" Jadi, siapa yang mau gue obatin? " tanya Leya.

Hyunjin dan Jaemin yang mendengar pertanyaan Leya pun dengan semangat menjawab.

" GUE, " jawab mereka bersamaan.

" Apasih lo, ngapain ngikutin gue. Gue aja yang diobatin Leya. Lo sono sama bang Arion. " jawab Jaemin.

" Lo aja sono yang sama bang Arion. " sahut Hyunjin.

" Kebiasaan banget ya lo dua. " komentar Felix melihat pertengkaran Hyunjin dan Jaemin.

" Leya.. Lo obatin aja mereka berempat. " suruh Renjun mengarahkan dagunya ke arah Felix, Alvan, Sunwoo, dan Alvin yang kebetulan duduknya berjajaran.

Leya yang mendengar itu pun mengangguk dan melangkah ke arah Felix.

" Lah kok gitu sih Jun. " sahut Jaemin tak terima dengan usulan Renjun.

" Udah jangan banyak bicit lu Jaem. " ucap Chandra.

Leya yang sudah mendudukkan diri di depan Felix pun mulai mengobati Felix. Jadi posisinya mereka emang sengaja tadi pasang tikar dulu dibawah biar gampang.

Sudah selesai mengobati Felix, Leya memandangi Felix dengan intens. Felix yang ditatap juga jadi gugup.

" Kalo diliat-liat kok lo mirip sih sama Caca. " ucap Leya

" Caca siapa? " bingung Felix, dia gak merasa kenal yang namanya Caca.

" Itu temen sekelas gue yang cantik nan tajir nak sultan juga dia. " jawab Leya.

" Chaewon maksut lo? Dia mah sepupu gue. " jawab Felix.

" Lah.. Si Caca kok kagak bilang yak. " kaget Leya.

Felix yang mendengar Leya hanya mengedikkan bahu. Tak mau ambil pusing, Leya bergeser ganti ke arah Alvan.

Luka di wajah Alvan lumayan banyak dibanding Felix tadi. Leya mengobati wajah Alvan dengan telaten. Alvan yang melihat Leya dari dekat membuatnya senang dan rindu secara bersamaan.
Luka Alvan yang di bagian dagu terlihat cukup parah. Leya yang melihatnya ngilu sendiri. Sementara yang diobati tidak meringis sama sekali.

" Gak sakit bang? " tanya Leya ke Alvan tanpa menolehkan kepalanya.

Alvan yang ditanya merasa senang dihatinya, apalagi Leya yang masih memanggilnya dengan sebutan abang meskipun dia sudah mengabaikan nya sejauh ini.

" Nggak. " jawaban singkat namun terkesan lembut itu terdengar dari mulut Alvan.

Leya yang mendengar itu hanya tersenyum.

' Kenapa lo masih bisa senyum ke gue dek? Padahal gue udah jahat sama lo. ' batin Alvan.

Leya pun lanjut bergeser lagi ke arah Sunwoo.

" Halo ganteng, sini gue obatin. Dijamin langsung sembuh, ehehe.. "

Belum apa-apa udah genit aja si Leya. Emang matanya kalo liat orang ganteng tuh gak bisa bo'ong.

Leya mulai mengarahkan tangannya ke wajah Sunwoo, namun ditahan dengan tangan Sunwoo yang memegang pergelangan tangannya itu.

" Gak usah. " tolak Sunwoo.

" Hm? Gak mau diobatin? Yaudah sini gue cium aja. " ucap Leya sambil tersenyum manis.

Sunwoo yang mendengar itu memelototkan matanya tajam ke arah Leya yang masih memasang senyum.

" Modusnya bisaan lo. " sahut Chandra yang tidak ditanggapi Leya.

" Gimana? Gue cium juga gapapa sih.. Siapa tau ciuman gue lebih manjur ntar khasiatnya. " ucap Leya lagi sambil tersenyum genit.

Melihat Sunwoo yang hanya terdiam dan masih menatap tajam dirinya dan masih memegang pergelangan tangannya, Leya pun bersiap memajukan wajahnya.

Sunwoo masih diam dan memperhatikan Leya, lagipula Sunwoo pikir dia tidak akan berani melakukannya apalagi di depan saudaranya.




CUP




Ya, sepertinya dugaan Sunwoo salah. Telinganya memerah ketika merasakan bibir lembut dan basah milik Leya menyentuh sudut matanya yang terluka. Bahkan tanpa sadar dia melepaskan genggaman tangannya.

Yang lain melihat itu hanya terbengong dengan keberanian Leya.
Sedangkan Leya sendiri sudah teriak sekencang-kencangnya di dalam hati.

' AHAYY EMAAKK.. ALE NYIUM COGAAN!! BIBIR INI SUDAH TAK SUCI LAGII.. '

Melihat Sunwoo yang masih terpaku, Leya pun berniat melanjutkan mengobati lukanya, namun Sunwoo secara reflek memundurkan kepalanya.

" Kenapa mundur-mundur? Beneran gak mau diobatin? Mau dicium aja ternyata, " jawab Leya.

Lagi-lagi Sunwoo reflek kembali memajukan kepalanya, takut benar-benar dicium lagi sama gadis itu, mengingat tadi dia tidak main-main.

Leya yang melihat itu pun hanya terkekeh geli dan mulai mengobati Sunwoo. Sunwoo yang masih terlalu malu, mengarahkan pandangan matanya ke arah lain.

Sunwoo juga sempat bingung, biasanya juga dia tidak mau berdekatan dengan cewek manapun. Setiap ada yang mendekatinya, maka dia akan mengusirnya bahkan kalau perlu berkata kasar. Namun kenapa tadi dia tidak melakukan itu pada Leya? Dia juga tidak tau alasannya.

' Bahaya nih cewek. ' batin Sunwoo.

Bagaimana dengan yang lainnya? Mereka semua memasang wajah terbengong melihat kelakuan Leya, kecuali Renjun yang juga terkejut, dia menunggu reaksi Sunwoo seperti apa, namun di detik kemudian dia tersenyum. Tanpa sadar, ada yang menatap cemburu Sunwoo dan Leya.

" Okey udah. Lanjut. " Leya pun selesai mengobati Sunwoo walaupun harus dengan melewatinya dengan tragedi terlebih dahulu.

Leya pun bergeser lagi ke arah Alvin. Luka yang dimiliki Alvin hampir sama dengan Sunwoo, hanya saja, jika milik Sunwoo di sudut mata, pelipis dan pipinya, milik Alvin berada di sudut mata, juga hidung dan dahi yang masih berdarah seperti tersayat benda tajam.

Leya pun mulai berkutat dengan obat-obatan lagi.

" Ashh.. " Ringis Alvin ketika kapas yang berisi obat merah itu menyentuh luka di dahinya. Leya yang mendengar ringisan Alvin pun mencoba untuk lebih lembut lagi mengobati Alvin.

Alvin hanya terdiam menatap Leya. Pikirannya masih berkelana memikirkan perkataan Renjun, dalam hati dia juga merasa bersalah pada Leya, namun ego nya lebih tinggi.

Leya juga tau alasan keterdiaman Alvin. Pasti karena perdebatan tadi.

" Diem-diem bae lo,biasanya juga banyak basot.. Yang bonyok juga bukan mulut lo, sariawan lo? " ucap Leya

" Ck.. Serah gue njir, kangen lo sama bacotan gue? " sahut Alvin tanpa menatap Leya.

" Ho'oh.. Kangen nih gue, " jawab Leya sambil tersenyum geli.

Alvin hanya mendengus mendengar jawaban Leya.

Selesai memasang plester di luka Alvin, Leya pun beranjak dari sana. Namun, sebelum beranjak dia menyempatkan untuk mengusak rambut Alvin.

" Apasih lo. " Alvin yang kesal rambut jadi makin berantakan, namun dalam hati dia juga merasa sedikit bahagia. Sedikit ya Vin..

" Biasa aja ngapa tuh muka, kek orang kebanyakan beban idup aja. " sahut Leya.
Leya pun menyerahkan kembali obat-obatan itu pada Arion.

" Tuh.. Udah kan, dah mau balik ke kamar deh gue. "

Baru saja Leya mengarahkan matanya ke meja, Leya terkejut.








Bentaaarr... Masih ngebug dia.













Loading 99%






















" ANJIR JAJAN GUE SIAPA YANG NGABISIIIINN!!! "






















*

*

*

*

*
_Bersambung_

A to BarBarWhere stories live. Discover now