BANDAR UDARA

42.6K 6.6K 81
                                    

Dania kembali menuju tenda setelah selesai mandi. Buru-buru meletakkan pakaian kotor miliknya ke dalam tas sekolah yang ia bawa kemana-mana sejak bencana dua hari yang lalu.

Dania terlihat sangat cantik pagi itu. Ia mengenakan sebuah gamis abaya berwarna hitam milik Bunda, dengan rambut panjang hitamnya yang dibiarkan terurai. Bunda yang sedang duduk di dalam tenda seketika dibuat terkagum menatap Dania ketika masuk ke dalam tenda.

Dania benar-benar sangat cantik. Baju abaya hitam yang ia kenakan, sangat kontras dengan kulitnya yang putih.

Foto Dania pagi itu :

"Kamu cantik banget, Dania," Bunda menatap kagum, terfokus kepada Dania yang baru masuk ke dalam tenda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kamu cantik banget, Dania," Bunda menatap kagum, terfokus kepada Dania yang baru masuk ke dalam tenda.

"Makasih, Bunda." Dania tersenyum manis.

"Bunda, emang kita mau ke Jakarta kapan Bun?" Althar tiba-tiba saja muncul. Tampak sedang menggosok-gosokkan rambut dengan handuk di luar tenda.

"Kalian mau-nya kapan?" Tanya Bunda. Keputusan Bunda serahkan kepada 2 remaja itu.

Saat itu di dalam tenda yang hanya ada Bunda, Dania, Althar dan seorang anak kecil yang sedang tertidur. Penghuni tenda itu sedang sarapan di luar.

"Kamu maunya kapan, Dania?" Althar bertanya, sambil sibuk membereskan pakaian kotornya ke dalam tas ransel.

"Terserah kamu aja." Dania menoleh, tersenyum tipis, masih merasa canggung.

"Nanti sore gimana?" Althar memberi usulan.

"Bunda sih, oke-oke aja." Sahut Bunda yang setuju.

"Kamu gimana, Dania?" Althar menoleh ke arah Dania. Menatap penasaran dengan jawaban yang akan diberikan gadis itu.

Dania terdiam, menelan ludah.
"Apa harus secepat itu?" Gadis itu bergumam. Hatinya penuh rasa ragu.

Namun tak ada keluarga lagi di kota Palu. Ibu dan ayah Dania terlahir sebagai anak tunggal. Pun keluarga Sarah dan ayah Dania berada di Jakarta, yang tersisa hanya nenek dari ayah Dania. Yaitu sosok perempuan bejat bernama Rina.

"Gimana, Dan?" Althar bertanya kembali.

"O-ooh, boleh!" Dania terkejut. Pikirannya sangat bimbang saat itu.

"Ya udah, Bun, entar sore aja." Althar mengambil kesimpulan.

"Oke, Bunda langsung pesen tiket, ya?!" Bunda langsung mengeluarkan ponselnya. Hendak memesan tiket pesawat menuju Jakarta. Dania dan Althar masih sibuk membereskan pakaian kotor mereka masing-masing.

Hari itu Bunda dan Althar berusaha keras untuk mencairkan dan menormalisasikan suasana. Juga membuat Dania tidak bersedih. Bunda selalu menghibur Dania ketika tengah termenung atau melamun. Begitu pun dengan Althar. Pria tampan itu sering memberikan gurauannya agar membuat Dania tersenyum.

LAUTAN DAN DENDAMNYA (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang