Di jalan dia juga menikmati dinginnya angin malam, apalagi dia tidak memakai helm. Dia terus mengendarai motornya pelan sambil bersenandung kecil. Menyipitkan mata ketika dirinya melihat dua orang pemuda yang sedang berantem dengan tiga orang lainnya. Leya yang melihat itu merasa jengah.

" Ealah gustiii.. Aku iki salah opo! Gak tadi gak sekarang ada aja orang berantem. Mana pakek ngalangin jalan. "

Maunya dia lewat aja tapi mereka berantemnya menuhin jalan padahal cuma lima orang doang.

" Woy! Minggir dong kalo mau berantem. Ngalangin jalan aja, lo kira ni jalan selebar pala botak lo hah! "

Lima orang disana langsung saja menolehkan kepala. Leya juga mengarahkan matanya ke arah lima lelaki itu. Ternyata tiga orang itu preman yang lagi malak dua lelaki yang tampaknya sih seumuran dengan abang kembarnya. Mana tuh dua orang kayaknya gak sanggup ngadepin tuh para preman.

" Aduh neng cantik mending pergi lah gausah ganggu kita. Atau mau main aja sama kita. " ucap salah preman sambil tertawa meremehkan, kedua temannya juga ikut tertawa mendengar ucapan salah satu temannya itu.

" Ya elo nya ngalangin jalan njir, mau pergi gimana gue. Trus apa tadi? Mau ngajak main? Muka pas-pas an sok ngajak main. Sorry gak level sama orang buriq. " jawab Leya dengan lancar.

" Berani banget nih cewek bales omongan si bos, mana pakek ngatain lagi. " bisik salah satu preman ke temannya.

Si preman yang tak terima menatap Leya dengan tajam. Leya yang melihat si preman menatapnya tajam dan melangkah maju ingin mendekatinya pun merasa terancam. Tanpa basa-basi dia melepas salah satu sepatunya dan melempar kuat ke arah si preman.

'Bukk'

Si preman yang kena lempar tepat di wajah pun mulai oleng ke belakang dan jatuh ke selokan kecil disana. Dua teman si preman pun berusaha membantunya keluar dari selokan. Leya yang melihat itu buru-buru mengajak dua pemuda yang tadi dihadang ikut kabur dengannya.

Setelah memastikan kalau keadaannya sudah aman. Leya pun menghentikan motornya dan menatap ke belakang.

" Turun lo dua. " titah Leya pada dua pemuda yang berada di jok belakangnya.

" Lah? Kok berenti disini? Kan - "

" Bacot! Buruan turun! udah numpang juga'an kalian. Nyusahin aja lo dua, terganggu nih jalan-jalan malam gue. Mana pakek urusan sama preman pulak. Apes bener gue. " gerutu Leya kesal karena harus bonceng tiga gara-gara preman sama nih dua cowok. Jadi pikir Leya ini salah mereka.

Dua pemuda yang sudah turun itu mengernyit bingung mendengar ucapan Leya. Mereka kan ngak tau apa-apa malah kena semprot.

Yang ngajakin naik motor nya kan nih cewek sendiri, jadi dimana ada mereka minta numpang nya?? Emang udah hakikatnya cewek selalu benar jadi ya mereka bisa apa. Ngalah aja daripada kena semprot lagi.

Leya yang merasa beban motornya berkurang pun langsung menjalankan motornya pergi dari sana meninggalkan kedua cowok yang menatap tak percaya kepergiannya.

Ya gimana ya, dimana-mana tuh adanya cowok yang ninggalin cewek dipinggir jalan, lah ini kok malah kebalik? turunlah harga diri para cowok.

" Kek pernah liat wajah tuh cewek gak sih? " ucap salah satu cowok itu.

" Lupa lo? Itu si Leya adek kelas kita anak mipa, adeknya si kembar juga. " jawab cowok satunya lagi.

" Hah? Yang bener lo Ji. Kok beda sih dari rumor yang gue denger. "

" Bodoamat njir. Mending kita mikir dulu. Ini kita pulangnya gimana anjirr!? " ucap cowok yang tadi dipanggil ' Ji ' oleh temannya.

**

Sementara Leya kini sudah sampai di rumah walaupun agak malam.

" Alah bener-bener apes gue hari ini. Habis kabur dari preman pakek acara nyasar segala. Masih untung gue nemuin jalannya. Cobak kalo enggak. Kampret emang. " kesal Leya yang terus saja berceloteh meratapi nasibnya sambil berjalan keluar garasi.

Bertepatan dengan itu, mobil Arion memasuki garasi. Dan keluarlah Arion, Alvin, dan Alvan. Melihat Leya disana dengan muka kesal mereka pun bertanya-tanya ada apa dengan Leya. Mana si Leya cuma pakek sepatu sebelah doang. Alvin pun berniat untuk bertanya apa yang terjadi. Namun belum sempat bertanya sudah lebih dulu di potong Leya.

" Apa lo? Gausah tanya-tanya. " ucap Leya sewot. Dia pun berjalan masuk ke rumah tanpa memperdulikan tatapan bingung dan penasaran para abangnya.
























*

*

*

*

*

_Bersambung_



(Lucas Adiguna)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Lucas Adiguna)



(Mark Andreas)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Mark Andreas)


(Yeonjun Pratama)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


(Yeonjun Pratama)


(Yeonjun Pratama)

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

(Ju Hankyeon)

A to BarBarWhere stories live. Discover now