Thirty Six : Date !!

Start from the beginning
                                    

"Gak usah gombal. " ucapku galak.

Padahal jelas dalam hati tersipu sampai ingin rasanya lagi-lagi berteriak.

Gak sia-sia aku berdandan dari jam 7 pagi sampai memilih baju sejak tadi malam. Bahkan Miya dan Kak Irene ikut aku repoti untuk memilihkan baju karena rasanya bajuku hanya tinggal itu-itu saja.

Apa ini yang dirasakan semua perempuan yah?

"Bentar lagi kita sampai," Arga membelokkan stirnya memasuki area kawasan mall yang ramai.

Aku mengernyit, kali ini memperhatikan jalan lebih cermat.

Mataku mengerjap-ngerjap. Dalam hati aku bergumam. 'Kenapa Arga membawaku kesini?'


***


Mulutku melongo kecil, tak bisa menyembunyikan diri untuk tak terkejut melihat Arga datang membawa trolli belajaan dengan wajah dan senyum cerah memperhatikan sayur hijau yang terlihat segar-segar disana.

Aku hanya bisa mendengus heran. Tak habis pikir salah satu tempat yang ingin di kunjungi salah satunya adalah pasar. Pasar elite.



"Ga... ini kita beneran kesini buat belanja doang?" Tanyaku heran tapi dijawab Arga dengan anggukan tegas.

Aku melengos. "Why?!! Kalau cuma belanja ke pasar aja kan bisa? Kenapa harus ke mall yang tempatnya lebih mahal?!" Tanyaku hampir meledak. Walau sebisa mungkin aku menahan diri untuk tak berteriak mengingat banyaknya pengunjung yang datang bersama keluarga terutama di hari libur.

Arga tengkuk kepalanya. "Anu... aku kalau di pasar suka gak ngerti Nan. Canggung juga kalau ditanya sama ibu-ibu. Kalau disini lebih praktis, tinggal ambil sendiri, ditimbang terus bayar sesuai harga. Aku gak perlu ngomong cuma tinggal keluarin kartu." Jawabnya membuatku tepuk jidat frustasi.

"Kan ada aku Ga... kamu gimana sih," kataku malah mengomelinya. Beberapa pasang mata sempat melihat ke arah kami mengingat begitu hebohnya aku karena sangking gemasnya dengan laki-laki satu ini.

Arga menyengir. "Tapi kita udah terlanjur disini Nan. Lanjutin aja yah?" Tanyanya menatapku penuh harap.

Aku melengos. Kali ini berjalan lebih dulu membuat Arga bersorak kecil kemudian membuntutiku sambil mendorong trolli.

"Emang kamu mau belanja apa sih? Bahan makanan untuk simpanan di apartement?"

Arga menggelengkan kepalanya.

"Terus buat apa?"

Arga menghentikan trollinya. Kali ini berhenti disalah satu bagian buah-buahan. "Buat masak bareng kamu. Aku mau masak sesuatu Nan, udah lama aku gak turun ke dapur."

Dahiku mengernyit. "Kamu bisa masak Ga?"

Arga tersenyum misterius. Meraih plastik yang disediakan disana kemudian memilih beberapa buah dengan teliti.

Aku mendecak kecil. Kali ini curiga karena tingkahnya yang terlihat tenang seakan semua ini hal biasa.

Apa jangan-jangan kemampuan masak Arga diluar bayanganku. Apa dia ini juga sangat hebat dalam memasak?

"Kamu mau makan sesuatu gak Nan? Kita bisa masak bareng hari ini?" Tanya Arga setelah menimbang dan memasukan plastik berisi buah ke dalam trolli. Kali ini ia meraih salah satu wortel mencoba melihatnya.

"Favorite makanan kamu itu yang Indonesia banget kan Nan? Eu... Rendang? Ayam bakar? Sate? Eung... atau soto?"

Aku menggeleng. "Tempe mendoan." Jawabku reflek.

Karena Piknik Kilat  ✔ (SELESAI)Where stories live. Discover now