VENIARA PUTRI

49.6K 8.1K 421
                                    

"VENI!!" Dania tiba-tiba berteriak. Tubuhnya yang sedang berbaring tiba-tiba bangkit. Althar yang melihatnya terkejut.

"Veni? Dimana Veni? Dimana Veni?" Dania tampak sangat panik. Kepalanya bolak-balik melihat ke arah samping kanan dan kiri, seperti mencari sesuatu.

"Dania, tenang..." Althar menghampiri Gadis itu, menyuruh untuk tenang.

"Di mana Veni? Veni di mana? Aku di mana? Aku di mana, Althar?" Dania tampak sangat recok, hati gadis itu sedang sangat berantakan.

"Dania, kamu ini kenapa? Kamu tuh baru aja pingsan setengah jam yang lalu! Aku bawa kamu ke sini biar kamu nggak kepanasan." Ucap Althar lembut, menenangkan gadis di hadapannya.

"Althar, tadi aku liat Veni! Aku liat Veni, Althar!" Mata Dania terbelalak, menatap ke wajah Althar.

"Di mana? Di mana kamu liat Veni?" Althar sontak bertanya, penuh rasa penasaran dan antusias.

Dania langsung berdiri. Berjalan tergesa-gesa menuju tempat dimana ia melihat Veni tadi.

"VENI!" Dania tiba-tiba berteriak. Berlari menuju tumpukan reruntuhan bangunan dan ranting-ranting kayu yang berada di hadapannya.

Dari jauh, tampak tubuh Veni terbaring lemah di balik tumpukan reruntuhan itu. Althar buru-buru menyusul Dania.

"Veni bangun, Ven! Aku di sini, Ven. Veni bangun! Aku di sini..." Dania menyingkirkan reruntuhan-reruntuhan yang menimpah tubuh Veni. Air mata sudah berlinang deras di permukaan wajah cantik gadis itu.

"Veni ini aku, Ven! Dania! Aku di sini, Ven!" Dania mengguncang-guncang tubuh Veni, berusaha membangunkan sahabatnya itu.

Tubuh Veni tampak membiru. Wajahnya penuh dengan goresan luka-luka. Dania semakin menangis melihat keadaannya. Althar hanya berdiam di belakang. Suasana sangat terasa mencekam saat itu.

"Hei! Kalian butuh bantuan?" Seorang relawan tiba-tiba berteriak, menatap penasaran ke arah Dania dan Althar. 50 meter dari tempat Veni tergeletak.

"Dia temanmu?" Relawan itu berdiri di sebelah Althar, bertanya sambil menunjuk ke tubuh Veni.

Althar dan Dania mengangguk. Relawan bencana itu langsung berjalan mendekati Veni. Menyingkirkan reruntuhan yang menimpah tubuh Gadis itu. Relawan itu mengambil lengan Veni, menyentuh urat nadi yang ada di pergelangan tangannya.

Relawan itu berbalik, "Dia masih hidup! Jantungnya masih berdetak."

Mata Althar dan Dania seketika membelalak. Sangat bersyukur mendengar kabar dari relawan itu. Dania langsung mendekati tubuh Veni, kembali mengguncang-guncangkan tubuh sahabatnya itu.

"Ini Dania, Ven, aku di sini! Bangun, Ven, bangun!" Dania terus mencoba membangunkan. Air mata tetap mengalir di wajahnya.

"Dania... Dania..." Veni tiba-tiba merintih, membuat Althar dan Dania terkejut.

"Iya, Ven, aku di sini, aku ada di sini Veni!" Dania menelan ludah, tatapannya penuh dengan harapan.

"Kamu selamat, Dania?" Veni menoleh pelan ke samping, tempat Dania duduk. Suaranya tercekit.

"Maafin aku, Ven, aku yang bikin kamu jadi kaya gini." Tangisan Dania menderas.

"Kamu nggak perlu meminta maaf sama aku Dania. Aku yang harusnya meminta maaf sama kamu." Veni berkata lemah. Terdiam sejenak, menatap lama ke arah Althar di belakang.

Dania hanya terdiam sambil menangis. Menatap wajah yang penuh luka sahabatnya itu. Wajah cantik Veni terlihat sangat pucat. Bibirnya memutih, rambutnya tampak sangat kotor. Gadis itu masih mengenakan baju sekolah yang ia kenakan kemarin.

LAUTAN DAN DENDAMNYA (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang