GADIS CANTIK

58.5K 8.3K 200
                                    

Dringg...
Suara bel masuk berbunyi.
2 detik tepat setelah Dania menginjakkan kaki di halaman sekolah.

"Fyuuh!" Dania menarik napas panjang.

"Tumben lama datengnya, Dan?" Ujar Veni heran melihat Dania yang baru masuk ke dalam kelas.

"Karena ini!" Dania menunjuk kardus berisi cemilan basreng yang ia bawa.

"Apaan itu?" Veni mengangkat kepala. Menatap ke arah kardus yang Dania bawa.

"Basreng! Aku mau jualan," Jawab Dania santai sambil menduduki bangkunya. Bangku Gadis itu dengan Veni bersebelahan.

"Oh, basreng? Mau jualan...? Ya udah entar aku bantuin deh!" Sahut Veni antusias.

"Oke!" Dania tersenyum lebar.

Hari itu Dania akan menjual basreng tersebut dengan harga Rp.1000. Ia akan mendapatkan keuntungan 100% dari modal penjualannya.

• • •

Dringg...
Pukul 09.30.
Bel istirahat berbunyi.

Para siswa dan siswi berhamburan keluar dari kelas. Para murid laki-laki berlomba-lomba menuju kantin. Takut kehabisan jajanan yang dijual di kantin.

"Kamu mau jualan kapan, Dan? Nggak mau sekarang aja?" Veni tiba-tiba bertanya.

"Yaudah deh, sekarang aja. Yuk temenin!" Dania mengangguk. Beranjak berdiri.

Dania langsung berjalan keluar kelas. Ia membawa kardus berisikan basreng di tangan kanannya. Sementara tangan kirinya menggenggam telapak tangan Veni. Mereka berjalan di koridor sekolah.

"Basreng! Basreng!" Veni berteriak menawarkan. Tangannya ia bulatkan di depan mulut seperti membentuk toak.

Mereka berdua mulai memasuki kelas-kelas. Dimulai dari kelas 10 A. Dua gadis itu menawarkan basreng yang Dania jual kepada para adik kelasnya.

Usai dari kelas 10 A, Dania dan Veni lanjut memasuki kelas 10 B. Sampai kelas 10 terakhir yaitu kelas 10 D. Dania benar-benar tak menyangka, baru 4 kelas yang ia masuki, 3 plastik basreng di dalam kardusnya sudah habis terjual.

Dua gadis itu kemudian mulai memasuki area kelas 11. Mulai masuk satu-persatu kelas. Dimulai dari kelas 11 A, sampai kelas 11 terakhir yaitu kelas 11 D.

Dan ternyata dagangan basreng milik Dania telah habis terjual. Dua gadis itu sama sekali tidak memasuki kelas 12. Sebab mereka tahu kelas 12 pasti sangat sepi.

Siswa dan siswi kelas 12 kebanyakan berada di kantin. Karena kantin memang sangat dikuasai oleh para senior kelas 12 di saat jam istirahat.

"Waah gila, cepet juga ya abisnya!" Seru Veni girang. Matanya menatap berbinar-binar kardus yang Dania pegang.

"Iya, aku juga nggak nyangka! Makasih ya, Ven, udah bantuin aku. Nih hadiah buat kamu!" Dania menjulurkan sebungkus basreng kepada Veni. Gadis itu sengaja menyisakan basreng itu dari tadi khusus untuk Veni.

"Waah, makasih banyak sahabatkuh yang cantik jelitah!" Gurau Veni sambil menerima sebungkus basreng yang Dania berikan.

Kedua gadis itu kemudian berjalan kembali ke kelas. Berjalan sambil bercanda gurau di koridor sekolah.

"Jadi kamu dapet berapa semuanya, Dan?" Tanya Veni sambil sibuk mengunyah basreng.

"Enam puluh tiga ribu!" Dania menjawab dengan penuh semangat. Wajah Gadis itu berseri. Tampak sangat bahagia.

"Nih upah buat kamu!" Dania tiba-tiba menjulurkan 2 lembar uang kepada Veni. 1 lembar uang Rp.2000, dan uang yang 1-nya lagi adalah uang Rp.5000. Dania hendak memberikan upah kepada Veni karena telah membantunya berjualan.

"Nggak usah, Dan! Kamu gimana, sih? Aku kan sahabat kamu. Udah kewajiban dong, buat aku bantuin kamu. Aku ikhlas kok bantuin kamu jualan. Uang itu buat kamu aja!" Veni menolak. Mendorong perlahan tangan Dania beserta 2 lembar uang itu.

Dania seketika tersenyum tipis. Kemudian menyimpan kembali uang yang dijulurkannya.

Veni mengerti tentang kondisi ekonomi keluarga Dania. Bahkan jika dibandingkan dengan keluarga Veni yang juga serba kekurangan, ekonomi keluarga Dania jauh lebih terpuruk.

~ ~ ~

Jam istirahat belum selesai, masih ada waktu 5 menit lagi sebelum bel masuk kembali. Seorang murid laki-laki tampan memasuki kelas 12 D. Berjalan menghampiri bangku tempat Dania dan Veni duduk.

"Aku denger-denger kamu jualan basreng ya, Dan?" Tanya sosok murid berparas tampan itu. Ia duduk di sebuah bangku di depan meja Dania dan Veni.

"Iya, Yo, kenapa?" Jawab Dania. Menatap heran Pria dihadapannya itu.

Murid laki-laki yang menghampiri Dania itu adalah Ryo. Sosok pria yang Dania kagumi. Ia memang memiliki paras yang tampan.

"Aku mau beli dong! Harganya berapa?" Ryo membalas. Tatapannya terfokus pada wajah Gadis di hadapannya. Ya, Dania.

"Yahh, udah habis, Yo. Besok deh aku pisahin buat kamu." Dania menyemberutkan wajah. Merasa tak enak dengan Ryo.

"Ooh, ya udah deh kalo gitu. Aku belinya besok aja. Aku mau beli tiga ya, Dan!" Ryo mengangguk. Menjulurkan tiga buah jarinya kepada Dania.

"Oke!" Dania menyetujui. Wajahnya terlihat kaku. Dari tadi sibuk menggaruk-garuk rambutnya yang tak gatal. Gadis itu terlihat salah tingkah.

Ryo tersenyum. Lalu segera beranjak pergi.

"Cieee—salting, yaa?" Bisik Veni tiba-tiba. Menggoda Dania yang tampak salah tingkah.

"Dania suka Ryo! Dania suka Ryo! Danyo! DANYO!" Veni terus memanas-manasi. Merusak suasana hati Dania yang sedang berbunga-bunga.

"Bisa diem nggak sih, Ven? Berisik deh!" Sahut Dania sedikit membentak. Gadis itu sangat kesal dengan tingkah Veni yang heboh.

"Cieee... senyum-senyum! 'Besok aku pisahin deh buat kamu.' Ya, HAHAHAHA..." Veni tertawa kencang. Mengulang ucapan Dania tadi.

"Iiiih!" lirih Dania pelan. Mencubit perut Veni.

"Ternyata cewek jaim kaya kamu bisa salting juga ya, Dan?" Veni menatap lucu wajah Dania. Mengejek sahabatnya itu.

Dania hanya diam sambil masih tersenyum malu. Ia berusaha untuk mengontrol dirinya yang sedang salah tingkah.

Andai kalian tahu, Ryo adalah murid laki-laki pertama yang membuat Dania jatuh hati. Ia adalah cinta pertama Dania.

• • •

Foto Ryo nih guys!

Foto Ryo nih guys!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
LAUTAN DAN DENDAMNYA (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang