TAMU INDAH

29.3K 5K 41
                                    

"Tidak, Dania, kamu salah! Jangan! Jangan!" Seorang wanita dengan wajah bercahaya berteriak kencang.

"Ibu? Ada apa, Bu? Ada apa?" Dania menatap bingung.

Wanita dengan wajah bercahaya itu terdiam. Menggelengkan kepala, seperti memberikan suatu isyarat..

"Ada apa, Bu? Ibu jawab Dania, Bu!" Dania mencengkram lengan wanita bercahaya itu.

"Kamu salah, Dania, kamu salah! Tetaplah menjadi Dania yang kuat. Jangan mudah bersedih. Kamu gadis cantik yang beruntung. Bukan gadis yang malang." Wanita dengan wajah bercahaya itu mengelus pipi Dania. Jawabannya tak sesuai dengan apa yang Dania tanyakan.

Tak lama kemudian, wanita itu melangkah mundur. Berbalik dari hadapan Dania, dan berjalan menuju sebuah cahaya besar di belakang.

"IBUU!!!"

~

DEG...
Pukul 17.20 sore.

Dania terbangun dari tidurnya.
Tubuhnya basah bersimbah keringat. Hatinya terasa sangat tak enak dan gelisah. Napasnya juga tersengal-sengal.

"Ibu?" Perkataan itu terlontar dari mulutnya.

Baru saja gadis itu bermimpi bertemu dengan Sarah ibunya. Pertama kali setelah Sarah meninggal 6 bulan yang lalu. Dalam mimpi Dania barusan, Sarah tampak seperti memberikan sebuah isyarat. Namun sangat sulit untuk dipahami.

Dania sungguh tak mengerti maksud dari mimpinya barusan. Entah apa yang salah dengannya, sampai Sarah datang dalam mimpi barusan, mengatakan bahwa dirinya salah.

"Apa yang salah? Apa aku ngelakuin kesalahan? Gadis cantik yang beruntung lagi? Apa maksud perkataan itu?" Kepala Dania diliputi ratusan pertanyaan.

Gadis itu akhirnya memutuskan untuk melupakan mimpi itu. Beranjak dari ranjang, menuju sebuah kamar mandi yang ada di dalam kamar. Ia hendak melaksanakan sholat ashar. Pergi mengambil air wudhu, sekaligus untuk menghilangkan rasa gelisah di dalam hatinya.

Dania langsung memakai mukenanya. Berdiri sesuai kiblat yang ia ketahui dari aplikasi. Lalu mulai melaksanakan sholat ashar seorang diri.

Usai sholat, gadis itu berzikir cukup lama. Hal itu telah menjadi rutinitasnya 15 hari ke belakang. Dan kini telah menjadi kebiasaan. Ia akhirnya beranjak kembali ke ranjang, mengambil ponsel, dan membukanya.

Dania hendak menghibur diri. Berusaha melupakan mimpinya barusan, dan rasa gelisah yang amat menekan di dalam hatinya.

• • •

Pukul 19.20 malam.
Dania baru saja selesai melaksanakan sholat isya di kamarnya sendirian.

"Dania! Dania!" Tepat sekali usai berzikir suara Nenek terdengar dari luar.

Dania dengan cepat membereskan perlengkapan sholatnya. Buru-buru mendatangi panggilan Nenek.

"Ada apa, Nek?" Dania bertanya sopan kepada Nenek yang sedang menuruni tangga.

"Yuk, makan malam dulu. Nenek udah beliin makanan buat kita," ucap Nenek memberi tahu.

Dania mengangguk, berjalan mendekati wanita tua itu. Nenek menggenggam tangannya. Kemudian membawa mereka menuju ruang makan di belakang.

Tampak sebuah plastik putih di atas meja makan. Nenek membuka plastik itu. Mengeluarkan 2 kotak makanan dari dalamnya untuk makan malam hari ini.

Wanita tua itu mempersilahkan Dania untuk duduk di sebelahnya. Kemudian mulai menyantap makan malam bersama di tengah ruang makan.

LAUTAN DAN DENDAMNYA (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang