuri lirikan ke arah Kirei melalui kaca spion kirinya, terlihat jika Kirei menahan air matanya agar tidak menitis.

"Lo nggak egois, Ki. Menurut gue wajar aja jika seorang teman rindu sama temannya. Iya,'kan?" Alvino mengembangkan senyumnya, meski hatinya terasa perih.

Kirei mengangguk lalu menjauhkan kepalanya dari bahu Alvino.

***

Setelah beberapa hari Nathan menjauhi Kirei, bahkan setelah kejadian di parkiran kemarin Nathan bahkan tidak menegurnya sama sekali.

Hingga siang itu, di saat jam istirahat kedua Nathan menghampiri Kirei lalu mengajaknya ke kantin bersama. Terlihat dari raut wajah Nathan yang memancarkan aura positif. Adegan itu tidak terlepas dari mata Neysha.

"Ki, selamat memperingati ke sepuluh tahun persahabatan kita. Sorry kalau selama ini gue jarang main lagi sama lo."

Menanggapi hal itu, Kirei tersenyum senang lantas memeluk Nathan dengan erat. Seakan tidak mempermasalahkan jika ada yang melihat mereka berdua. Kirei sangat senang, dalam hati dia berucap syukur karna Nathannya yang dulu sudah kembali, bahkan Nathan juga mengucapkan hari persahabatan mereka, padahal selama ini Kirei lah yanh sering mengucapkan kata tersebut setiap tahun.

"Dan satu hal lagi yang harus gue bilang sama lo, gue udah jadian sama Neysha."

Suara-suara bising dari kantin serta terik matahari yang kian memanas tidak membuat senyum Kirei luntur, tapi ketika mendengar ucapan Nathan barusan ia tidak bisa berkata apa-apa. Harapannya terlalu tinggi mengenai Nathan.

"Yeay! Akhirnya Atan nggak jomblo lagi, Nathan tahu nggak? Pas aku ngelihat kalian jalan berdua tuh, aaaaa serasi banget!" Kirei merentangkan tangannya ke atas, tanda jika ia kegirangan. "Apa aku terlalu tsundere¹ untuk kamu yang kurang peka?" batinnya.

"Sekarang, lo habisin ya makanannya, gue lihat lo jarang banget ke kantin." Nathan menyodorkan semangkuk bakso ke arah Kirei, diterima baik oleh gadis itu.

Baru saja hendak menyuapkan makanan ke mulutnya, gerakan Kirei tiba-tiba terhenti ketika Nathan berbicara ke padanya.

"Gue mau ke kelas Neysha dulu, ya? Nanti gue balik lagi sekalian sama Neysha ke sini, nggak lama kok, bentar." Kirei mengangguk sedang Nathan mengusap kepala Kirei sebelum berlalu pergi dari sana.

Bel berbunyi dengan nyaring. Namun, Kirei masih belum ingin beranjak dari tempat duduknya, sudah sepuluh menit lebih Kirei menunggu Nathan, tapi orang yang dia tunggu tidak kunjung datang.

Lagi, Kirei membohongi dirinya, ia tahu dirinya hanyalah teman biasa sedangkan Neysha bergelar sebagai pacar. Seseorang yang mampu meluluhkan hati dingin seperti hati Nathan.

EDELWEISS [On Going]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt