TANGISAN SENJA

33.4K 5.4K 58
                                    

Selasa, 9 November 2018.

Hari ke-28 Dania tinggal di Asrama Keputrian. Jam menunjukkan pukul 17.20 sore. Sudah masuk bulan pertama gadis itu tinggal di Asrama Keputrian. Dania saat itu tengah tertidur. Lelah setelah membantu pengurus asrama membawa perlengkapan gedung tadi siang.

"Heh! Bangun lu! Beliin es buat gue sono! Di warung belakang." Yasmin menghantam kasar ranjang Dania. Membangunkan gadis itu yang tengah tertidur pulas.

Dania membuka matanya perlahan. Selama 1 bulan pertama ini, ia selalu diperlakukan oleh Yasmin sama seperti cara Yasmin memperlakukan Luna. Lebih jelasnya seperti seorang budak. Tak masalah dengan semua hal itu, perintah Yasmin hanya ia anggap sebagai gurauan untuk kehidupan barunya. Selagi Yasmin tak menyakiti secara fisik.

Dania merenggangkan tubuh. Menguap lebar mengeluarkan rasa gundah bangun tidur.

"Yeee, make nguap segala lu. Cepet!" Yasmin menatap tajam.

"Emm, emang di sini ada warung, ya?" Dania menghela napas. Menggosok-gosokkan matanya yang masih redup.

"Aduh... make nggak tau segala lagi. Ya udah deh, lu bareng Luna aja sana! Biar dia yang kasih tau warungnya." Yasmin menunjuk ke arah Luna. Menatap malas gadis itu.

Luna yang sedang berbaring di ranjangnya langsung beranjak berdiri setelah mendengar perintah Yasmin barusan.

"Nih duitnya! Beliin empat es, buat gue, Dara, Silvi, sama Mila. Kembaliannya balikin lagi ke gue. Awas sampe kurang!" Yasmin menjulurkan selembar uang Rp.10.000.

Dania hanya mengangguk. Menerima uang Rp.10.000 itu dan langsung beranjak meninggalkan kamar. Luna yang melihatnya langsung berlari menyusul gadis itu.

"Emang warung di mana sih, Lun?" Dania menatap penasaran. Matanya menyipit masih mengantuk.

"Itu, entar kita keluar dulu. Nggak jauh, kok! Nanti tinggal belok kiri aja." Jawab Luna santai sambil memasangkan sandal miliknya yang terletak di teras gedung asrama.

Luna menuntun. Berjalan di depan Dania, menunjukkan rute menuju warung yang dikatakan Yasmin. Dania berjalan di belakang gadis itu. Sempat beberapa kali menguap lebar karena masih sangat mengantuk.

Warung yang mereka tuju sangat dekat. Hanya berjarak 50 meter dari depan gerbang Asrama Keputrian. 5 menit berjalan, dua gadis itu sudah sampai di warung tersebut.

"Assalamualaikum, Teh. Ada es batangan yang dua rebuan nggak, Teh?" Luna melangkah masuk. Tampak seorang wanita tua penjaga warung yang tengah duduk di atas kursi plastik.

"Waalaikumussalam. Eh, ini Luna ya? MasyaAllah.. udah lama atuh kamu nggak ke sini. Makin cantik aja kamu, Lun." Wanita penjaga warung itu menoleh. Menatap terkejut kehadiran Luna dan juga Dania.

"Hehe, iya, Teh, makasih." Luna tersenyum sipu.

"Ini namanya siapa? Cantik juga kamu." Wanita penjaga warung menatap ke belakang. Ke arah Dania.

Dania seketika tersenyum malu.

"Ini anak baru, Teh, namanya Dania. Baru sebulan yang lalu masuk ke asrama." Luna menjelaskan.

"Oh, anak baru. Pantes aja Teteh kayak baru pertamakali liat." Wanita penjaga warung mengangguk-angguk.

"Jadi ini mau beli es berapa?"

LAUTAN DAN DENDAMNYA (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang