KECEWA

29K 4.8K 488
                                    

Dania berjalan meninggalkan rumah Rina sambil terus menangis. Merasa seperti telah mengkhianati Sarah karena telah tinggal bersama wanita yang telah menghancurkan hidupnya.

Gadis itu berhenti sebentar di depan pintu masuk komplek. Mengambil ponsel di kantong celana, untuk memesan taksi.

Tak lama setelahnya, taksi online yang Dania pesan akhirnya datang. Dengan cepat Dania langsung menyimpan koper di dalam bagasi. Masuk ke dalam, dan duduk menghapus air mata.

Malam itu ia memutuskan untuk pergi ke tempat tinggal Naura. Berpikir untuk menginap di tempat tinggal Naura malam itu. Naura tinggal di sebuah kos. Letaknya tak terlalu jauh dari kantor.

Selama di perjalanan menuju kos Naura, Dania terus menangis tak berhenti. Hatinya benar-benar merasa sakit setelah mengetahui kebenaran tentang Rina. Sungguh kehidupan gila. 1 tahun ini rasanya begitu menyiksa. Dimulai dari kejadian tsunami sampai hari ini. Namun entah dengan kehidupannya ke depan. Tampaknya tak akan membaik.

Dania tak memberi tahu Naura untuk menjumpainya. Kesedihan yang amat mendalam membuat pikirannya tak terkontrol. Rasanya sangat sakit.

• • •

Taksi online yang Dania naiki berhenti di halaman sebuah rumah, yaitu rumah kos tempat Naura tinggal.

Dania langsung turun dari taksi. Mengeluarkan kopernya dari dalam bagasi dan bergegas masuk.

Tok... Tok... Tok...
Dania mengetukkan pintu masuk. Tak lama kemudian seorang ibu-ibu keluar. Membukakan pintu.

"Siapa ya?" Ibu itu tersenyum manis. Ia adalah ibu pemilik kos tempat Naura tinggal.

Rumah yang didatangi Dania itu adalah milik ibu kos yang membukakan pintu tadi. Kamar-kamar yang ada di dalam rumah itu disewakan sebagai tempat tinggal. Dan Naura adalah salah satu yang menyewakan kamar di sana.

"Saya temennya Naura. Nauranya ada, Bu?" Dania bertanya lembut. Dengan mata yang sembab.

"Oh temen Naura? Sebentar, ya, saya cek dulu ke kamarnya." Ibu kos berbalik. Berjalan mengecek kamar Naura yang cukup terbelakang.

Tak lama kemudian, sosok yang Dania cari akhirnya muncul. Datang bersama ekspresi aneh dengan menatap kaget keberadaan Dania karena datang tanpa memberi tahu. Dania langsung memeluk tubuh Naura. Menangis kecil.

"Dania kenapa, Dan? Kamu kenapa?" Naura merasa bingung. Semakin terkejut dengan kelakuannya.

Dania hanya diam. Rasanya sulit untuk menjelaskan semuanya.

"Ya udah masuk dulu, yuk! Kita di kamarku aja!" Naura menghela napas. Melepaskan pelukan Dania, kemudian membantu membawakan koper ke dalam.

"Kamu kenapa, Dan?" Kening Naura mengerut dalam. Merasa penasaran dengan apa yang terjadi.

Dania perlahan menghentikan tangisan. Menarik napas panjang, bersiap untuk menceritakan hal yang baru saja terjadi.

Usai gadis itu menceritakan semua, Naura langsung mengelus-eluskan pundaknya. Berusaha menenangkan, tak tega melihat wajah Dania yang telah basah.

Dring... Dring...
Ponsel Dania tiba-tiba berbunyi. Zafran menelepon. Dengan cepat gadis itu langsung mengangkat.

"Dania, kamu lagi di mana?" Ucapan itu yang pertama kali terdengar di balik telepon.

"Di rumah..." Dania menjawab bohong. Tak ingin permasalahannya ini akan tersangkut pada pria itu.

LAUTAN DAN DENDAMNYA (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang