HIJRAH

37.1K 6K 70
                                    

Pukul 09.10.
Mobil yang dikendarai Althar berhenti. Mereka telah sampai di depan gerbang rumah.

Sri dengan sigap langsung membukakan pagar dari dalam. Mempersilahkan mobil tersebut untuk masuk. Althar beserta 3 wanita di dalamnya langsung turun dari mobil.

"Mbak Sriiii!!" Sarah berlari kencang menuju Sri.

"Dedek!!" Mata Sri terbelalak. Tak menyangka dengan kehadiran gadis kecil itu.

Plukk!
Sarah dengan kencang memeluk tubuh Sri. Sri yang sangat gemas melihatnya langsung menggendong ke atas bahu.

"Dedek kangen sama Mbak!" Sarah memanyunkan bibir.

"Mbak juga kangen sama Dedek!" Sri menyentuh pucuk hidung Sarah.

"Dania, sini ikut Bunda, Nak!" Bunda melambaikan tangan. Mengajak Dania untuk masuk.

Dania mengangguk pelan, kemudian berjalan mengikuti Bunda masuk ke dalam rumah.

Ternyata Bunda mengajak gadis itu ke kamarnya. Langkah Dania langsung terhenti di depan pintu. Ia merasa segan untuk masuk ke dalam.

"Masuk aja, Dan! Nggak papa, nggak usah malu-malu." Bunda tersenyum dari dalam. Mempersilahkan gadis itu untuk masuk.

Dania menatap segan. Kemudian dengan perlahan melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar Bunda. Gadis itu seketika merasa terkagum-kagum.

Sebuah kamar yang sangat mewah. Segala sudut di kamar Bunda terkesan sangat mewah. Mulai dari desain ruangan, sampai barang-barang yang ada di dalam kamar tersebut.

Bunda mengajak Dania ke depan sebuah lemari kaca. Isi dari lemari itu seluruhnya adalah keperluan berhijab. Seperti kerudung, ciput, dan jarum pentul. Bunda langsung membuka lemari itu.

"Ini koleksi jilbab Bunda, Dania. Ada jilbab pashmina, jilbab segitiga, jilbab segi empat, jilbab syar'i panjang. Kamu terserah deh mau pilih yang mana, sesuka kamu aja!" Bunda tersenyum. Memang itu tujuan wanita tua itu dari tadi. Bunda hendak memberikan kerudung-kerudung miliknya kepada Dania.

Dania melangkah maju. Perlahan mendekati lemari kaca berisi hijab itu. Ia seketika merasa kagum melihat isinya. Banyak sekali jilbab-jilbab yang terlipat dan tergantung rapi di dalam sana.

Wajah Dania mengerut. Tampak kebingungan hendak memilih jilbab yang ada di lemari itu. Sebagai orang yang tidak pernah berhijab, ia tidak terlalu paham dengan dunia perhijaban, dan jilbab yang cocok untuknya.

Bunda yang melihat gadis itu langsung melangkah maju. Membantunya untuk memilihkan jilbab yang cocok.

"Hmm... yang cocok buat anak remaja kayak kamu itu... mungkin jilbab pashmina, yah?" Bunda menyentuh dagunya, sebelum ia mengubrak-abrik isi lemari hijab itu.

Bunda kemudian mengeluarkan sebuah kerudung berwarna hitam. Menjulurkan jilbab tersebut kepada Dania.

"Coba kamu pake, Dan!" Bunda menatap penasaran. Ingin melihat bagaimana penampilan Dania jika mengenakan hijab.

Dania menelan ludah. Ia selama ini tak pernah mengenakan hijab. Suruhan Bunda barusan seketika membuatnya merasa kebingungan.

"Oh, kamu nggak ngerti cara make jilbab, ya? Astaghfirullahaladzim!" Bunda tertawa, menepuk dahi. Baru tersadar dengan gadis di hadapannya itu.

Dania ikut tertawa. Menatap wajah Bunda yang tampak malu.

"Ya udah deh, nanti kamu minta ajarin sama Sri aja. Atau kamu bisa nonton tutorial-tutorial di youtube. Banyak kok video tutorial-tutorial make hijab di youtube." Bunda tersenyum, memberikan saran.

LAUTAN DAN DENDAMNYA (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang