14. EDELWEISS

74 26 27
                                    

Hari mulai larut, Nathan baru saja tiba dirumahnya pukul sepuluh malam, sebenarnya ia sudah pulang dari sore tadi tapi dirinya mampir sebentar kerumah Kirei, bukan sebentar tapi lama.

Kebiasaan Nathan jika bersama Kirei memang seperti itu, sering lupa waktu, tapi mengasik 'kan memang.

Nathan terpaku menatap seorang wanita tengah duduk dengan tenang di sofa ruang tamunya sambil membaca buku ditemani dengan secangkir teh panas.

"Mama?" Nathan mengabaikan senyuman Mamanya ia memilih pergi menuju kamarnya, langkah kakinya terhenti ketika sebuah tangan putih mulus menahan lengan nya.

"Apa lagi Ma?" tanya Nathan malas.

"Kamu marah sama Mama?" tanya Lusina memastikan.

"Nggak! Lepas Ma, aku mau istirahat," jawab Nathan ketus.

"Than, ada yang Mama mau bicarain sama kamu," ucap Lusina menarik lengan Nathan menuju ruang keluarga.

Keduanya duduk saling berhadapan, Nathan masih menatap sang Mama dengan sorot mata tajamnya. "Ini tentang Papa kamu." Lusina tampak memejamkan matanya sebelum melanjutkan ucapannya.

"Apa Ma?" tanya Nathan memecahkan keheningan.

"Mama ... Mama nggak bisa cerita sama kamu sekarang nak, Mama takut kamu benci sama Mama," lirih Lusina menangis sesegukan.

"Mama jangan nangis nggak usah cerita sekarang kalo Mama belum bisa." Tangan Nathan terulur membawa tubuh Mamanya kedalam dekapannya.

"Maafin Mama Than, maafin Mama."

"Udah Ma."

Lama mereka saling berpelukan hingga akhirnya Lusina memilih tidur dikamarnya begitu juga Nathan yang memilih membersihkan tubuh sebelum lanjut belajar.

Matanya memang mengantuk tapi ia sangat enggan untuk membereskan buku-buku yang berserakan diatas meja belajarnya.

"Ck! Jangan ngantuk anjing, tugas gue belum kelar," gumam Nathan kesal.

Tiga cangkir kopi panas sudah ia habiskan namun matanya lagi-lagi mengantuk, merasa kesal dan tidak fokus mengerjakan tugas Nathan memilih memainkan ponselnya. Perlu diketahui Nathan sangat senang mengerjakan tugas yang belum dijelaskan sama sekali oleh guru yang mengajar.

Ting!

Satu notifikasi tertera dilayar ponsel pemuda itu, dengan cepat dirinya membalas pesan singkat itu.

Kikinya Nathan ❣

Bobo Atan udah malem!!

Anda

Iy bwl

Tanpa diminta senyuman itu tercetak diwajah tegas dan dinginnya, menurutnya hanya Kirei yang mampu mengembangkan senyumnya.

Kikinya Nathan ❣

Besok jemput Kiki yaaa? Soalnya kak Girald lagi sibuk.

Anda

Y

Tak lama kemudian pesan itu kembali terbalaskan.

Kikinya Nathan ❣

Nathan nanti kuburannya mau sedalem berapa meter terus kain kafannya mau yang warna affah? ☺☺

Anda

Wrn cnta dn ksh syg ad g Ki?

Nathan terkekeh pelan membaca chat dari sahabatnya, ia pun mematikan ponselnya lalu merebahkan tubuhnya diatas kasur empuknya.

EDELWEISS [On Going]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt