[44] The Death of The Bullies

63.6K 10.5K 4.7K
                                    

"Dilarang mengcopy atau memplagiat cerita ini!"

Follow Instagram @yeremisaragih buat ngeliat cogan😎😾

Baca cerita Ragaz dan ramaikan biar aku semangat update DANGEREUX dan RAGAZ!

Selagi nunggu update cerita ini, kalian bisa baca cerita aku yang masih on going, ayo ramaikan, bantu aku dengan vote dan komen. Aku update setiap hari loh disana.

Selamat Membaca

•••

"Sebelum membaca, absen dulu disini!"

•••

"Kamu kenapa nggak cerita apa-apa sama aku, hm?" tanya Phoenix sembari mengelus pelan pipi Kasuari.

Saat ini, kedua insan itu sedang berada di kamar Kasuari dengan pintu yang terbuka dengan lebar.

Semua abang-abang Kasuari sudah pulang setengah jam setelah Dinda dibawa pergi dengan paksa oleh bodyguard mereka.

Ngomong-ngomong tentang Dinda. Sebenarnya, cewek itu masih mempunyai keluarga. Tapi hanya keluarga jauh, dan keluarganya itu tidak tinggal di Indonesia. Cewek itu dan abangnya, memang hanya tinggal berdua di Indonesia. Kedua orang tua mereka sudah meninggal dua tahun yang lalu.

That's why, abang cewek itu, Dicky, meminta Raja untuk mengangkat Dinda sebagai adik angkatnya.

"Aku kirain kamu udah tau," sahut Kasuari.

"Aku emang udah tau. Tapi aku mau denger dari mulut kamu langsung," balas Phoenix.

"Iya, lain kali aku bakal langsung cerita," ujar Kasuari tersenyum tipis.

Phoenix mengangguk pelan, dan membalas gadisnya dengan tersenyum.

"Aku sayang sama kamu," bisik Phoenix pelan.

Kasuari terkekeh geli melihat tingkah Phoenix.

"Ih! Kamu kenapa ketawa sayaaang. Kamu nggak sayang sama aku?" tutur Phoenix memajukan bibirnya seperti anak kecil.

Kasuari semakin terkekeh melihat tingkah menggemaskan Phoenix.

"Nggak. Kamu lucu aja," sahut Kasuari sembari mengelus pelan rahang tegas Phoenix, membuat cowok tampan itu memejamkan matanya.

Mengingat sesuatu, Phoenix kembali membuka matanya dan langsung menatap gadisnya.

"Aku mau ke tempat si bajingan, udah lumayan lama nggak ke sana. Kamu mau ikut?" tanya Phoenix menatap gadisnya dengan intens.

"Aku ikut. Mau ngasih sedikit pelajaran buat cewek itu," jawab Kasuari sedikit menganggukkan kepalanya.

Phoenix tersenyum lebar mendengar jawaban gadisnya.

"Ya udah ayok!" ajak Phoenix riang. Cowok tampan itu dengan cepat berdiri, dan menggenggam tangan Kasuari, sembari menggoyangkan tangan gadis itu dengan pelan. Persis seperti anak kecil.

Kasuari lagi-lagi terkekeh geli.

•••

"Hey loser! Udah siap main-main sama gue?" tanya Kasuari tersenyum remeh, menatap Dinda yang saat ini kondisinya terlihat cukup mengerikan. Darah ada di seluruh bagian tubuh cewek itu.

DANGEREUXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang