GADIS BAIK

62.8K 8.6K 205
                                    

Dania merenung di kamar. Merasa sangat kebingungan. Gadis itu tak tahu ingin melakukan apa untuk menggantikan pekerjaan Sarah. Perekonomian keluarga mereka akan jatuh lebih buruk lagi. Ia harus melakukan sesuatu agar tetap bisa memenuhi kebutuhan hidup.

Malam hari itu Dania habiskan untuk memikirkan pekerjaan. Gadis itu berpikir untuk mulai mencari kerja. Suatu pekerjaan yang cocok untuk gadis yang masih bersekolah sepertinya.

Dania tiba-tiba teringat dengan seorang tetangga yang tinggal tak jauh dari rumahnya. Tetangganya itu merepukan seorang penjual cemilan bakso goreng atau biasa dikenal dengan singkatan "Basreng".

Tetangga Dania itu biasanya menjual basreng dengan jumlah yang banyak. Ia memang seorang produsen basreng. Biasanya basreng yang ia buat dikirimkan ke kantin-kantin sekolah dan warung-warung untuk dijual.

Dania berpikir untuk membeli basreng pada tetangganya itu. Ia berpikir untuk menjualkan basreng tersebut di sekolah. Sepertinya itu akan menjadi ide yang brilian.

Keputusan Dania membulat. Ia akhirnya memutuskan untuk berjualan basreng. Rencananya ini akan ia mulai esok hari.

"Aku harus membantu ibu." Dania bergumam di dalam hati.

Foto basreng yang dijual tetangga Dania :

Foto basreng yang dijual tetangga Dania :

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• • •

Pukul 06.30.
Dania mulai bersiap-siap berangkat pergi ke sekolah. Gadis itu berjalan mengambil tas coklat tuanya yang digantung diatas paku pada dinding papan kamarnya.

Dania membuka sebuah lemari kayu tua yang berisikan baju-bajunya. Ia mencari sesuatu di dalam lemari tersebut. Sebuah barang ia simpan di balik lipatan-lipatan baju.

"YES! Dapat!" Dania menemukan barang tersebut. Sebuah kaleng tua yang sudah lusuh.

Kaleng yang sudah sangat lusuh itu adalah celengan milik Dania. Dulu ia dapatkan ketika masih kelas 2 SD. Gadis itu kemudian beranjak menuju dapur. Jalannya tergesa-gesa. Ia mengambil sebuah pisau.

Gadis itu dengan cepat langsung kembali ke kamar. Ia tak mau ada orang yang melihat. Dania lalu mengambil kaleng tadi. Kemudian dengan telaten membelah kaleng tersebut dengan pisau.

Tring... Tring...
Uang-uang koin berjatuhan dari dalam kaleng. Dania buru-buru mengeluarkan seluruh isinya. Kemudian mengumpulkan uang-uang tersebut dan langsung menghitung jumlahnya.

"Dua puluh enam ribu, dua puluh enam ribu dua ratus, dua puluh enam ribu tujuh ratus, dua puluh enam ribu sembilan ratus! Totalnya dua puluh enam ribu sembilan ratus!" Gadis itu berteriak kecil. Baru selesai menghitung total uang tabungannya.

Ya, uang di dalam tabungan Dania itu memang sangat sedikit. Ia jarang sekali memasukkan uang ke dalam celengan tersebut. Karena keterbatasan ekonomi keluarganya.

Seluruh uang tabungan yang telah Dania keluarkan itu ia masukkan ke dalam sebuah plastik kresek. Gadis itu lalu bergegas mengambil sepatu sekolahnya. Kemudian langsung berangkat pergi ke sekolah.

Sebelum berangkat ke sekolah, Dania sudah berencana untuk menyempatkan diri ke rumah tetangganya yang menjual basreng itu. Ia hendak membeli basreng terlebih dahulu.

"Om! Aku mau beli basrengnya dong!" Dania memanggil sosok pria tua yang sedang duduk santai di dalam sebuah rumah. Pria tua itu adalah tetangga Dania yang menjual basreng.

"Eh Dania, mau beli berapa, Dan?" Pria tua itu menoleh, bertanya.

"Kalau uangnya 26.900, dapet berapa, Om?" Dania balik bertanya. Tangannya sudah siap menyodorkan kresek berisi uang tabungannya itu.

Pria tua itu berjalan menghampiri Dania, "Satunya 500-an. Kalo uang kamu 26.900, berarti dapet 54 bungkus." Jelasnya.

"Ya udah segitu aja, Om." Ucap Dania menyetujui.

Pria tua itu kemudian masuk kembali ke dalam rumahnya. Mengambil 5 plastik besar berisikan bungkus-bungkus cemilan basreng.

Pria tua itu kembali.
"Ini aku masukin ke dalem kardus aja ya! Satu plastik ini isinya 10 bungkus. Jadi total 5 plastik 50 bungkus. Ini aku masukin empat bungkus lagi biar jadi 54, ya?" Pria tua itu membawa kardus berisi plastik-plastik basreng.

Dania mengangguk.
Pria tua itu langsung mengikat kardus berisi basreng-basreng tersebut. Kemudian berjalan menghampiri Dania.

"Mau jualan kamu, Dan?" Tanya Pria tua itu.

"Iya Om, buat bantu-bantu Ibu." Jawab Dania sambil tersenyum.

"Oh, kalo gitu Om tambahin satu bungkus lagi, ya?" Balas Pria tua itu. Menawarkan Dania. Tanpa basa-basi Pria itu langsung masuk kembali ke dalam rumah. Mengambil 1 plastik basreng lagi.

Mata Dania terbelalak, "Nggak papa, Om?" Tanya-nya ragu.

"Udah nggak papa, namanya juga tetangga. Harus saling bantu-bantu dong!" Jawab Pria tua itu sambil kembali menghampiri Dania. Ia kemudian menyerahkan kardus berisi basreng-basreng itu.

"Makasih ya, Om!" Dania menerima kardus itu. Kemudian memberikan kresek berisi uang tabungannya.

"Oke sama-sama!" Balas Pria tua itu.

"Aku pamit dulu ya, Om!" Dania berpamit.

"Iya, hati-hati ya! Nitip salam buat ibu kamu." Pria tua itu tersenyum.

"Oke, Om!" Jawab Dania senang. Gadis itu langsung berjalan buru-buru meninggalkan rumah Pria tua itu.

Hati Dania sektika berbunga-bunga. Wajahnya berseri. Sangat bahagia. Pria penjual basreng itu telah berlaku sangat baik kepadanya. Hati Dania sungguh sangat senang.

Dania langsung bergegas menuju sekolah. Ia takut akan terlambat. Hari ini adalah hari Rabu, guru yang akan mengurus murid-murid terlambat di sekolah adalah seorang guru perempuan bernama Bu Susi.

Bu Susi adalah guru yang sangat galak. Dania takut jika dihukum olehnya.

• • •

LAUTAN DAN DENDAMNYA (TELAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang