Nasib Buruk

74.8K 1.6K 25
                                    

Seorang wanita cantik dengan kulit putih bersih, menatap pantulan dirinya dari sebuah cermin yang tergantung di dinding kamarnya. Kamar kos yang berukuran 3x3 m itu sudah menjadi tempat tinggalnya selama satu bulan ini.

Dia mendesah pelan ketika melihat ada cairan keluar dari dadanya, membuat basah bagian depan dasternya. Dengan cepat dia mengambil pompa ASI yang disimpan di atas meja dan membuka kancing depan dasternya.

Dipompa secara bergantian payudarannya yang mulai keras itu dengan pompa ASI, setelah botolnya penuh dengan cairan berwarna putih, dia memindahkannya ke sebuah tempat khusus untuk menampung ASInya dari plastik.

Disimpannya dua plastik yang sudah bertuliskan tanggal dan jam di dalam kulkas kecil yang ada di kamarnya.

Setelah itu dia keluar kamar untuk mencuci pompa ASI dan bersiap mandi untuk bekerja. Sebuah kehidupan baru yang harus dilaluinya diusia 25 tahun.

"Sudah mau berangkat Non ?" tanya seorang wanita sexy yang tinggal di samping kamarnya

"Iya mbak, duluan ya mbak." Pamitnya

Nony Agustin, wanita dengan status janda beranak satu itu bekerja di sebuah kecamatan di kota S, sebagai karyawan honorer.

Dia terpaksa bekerja setelah resmi menyandang status janda dan meninggalkan anak semata wayangnya di kampung bersama orangtuanya, demi mencari uang untuk membayar hutang pengobatan almarhum suaminya.

Tak pernah terpikirkan oleh Nony sebelumnya dia baru akan bekerja diusia 25 tahun, setelah mendapat gelar sarjananya 3 tahun lalu. Nony langsung dilamar oleh kekasih yang juga sahabat kecilnya sampi akhirnya mereka menikah.

Karena merasa cukup, Nony memutuskan menjadi ibu rumah tangga. 1 tahun setelah pernikahannya, dia dikaruniai seorang bayi cantik. Sungguh sebuah hidup bahagia yang sangat diimpikan Nony akhirnya terkabul.

Namun mimpi indah itu berubah menjadi mimpi buruk setelah anaknya berumur satu tahun, suami yang sangat dicintainya mengidap penyakit gagal ginjal dan diabetes sehingga mengharuskannya berhenti bekerja. Uang tabungan dan pesangon perusahaan suaminya habis, sebagian pengobatan tidak ditanggung oleh jaminan kesehatan.

Dengan nekat Nony meminjam uang dari orang terkaya di kampungnya, tanpa memikirkan dampak buruk yang akan datang setelahnya. Yang ada dipikirannya saat itu hanya kesembuhan Ardiansyah suaminya.

Nasib baik tak berpihak pada Nony, wanita cantik dengan rambut ikal berwarna coklat sepunggung itu harus kehilangan suaminya. Setelah hampir satu tahun berjuang, akhirnya suaminya menyerah pada sakitnya dan meninggalkan Nony dan juga bayi cantik yang berusia 22 bulan.

Setelah acara tujuh hari kepergiannya suaminya, nasib buruk kembali mendatangi Nony. Hutang yang dipinjamnya dari pak Mardi harus dikembalikan beserta bunganya. Orangtua Nony hampir pingsan mengetahui hutang sebanyak itu .

Jika tidak bisa melunasi, setelah masa iddah Nony harus rela menikah dengan anak pak Mardi, yang terkenal sebagai preman di kampung itu, bahkan sudah berkali-kali terkena kasus pelecehan dan kekerasan.

Dengan panik pak Tamrin, ayah Nony menghubungi kenalannya di Kota S. Ada sebuah pekerjaan di sebuah kecamatan yang bisa diisi oleh Nony. Tanpa pikir panjang pak Tamrin langsung menyetujui, demi menyelamatkan putri tunggalnya itu dari pernikahan paksa.

My NonyWhere stories live. Discover now