" Gue juga pernah liat dia sering banget ngantuk kalo lagi pelajaran. " ucap Ryujin.

" Lah? Dia kismin? Anak beasiswa gitu? " bingung Leya.

" Ya dia dapet beasiswa di sekolah, intinya dia emang termasuk anak kurang mampu, gue suka kasian tiap lo bully dia. " sahut Somi.

" Ya kalo kasian napa gak lo tolongin? " tanya Leya sambil menaikkan alisnya sebelah.

" Ya mana berani njir, terlepas dari sifat pembully dan berkuasa lo itu, posisi lo yang tinggi sebagai cucu pemilik sekolah bikin anak-anak lain pada gak berani ikut campur. Ya mungkin ada yang berani kayak geng an abang-abang lo. Tapi selain itu, mana ada yang mau cari masalah sama lo. " ucap Chaewon.

" Disegani banget ya gue. " ucap Leya tersenyum miris.

" Tapi kalian udah nggak sungkan-sungkan sama gue kan sekarang? " lanjut Leya.

" Heeuumm... Gimana yaa.. Setelah perubahan lo akhir-akhir ini yang mana menyebarkan aura positif, jadi gue sih santai-santai aja sama lo. " ucap Somi.

" Yang lalu biarin jadi kenangan buat lo jadiin pelajaran. Sekarang lo udah punya lembaran baru buat hidup lo kedepannya. " ucap Ryujin.

" Lo boleh noleh ke belakang. Tapi jangan biarin jiwa lo stuck disana. Melangkah kedepan bukan berarti lo kehilangan memori lama yang pernah lo lalu in. Lo bakal tau kalo di masa depan banyak hal mengejutkan yang gak pernah lo sangka. Lo-enggak, kita..bisa berjuang bareng ngadepin dunia di masa mendatang. " ucap Chaewon diakhiri dengan senyuman.

Leya tersenyum mendengar ucapan teman-teman nya itu. Benar, setidaknya dia sudah punya kehidupan baru yang berarti lembaran hidup yang baru juga. Dia tidak sendiri, dia memiliki seorang teman dan mungkin kita bisa menyebutnya sahabat sekarang.

" Makasih.. Udah terima gue. " Leya mengucapkan itu sambil menatap haru ketiga temannya.

" Udah sih kenapa jadi mellow gini ah gak suka gue. Pokoknya kita harus saling terbuka dan saling percaya satu sama lain. " ucap Somi.

" Gak nyangka gue Somi bisa bijak. " ucap Ryujin kemudian diikuti tawanya juga Chaewon dan Leya yang ikut tertawa.

" Serah lah. " pasrah Somi sama kelakuan teman-teman nya.

*

*

Hari ini merupakan hari yang rumit bagi kelas X Mipa 1. Saat ini kelas mereka sedang berlangsung ulangan matematika yang sangat memusingkan bagi mereka yang memiliki kepintaran yang pas-pasan.

Harusnya untuk anak Mipa bukanlah apa-apa menghadapi pelajaran yang terkenal keramat itu, karena murid Mipa terkenal pintar-pintar.

Tapi di sekolah ini tidak membedakan murid-muridnya. Dimana biasanya yang pintar di tempatkan di kelas satu, atau bahkan yang tidak memiliki kedudukan tinggi harus di tempatkan di kelas bawah.

Maka sekolah ini tidak. Mereka semua dibagi rata tanpa membedakan kepintaran dan kasta yang mereka punya. Itu sebabnya dalam satu kelas berisi murid-murid dengan berbagai kalangan. Dari yang pintar, kaya, ataupun yang kurang mampu juga kurang unggul dalam pelajaran bisa menjadi satu.

" Ssstt.. Woy Ale nyontek dong. " bisik Somi dengan Ryujin yang berusaha memanggil Leya meminta contekan.

Tidak hanya Leya, tapi Chaewon juga menjadi korban dari Somi dan Ryujin. Chaewon yang dipanggil masih fokus mengerjakan ulangannya, juga sesekali melirik ke depan meja guru ketika mencoba memberikan contekan ke mereka berdua.

Berbeda lagi dengan Leya yang sudah selesai mengerjakan dan sekarang dia tengah menikmati dunia halunya, mimpi. Iya dia sedang tidur.

Somi yang tak sabaran pun malah melempar Leya dengan bolpoin miliknya. Dan tepat mengenai wajah Leya.

" HEH APAAN SIH AN- "

" LEYA!! Ngapain kamu teriak-teriak! "

Teriakan Leya yang menggelegar itu terpotong dengan ucapan gurunya.

" Eh eh.. Enggak pak saya gak sengaja pak itu tadi- "

" Sudah jangan banyak alasan, sekarang kumpulkan lembar jawaban kamu dan keluar dari kelas. "

Leya yang mendengar itu pun beranjak dari bangkunya sambil melirik Somi dengan sinis. Sedangkan Somi dan Ryujin terkikik geli melihat nasib temannya itu. Ketika Leya sudah berada di dekat pintu, dia berteriak lagi.

" PAK.. ITU SOMI RYUJIN CHAEWON LAGI BISIK-BISIK DIBELAKANG. ATI-ATI PAK MEREKA PASTI LAGI CONTEKAN. "

Ketiga orang yang namanya disebut pun menatap ke depan dimana sang pemilik suara sudah hilang dibalik pintu.



' Anjim terkutuklah teman gak ada adab achszsgdjndkk. ' -Somi

' Monyet banget punya temen. Giliran kayak gini aja nyebut nama kagak typo. ' -Ryujin

' Anjir! Kok gue kena? ' -Chaewon










*

*

*

*

*
_Bersambung_

Halo lagi semuaaa😊😊.. Aku udah update lagi niihh😁
Pada suka nggak sama ceritanyaa?
Makasih udah baca cerita akuu🌸
Kemarin ada yang minta double up. Boleh sih.. Tapi aku usaha in yaa🙏🏻😅. Tergantung imajinasinya kalo lagi main.
Jangan lupa vote dan komennya😄
Saranghae❤💜💚

A to BarBarWhere stories live. Discover now