[44] The Death of The Bullies

ابدأ من البداية
                                    

Sepertinya, abang-abang Kasuari sudah sedikit bermain-main dengan cewek ini.

Dinda dengan susah payah mendongakkan kepalanya saat telinganya mendengar suara familiar seseorang.

"LEPASIN GUE!" teriak Dinda dengan keras, saat mengetahui siapa yang baru saja berbicara.

"Dalam mimpi lo!" sahut Kasuari datar.

"Lo gila anjing! Lo bener-bener gila, sialan!" maki Dinda menatap penuh amarah pada Kasuari yang terlihat santai.

"Whatever you say!"

Balasan Kasuari membuat Dinda semakin terbakar amarah. Cewek itu kembali memberontak dari ikatan yang berada di beberapa bagian tubuhnya.

"Ingat! Saat lo kena karma, gue yang pertama kali ketawain lo. Sekalipun gue udah nggak ada di dunia ini," ujar Dinda menatap Kasuari dengan tajam.

"Terus gue harus gimana? Takut? Cemas? Panik? Or something else?" sahut Kasuari dengan ekspresi mengejek.

"LEPASIN GUE ANJING!" Dinda kembali berteriak marah dengan menggerakkan tubuhnya, saat melihat balasan Kasuari yang hanya santai dan tenang. Dan malah mengejeknya.

"Kalau takdir gue kena karma, ya gue harus apa selain menerima?" ujar Kasuari tenang, membuat Dinda terdiam.

"ARGH SAKIT, SAKIT SIALAN!"

Kali ini, teriakan Dinda terdengar lebih keras disertai dengan nada penuh kesakitan. Kasuari hanya tersenyum miring saat baru saja mencongkel mata kanan Dinda dengan tenang.

"BUNUH GUE AJA!" teriak Dinda memohon.

"Nggak semudah itu," sahut Kasuari tersenyum penuh kemenangan.

SRET

"ARGH!"

SRET

"SAKIT ANJING!"

SRET

SRET

SRET

"U–udah. Cu–cukup! Gue nggak kuat," lirih Dinda penuh kesakitan, saat Kasuari terus merobek kulit tangannya, dan memperlihatkan dagingnya dengan darah yang terus mengucur keluar.

"Makanya, jangan pernah main-main sama gue," bisik Kasuari dengan pelan.

JLEB

"ARGH!!!!"

Teriakan paling keras dari sebelumnya, merupakan suara terakhir yang Dinda keluarkan sebelum akhirnya cewek itu mati ditempat dengan kondisi yang sangat parah.

Kasuari menghela nafas pelan setelah dengan kencang menusukkan pisau kesayangannya pada telinga Dinda. Membuat pisau itu tertancap dengan sempurna dan hanya menyisakan gagangnya saja.

"Gue udah dapet karma yang lo bilang, Dinda." gumam Kasuari pelan, menatap lurus ke depan.

•••

DANGEREUXحيث تعيش القصص. اكتشف الآن