62

83 3 0
                                    

Aku dan kak Dion akhirnya memutuskan untuk jalan-jalan. Kami ke mall, makan, nonton, membeli aksesoris, baju dan banyak hal lain nya. Aku senang bisa melihat senyum cerah kak Dion lagi.

Kami sedang berada disebuah tempat wisata yang sangat indah, disini penuh dengan rumput-rumput yang hijau nan segar. Aku duduk di atas rumput itu dan di ikuti oleh kak Dion.

"Kak Dion" panggil ku.

"Hmm?" Dehem kak Dion sebagai tanda jawab.

"Aku gak percaya aku bakalan tunangan"

"Aku juga"

"Apalagi dalam usia yang tergolong muda"

"Mungkin kita jodoh" jawab kak Dion enteng.

Aku duduk menghadap kak Dion, seperti mau bicara serius tapi aku malah memeluk nya. Kak Dion awal nya tidak membalas pelukan ku tapi lama-lama tangan nya mengelus punggung ku dan sesekali menepuk nya.

Aku melepaskan pelukan itu dan mengelus rambut kak Dion, ralat, lebih tepat nya iseng untuk merapikan nya. Kak Dion tersenyum dan tiba-tiba berbaring di paha ku, astaga jantung ku berdetak begitu cepat lagi.

Kak Dion menutup mata nya.

"Kamu mau tau hal apa lagi yang aku suka dari kamu?" Tanya nya.

"Apa?"

Kak Dion membuka mata nya, tangan nya meraih tangan ku untuk digenggam.

"Sentuhan mu" nada kak Dion terdengar dalam.

"Sentuhan?" Ulang ku heran.

"Setiap kali kamu sentuh aku, aku merasakan ada setruman seolah ada listrik yang mengalir"

"Aku berlistrik?" Tanya ku polos.

Kak Dion tertawa, lalu dia bangun dari tiduran nya. Mata nya menatap ku dengan dalam dan tajam.

"Aku tidak mau banyak janji tapi aku akan banyak berusaha untuk bisa membuat kita berdua sama-sama bahagia" kak Dion mengelus rambut ku.

Aku tersentuh dengan ucapan nya barusan, bukankah itu bermakna sangat dalam? Kak Dion memang tau cara nya membuat hati ku terombang-ambing.

"Aku tidak mau kamu aja yang bahagia, aku juga tidak akan mau kalau hanya aku yang bahagia, kalau kita memang saling mencintai seharusnya kita harus bahagia berdua kan?" Kak Dion tersenyum manis.

Aku diam dan hanya tersenyum, mau jawab apa juga aku binggung.

"Lupakan, sebentar lagi kita tunangan seiring berjalan nya waktu yang tak terasa kita akan nikah" ujar nya memandang ke langit.

"Masih lama" jawab ku.

"Bicarakan nya sekarang"

"Bicarakan apa?"

"Kamu mau punya berapa anak?" Tanya kak Dion tiba-tiba.

Aku dibuat tertegun dengan pertanyaan kak Dion. Apa-apaan ini?

"5? Atau 10?" Kak Dion mengeluarkan angka dengan jari nya.

"Kak Dion gila ya?"

Kak Dion hanya tertawa melihat reaksi ku.

"Maka nya aku tanya mau berapa, kalau keblablasan aku gak tanggung" kak Dion tersenyum penuh makna.

"Jangan bicarain yang engga-engga" ucap ku memutar arah badan ku.

"Zea"

Aku tidak menjawab nya dan memilih untuk melihat pemandangan sekitar ku. Aku tidak bisa bohong, jantung ku terus berdebar sejak tadi.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 18, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

WHO I AM?[COMPLETE]Where stories live. Discover now