15. EDELWEISS

79 25 22
                                    

"Woi, itu fanny arrivalnya ngepush goblok!" teriak Dion frustrasi.

"Bentar anjing gue recall dulu," sahut Alvino.

DEFEAT

"Telat goblok, udah ancur turetnya," ucap Dion memutar bola mata malas.

"Lah? Jangan nyalahin gue lah!" bantah Alvino.

"Elu ju──." Dion belum sempat memaki-maki Alvino sudah dipotong duluan oleh Kirei.

Kirei datang menghampiri Dion dan Alvino yang berada disudut kelas mereka, sedari tadi kedua anak manusia itu hanya bisa ribut saja. Kelakuan cowok kalo lagi main game selalu saja seperti itu.

"Nggak bisa diem banget sih, malu-maluin aja didepan anak baru." Kirei menjewer telinga keduanya hingga mengaduh kesakitan.

"Ampun. Ki, sakit anjirr," adu Dion begitu juga dengan Alvino.

Kirei yang merasa tidak tega langsung melepaskan tangannya dari telinga kedua pemuda itu tidak lupa juga dirinya memasang wajah garang dihadapan keduanya.

"Anu Ney, jangan dilihat dan di tiru ya kelakuan setan mah emang gitu," ucap Kirei lalu duduk kembali dikursi sebelah Neysha.

"Eh nggak papa kok," kata Neysha tersenyum kearah Kirei.

Sebentar lagi bel pulang sekolah akan berbunyi, terik matahari yang sangat menyengat sampai-sampai masuk lewat sela-sela jendela kelas itu.

Tak banyak juga para siswa dan siswi mengaduh kepanasan, kipas angin yang tersedia dikelas itu tidak lah cukup untuk mengatasi masalah ini.

Ting tong ... waktunya pulang dan sampai bertemu lagi dibesok pagi.

"BANGUNN!!! UDAH BEL PULANG, MOLOR MULU NIH KELAS BISANYA," teriak sang ketua kelas.

"Nggak usah teriak-teriak juga kali bos, kita-kita juga punya kuping kok," ucap Dion seraya mengucek matanya.

Tanpa mempedulikan teman-temannya yang pada adu mulut, Kirei memilih untuk pulang duluan tanpa berpamitan kepada teman-temannya sebab ia sudah melihat Nathan yang menunggunya didepan kelas.

"Nathan udah lama nunggu Kirei?" tanya gadis itu tanpa sadar ada seseorang yang memperhatikan keduanya.

"Baru aja," jawab Nathan seadanya.

Nathan merasakan jika ada seseorang yang memeperhatikan dirinya, ia pun menoleh matanya bertemu dengan mata seorang gadis yang seumuran dengan sahabatnya.

Dengan cepat Nathan membuang muka, lalu menggenggam tangan Kirei erat mengajaknya menuju parkiran motor.

Bayangan kejadian tadi tercetak jelas dipikirannya, entah kenapa dirinya merasakan hal yang aneh didalam tubuhnya. Gejolak rasa takjub memenuhi relung hatinya.

Diperjalanan pulang Nathan hanya bisa senyum-senyum sendiri ketika mengingat kejadian singkat tadi, tanpa sadar dirinya mengabaikan curhatan dan ocehan dari sahabatnya dan itu membuat Kirei kesal.

"Nathan dengerin aku gak sih?" tanya Kirei kesal.

"Iya, maaf." Nathan kembali fokus pada jalanan yang cukup ramai, pinggangnya terasa pegal hari ini, tugas osis membuatnya lelah.

"Besok pulang sendiri aja ya, Ki. Soalnya gue besok mau rapat osis." Nathan membantu Kirei membuka kan helmnya, kini mereka sudah sampai dirumah gadis itu.

"Padahal Kiki mau ngajak Nathan main, udah lama nggak jalan-jalan," ucap Kirei sedih.

"Hari ini aja gimana?" tawar Nathan.

EDELWEISS [On Going]Onde histórias criam vida. Descubra agora