[46] Bullies!

57.5K 10.4K 7.3K
                                    

"Dilarang mengcopy atau memplagiat cerita ini!"

Follow Instagram @yeremisaragih buat ngeliat cogan😎😾

Baca cerita Ragaz dan ramaikan biar aku semangat update DANGEREUX dan RAGAZ!

Selagi nunggu update cerita ini, kalian bisa baca cerita aku yang masih on going, ayo ramaikan, bantu aku dengan vote dan komen. Aku update setiap hari loh disana.

Selamat Membaca

•••

"Sebelum membaca, absen dulu disini!"

•••

"Berakhirnya hubungan Phoenix dan Kasuari, membuat banyak orang kecewa!"

"Kalandra Avner Fredell Maximilan, mengkonfirmasi hubungan sang cucu dengan calon tunangannya?"

"Phoenix Zayden Osmond Maximilan dikabarkan hari ini akan melangsungkan acara pertunangan!"

"Hubungan yang sudah disukai dan didukung oleh banyak orang, yaitu Phoenix dan Kasuari, telah berakhir?"

"Menakjubkan! Petisi untuk meminta Phoenix dan Kasuari untuk balikkan, sudah ditandatangani lebih dari 2 miliar pengguna!"

Phoenix mengepalkan kedua tangannya dengan erat, saat melihat banyaknya headline berita tentang dirinya dan gadisnya.

Ini semua karena kakeknya. Tua bangka bau tanah yang seharusnya di usianya yang sekarang, memikirkan dimana nanti ia dikuburkan.

Tidak! Phoenix masih menganggap dirinya dan gadisnya belum putus. Terserah gadisnya mau menganggapnya apa, intinya, Kasuari tetap menjadi miliknya dan selamanya akan terus seperti itu.

Phoenix berjalan keluar dari kamarnya dengan langkah cepat. Cowok itu melangkahkan kakinya menuju lantai utama mansion.

"Kalau Ayah masih tidak bisa menghentikan tua bangka itu, aku yang akan menghentikannya," celetuk Phoenix berjalan menghampiri ayah dan bundanya yang sedang duduk di ruang keluarga.

"Sekaligus denyut nadinya," lanjut Phoenix setelah berdiri tidak jauh dari kedua orangtuanya.

Derick dan Edrea, bundanya Phoenix, menolehkan kepalanya saat anak semata wayang mereka menghampiri mereka.

"Nak, sini duduk dulu," ujar Edrea tersenyum teduh, sembari menepuk-nepuk sofa di sebelah kirinya.

"Aku udah kasih waktu cukup lama sama Ayah. Apa yang Ayah lakukan?" tanya Phoenix datar. Kali ini cowok itu menghiraukan ucapan sang bunda.

Derick menghela nafas kasar menatap anaknya. "Kamu sabar du–"

"Gimana mau sabar, kalau hari ini hari pertunangannya!" sentak Phoenix memotong ucapan sang ayah.

"Nak, nggak sopan motong ucapan orang tua," timpal Edrea.

"Ayah usaha–"

"Kasuari sudah memutuskan Nix," tutur Phoenix dingin. Netra cowok itu menatap lurus ke depan.

Derick dan Edrea mematung mendengar ucapan sang anak. Keduanya menatap tidak percaya pada Phoenix.

DANGEREUXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang