SURAT

80.3K 10K 345
                                    

Veni berjalan menuju kelas 12 B. Wajahnya memerah. Hatinya terasa berdebar-debar. Sebentar lagi ia akan menemui Althar. Sosok pria yang sangat ia kagumi.

"Risss!" Veni memanggil seorang siswa laki-laki bernama Faris. Pria itu sedang duduk memainkan ponsel di dalam kelas 12 B.

Faris menengok, "Apa, Ven?"

Veni kemudian melambaikan tangan. Meminta Faris untuk menghampirinya. Faris langsung beranjak. Berjalan menghampiri Veni yang menunggu didepan pintu kelas.

"Tolong panggilin Althar dong!" Pinta Veni sambil mengintip-intip isi kelas 12 B. Ia melihat Althar sedang duduk di bangku paling belakang kelas tersebut.

"Cuit—cuit, mau ngapain nih? Mau ngasih surat? Mau ngasih makanan? Hadiah? Atau jangan-jangan mau nembak Althar? Aduh, Ven, cowok kaya Althar itu nggak akan mau sama cewe genit kaya elo." Cicit Faris bercanda. Namun terlihat sangat menyebalkan.

"Dih, otak lo yang terlalu kejauhan mikir! Gue ke sini cuman mau ngajak Althar buat belajar bareng. Soalnya hari Jum'at besok kita ada lomba cerdas cermat. Gue, Dania, sama Althar itu perwakilan sekolah. Kita kan anak-anak pinter...?" Veni membalas. Mengangkat rahang memasang wajah angkuh.

"ALTHAR! Ada yang mau ketemu nih!" Faris tiba-tiba berteriak. Memanggil Althar.

Althar sontak melihat ke arah Faris dan Veni. Seketika langsung mengetahui maksud kedatangan Veni itu. Ia langsung beranjak dari bangku. Berjalan menemui Veni di depan pintu.

"Kenapa, Ven? Mau belajar bareng, ya?" Tanya Althar kepada Veni. Kepalanya menunduk menatap lantai. Tak ingin memandang wajah perempuan di depannya itu.

Veni terkagum. Menatap terpesona rupa Althar di hadapannya. Gadis itu terbengong. Matanya terbelalak. Althar seketika merasa bingung. Ia tak tahu mengapa Veni tak menjawab pertanyaannya.

"Woy, Ven!" Faris menyadarkan lamunan Veni.

"Eh iya, Thar! Kita disuruh Bu Tari buat belajar bareng. Katanya mau ngerjain latihan soal yang Bu Tari kasih kemaren." Veni sontak terkaget.

"Oh, kapan, Ven? Sama siapa aja emang?" Althar bertanya. Kepalanya masih menunduk.

"Nanti abis pulang sekolah! Entar, bareng Dania sama Bu Tari." Jawab Veni. Gadis itu terlihat tegang. Merasa malu di hadapan laki-laki yang ia kagumi.

"Bareng Dania? Oke deh, di mana?" Tanya Althar kembali.

"Di kelas aku, Thar! Kelas 12 D. Hmm, kamu nanti tenang aja. Ada bu Tari juga kok di sana!" Veni menjawab, meyakin Pria itu.

"Oh, oke." Althar mengangguk, menjawab singkat. Kemudian langsung berbalik meninggalkan Veni.

Veni ikut berbalik. Berjalan tergesa-gesa kembali ke kelas.
"Aduuhhh, Althar... lu ganteng banget siii!" Pekik Veni terkagum.

Dringgg...
Bel penanda jam istirahat selesai berbunyi. Veni mempercepat langkahnya. Kembali menuju kelas.

"DANIAAA!" Veni berteriak.
"Dania! Dania! Dania!" Oceh Veni sambil berjalan menghampiri Dania. Gadis itu terlihat salah tingkah.

"Kenapa sih, Ven? Heboh banget." Dania merasa aneh. Risih melihat tingkah Veni.

"Ituuu! Jadi tadi, aku ngobrol sama Althar berdua! Trus dia tuh kaya ganteng banget gitu loh! OH MY GOD!" Jelas Veni. Penuh kehebohan.

"Lebay kamu, Ven. Biasa aja sih, Althar doang juga! Zayn Malik kali?" Balas Dania merasa berlebihan.

Veni melotot. Kesal dengan Dania. Kemudian memeluk tubuh Dania dengan memelas. "Tapi Althar tuh emang ganteng buaangettt!"

LAUTAN DAN DENDAMNYA (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang