KASUS KECELAKAAN

29.3K 5K 53
                                    

Pukul 08.10
Dania mulai membuka lembar demi lembar kertas dari berkas rangkuman karyawan yang ia gantikan.

Tertera judul, dari lembar kertas pertama bertuliskan
"KECELAKAAN MOBIL TERBESAR DI INDONESIA, TAHUN 1991".

Lembar pertama hanya berisi judul. Gadis itu membuka lembar ke-dua. Terdapat data mengenai lokasi peristiwa dan waktu kejadian berupa jam, hari, tanggal, beserta tahun. Tertera judul di atas lembar itu bertuliskan "TEMPAT DAN WAKTU KEJADIAN".

"Tanggal 28 September 1991. Mobil berplat B 5412 AH ditemukan hancur sangat parah menabrak sebuah gedung tak jauh dari mall Kota Kasablanka, di daerah Jakarta Selatan, Indonesia." Dania berbisik, membaca data di lembar ke-dua.

Mulai dari membaca judul, materi riset sungguh menarik perhatian Dania. Kepala terus bertanya-tanya apa yang tertera di lembar selanjutnya. Materi ini sungguh membuat Dania semangat untuk meriset.

Lanjut ke lembar ke-tiga, tertera judul di bagian atas kertas bertuliskan "KRONOLOGI DAN KORBAN KECELAKAAN". Gadis itu sangat antusias. Membahas persoalan seperti ini adalah hal yang sangat ia suka.

Lanjut membaca lembar ke-tiga. "Pukul 10.20 WIB, mobil berplat B 5412 AH ditemukan tertabrak di depan sebuah gedung dalam keadaan yang sudah hancur. Korban dari kecelakaan mobil tersebut adalah seorang pasangan suami istri bernama Muhammad Husein Al-Malik dan Maryam Aviliana."

"Maryam Aviliana?" Dania sedikit terkejut. Nama belakang korban kecelakaan itu sama persis dengan nama belakang dirinya, dan nama belakang Sarah (ibunya), "Aviliana".

Sedikit aneh. Namun tak ada masalah. Bisa saja hanya kebetulan. Lagi pula, jumlah manusia di muka bumi tidak sedikit. Mencapai milyaran jiwa. Pasti di antara milyaran jiwa itu, paling sedikit ada 1 orang yang memiliki nama yang sama dengan nama kita.

Dania melupakan persoalan itu. Rasanya tak penting. Kemudian lanjut membaca data di dalam lembar ke-tiga.

"Korban pasangan kecelekaan langsung dikeluarkan dari mobil oleh para warga di lokasi kejadian. Muhammad Husein Al-Malik dinyatakan tewas di tempat. Sedangkan Maryam Aviliana, masih bisa diselematkan dan sempat dibawa ke rumah sakit." Dania membaca dengan suara kecil.

"Sempat" Apa maksud kata itu? Mengapa ia diletakkan di antara 2 kata yang dapat memberi harapan? Sungguh menyakitkan membacanya. Terdapat suatu makna yang amat perih.

"Maryam Aviliana, yakni korban wanita dinyatakan tewas beberapa jam setelah dibawa ke rumah sakit."

DEG!
Hati Dania terasa tertusuk. Amat menyesakkan setelah membaca kronologi pada lembar ke-tiga berkas tersebut.

Gadis itu teringat sesuatu. Sebuah cerita yang pernah ia dengarkan, beberapa hari sebelum kejadian tsunami dahulu. Tepatnya adalah cerita tentang masa lalu Sarah. Kisah nyata kematian kakek dan nenek Dania, yang pernah Sarah ceritakan waktu itu.

Mulai dari peristiwa yang mirip, juga nama korban perempuan yang sama dengan nama belakang Dania dan Sarah. Seketika memunculkan sebuah rasa kecurigaan di dalam hati.

Apa mungkin Muhammad Husein Al-Malik dan Maryam Aviliana selaku korban kecelakaan mobil terbesar di Indonesia itu adalah nenek dan kakek dari Dania sendiri?

Dugaan itu benar-benar mendalam. Namun pada akhirnya berhasil Dania buang jauh-jauh dari dalam kepalanya. Harus kembali pada inti utama. Kejadian itu diriset untuk diberitakan kepada publik!

"Diduga, kejadiaan kecelakaan yang sangat besar ini terjadi bukan karena sebuah ketidak sengajaan. Melainkan terdapat orang ketiga yang menjadi penyebab dari keseluruhan kejadian." Dania lanjut membaca.

Data di lembar ke-tiga telah habis. Lanjut ke halaman berikutnya, tertera judul "FOTO DAN DOKUMENTASI". Yang di mana di dalamnya berisi kumpulan foto yang pernah diabadikan usai terjadinya kecelakaan itu.

Jumlah foto-foto itu lumayan banyak, hingga mencapai halaman berikutnya, yakni lembar ke-lima. Salah satu foto menjadi titik fokus Dania sedari tadi. Sebuah foto yang menunjukkan hari pemakaman 2 korban kecelakaan itu.

Dania bukan terfokus pada makam yang tampak di dalamnya. Melainkan keberadaan seorang gadis remaja berselandang hitam dengan wajah sendu yang tampak menyedihkan.

Dania mengerutkan kening, "Ibu?"

Gadis remaja di foto itu tanpak mirip dengan Sarah. Namun terlihat kurang jelas. Karena kualitas foto yang kurang baik.

Detik itu, rasa curiga Dania mulai kembali. Tampaknya hal ini bukan suatu kebetulan. Nama yang sama, peristiwa yang sama, sampai gadis di pemakaman yang sangat mirip dengan Sarah, semua itu membulat di dalam hati Dania menciptakan kegelisahan. Rasanya antara tak yakin dan yakin menerima bahwa kasus ini adalah kasus kematian kakek dan neneknya sendiri.

Hanya ada 2 kebetulan yang dapat dipilih, yaitu kebetulan bahwa Dania memang meriset sebuah peristiwa yang dialami keluarganya sendiri atau kebetulan bahwa seluruh keanehan dalam peristiwa yang ia riset itu memang sangat mirip dengan kejadian yang pernah dialami keluarganya.

Hati gadis itu masih terasa sangat ragu. Tak sengaja, sebuah ide terbesit di dalam kepalanya. Yaitu untuk menyalakan komputer di depan, dan mencari tahu lebih lanjut mengenai kasus kecelakaan ini.

Dania mulai menyalakan komputer. Mengetikkan nama "Muhammad Husein Al-Malik" dan "Maryam Aviliana" di kolom pencarain. Tangannya dengan lincah menekan tombol enter pada keyboard di atas meja.

Seketika bermunculan banyak foto kecelakaan dari berbagai sumber media yang ditunjukkan google. Sebuah foto yang diambil dengan konsep dan pencahayaan yang mirip dengan foto di berkas tadi menarik perhatian Dania.

Mata gadis itu terbelalak. Foto yang ia lihat adalah foto yang diambil bersamaan dengan foto di berkas tadi. Hanya saja, foto di dalam berkas tampak buram. Sedangkan foto di layar komputer tampak jelas dan terang.

Dania sungguh terkaget. Gadis ramaja yang ada di foto berkas tadi juga berada di dalam foto itu. Namun kali ini wajahnya terlihat sangat jelas.

Gadis remaja itu benar-benar sangat mirip dengan Sarah. Bahkan jika dikatakan sejujurnya, tampak tak ada perbedaan sama sekali. Foto itu menghilangkan seluruh perdebatan antara sisi hati Dania. Meyakinkan bahwa gadis remaja di dalam foto itu memang benar adalah Sarah.

Hilang sudah semua rasa ragu di dalam hati Dania dari tadi. Ia telah yakin 100%, bahwa kasus kecelakaan yang sedang ia riset adalah kasus kecelakaan kedua orang tua Sarah.

Dania melupakan persoalan itu. Kembali pada pekerjaan, membuka lembar selanjutnya. Ternyata lembar ke-enam adalah lembar terakhir. Tertera judul di bagian atas lembar itu bertuliskan "SAKSI KECELAKAAN".

Hati Dania terasa sangat tak enak. Entah mengapa, sangat takut dan gelisah untuk membaca isi dari lembar itu.

"Diduga, kecelakaan mobil ini terjadi bukan karena sebuah ketidak sengajaan. Melainkan karena ada pihak lain yang sengaja mencelakai korban, hingga menciptakan suatu kecelakaan." Lembar ke-enam mulai dibaca.

Dania terdiam sejenak. "Pihak lain?", "Mencelakai?" Sarah tak menceritakan hal ini dahulu.

"Kesaksian beberapa warga yang melihat kejadian itu mengatakan bahwa ada sebuah mobil yang sengaja mendempetkan mobilnya dengan mobil korban yang membuat korban kesulitan untuk mengemudikan dan mengendalikan kondisi." Wajah Dania mengerut dalam.

"Dikatakan oleh para saksi, bahwa mobil korban terlihat seperti kehilangan kendali hingga menabrak gedung tempat kejadian kecelakaan. Mobil yang diduga sebagai penyebab kecelakaan itu dikatakan sempat berhenti sebentar di tempat kejadian. Kemudian langsung pergi setelah para warga berbondong-bondong datang membantu."

Dania menghelakan napas. Sarah tidak memberi tahu bahwa kecelakaan orang tuanya itu terjadi karena sebuah kesengajaan. Lebih tepatnya pembunuhan.

Apakah Sarah sengaja tak memberi tahu Dania mengenai hal itu? Atau kah, Sarah memang tak mengetahui akan hal itu? Entahlah. Wanita itu sudah tak ada...

• • •

LAUTAN DAN DENDAMNYA (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang