12. EDELWEISS

58 25 17
                                    

Tidak ada yang spesial hari ini sama seperti hari-hari biasanya. Gadis itu kini tengah menunggu Nathan didepan kelasnya ia duduk dikursi panjang yang memang tersedia disana.

Sangat lama namun itu tidak membuatnya goyah untuk menunggu Nathan tiba menjemputnya. Karna semua janji Nathan kepadanya selalu ditepati dengan baik walaupun sering tidak tepat waktu.

Gadis itu mengeluarkan ponselnya, ia mencoba mengetik dilayar ponselnya terdapat nama Nathan disana. Namun setelah berpikir-pikir lagi niat itu dirinya urungkan ketika melihat notifikasi dari gurunya.

Pak Rudi 😎

Hai..

Lagi apa nak?

Sudah pulang kerumah kan?

Kirei tertawa membaca pesan dari gurunya itu, tidak biasanya Pak Rudi seperti itu. Dengan cepat jari gadis itu membalas pesan dari gurunya. Pak Rudi memang tidak mengejar dikelasnya, namun Kirei cukup dengan Pak Rudi dan segala tingkah konyolnya.

Anda

Sedang melihat masa depan saya pak.

Pak Rudi 😎

Wah,,, berarti saya dong, kan kamu lagi natap ponsel kamu dan balas chat saya 😍😍

Anda

Bapak mau saya laporin bapak saya nggak pak? Dasar om-om pedo!

Pak Rudi 😎

Siapa yang kamu bilang pedo itu? Kamu kan sudah 16 tahun, berarti nggak loli lagi dong.

Anda

Wadohh lari ada om-om pedo!!

Anda telah memblokir kontak ini. ketuk untuk membuka blokir.

Lagi-lagi gadis itu tidak dapat menahan tawanya, dirinya sangat senang jika mengerjai guru nya itu sampai-sampai dirinya tidak tahu jika Nathan sudah ada disamping dirinya.

"Eh Than? Sejak kapan udah disini?" tanya Kirei.

"Sejak lo sibuk sama hape lo," jawab Nathan, Kirei hanya terkekeh pelan kemudian bangkit dari duduknya menarik pergelangan tangan Nathan, menariknya menuju tempat parkiran motor.

Kondisi sekolah memang belum terlalu sepi, ada beberapa anak basket yang tengah latihan dilapangan ditambah lagi masih ada banyak siswa-siswi yang masih nongki di kantin.

Langit yang tadinya cerah sekarang berubah menjadi awan abu-abu, mendung telah tiba sebentar lagi akan turun hujan namun jalanan masih tetap ramai seakan-akan mereka para pengguna jalanan tidak menghiraukan hujan deras akan datang.

"Atan, Nepi dulu yuk! Bentar hujan soalnya," ucap gadis itu sedikit berteriak karna jalan yang ramai ditambah lagi mereka sama-sama memakai helm.

"Iya."

Disebuah pos penjaga malam mereka menepi disana dan benar saja hujan mulai turun membasahi jalanan.

Kirei mundur sedikit ketika rintikan hujan menerpa wajahnya ketika dibawa angin.

"Dingin?" tanya Nathan duduk disamping gadis itu.

Motor Nathan dibiarkan basah terkena hujan begitu saja, Kirei tak mendengar ucapan Nathan. Gadis itu memeluk tubuhnya sendiri.

Satu tarikan membawa gadis itu kedalam dekapan hangat Nathan, pemuda itu menumpukan dagunya dikepala gadis itu.

"Di-ngin," ujar Kirei terbata-bata semakin memeluk erat tubuh sahabatnya.

EDELWEISS [On Going]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu