55

20 6 0
                                    

Aku turun dari mobil dan melihat rumah seseorang cukup lama hingga kak Dion menyuruh ku untuk masuk. Berat rasa nya aku harus kesini, aku berada di rumah nya Daniel. Aku baru tau kalau Daniel adalah anak yatim-piatu, dia dihidupi oleh paman dan bibi nya yang tinggal di luar negeri.

Kaki ku bahkan bergemetar ketika mulai sampai di depan pintu. Air mata ku bercucuran keluar kak Dion hanya bisa mengelus punggung ku tabah.

Ely, Eva dan Sasha menghampiri ku dan menarik ku untuk duduk.

"Kamu" seorang wanita menghampiri ku dan menunjuk ku.

Aku terheran dan memandang ke arah Ely yang memang tepat di samping ku. Siapa dia? Apakah kami pernah bertemu dan aku melupakan nya?

"Itu bibi nya Daniel"  bisik Ely pelan.

"Boleh ikut saya sebentar?" minta nya.

Aku hanya mengangguk dan mengikuti nya pergi naik ke lantai atas. Bibi nya Daniel membuka sebuah kamar, aku binggung kenapa dia membawa ku kesini.

"Ini kamar nya Daniel" ucap nya memberitahu ku.

Aku mengedarkan pandangan ku, kamar nya Daniel sangat rapi. Mata ku berhenti pada sebuah lukisan yang tersimpan di samping meja belajar nya.

Itu? Itu aku?

"Ini kamu kan? Tampak nya Daniel menyukai kamu" bibi Daniel memberikan lukisan itu pada ku.

Apa? Daniel menyukai ku? Tapi tidak ada tanda-tanda yang jelas kalau dia menyukai ku, bahkan Daniel jarang dekat dengan ku. Kami selalu berdua kalau ada orang lain seperti Ely, Eva, Sasha, kak Dean dan kak Dion.

Aku menyentuh lukisan yang diberikan oleh bibi nya Daniel, air mata ku mengalir lagi. Kenapa Daniel tidak mengungkapkan nya saja? Memendam perasaan itu sakit nya luar biasa, aku melihat lukisan ku lagi...jangan-jangan pada saat itu...

"Zea--"

Pada saat itu Daniel seperti ingin mengatakan sesuatu tapi yang dia lakukan hanya tersenyum saja. Daniel ingin mengatakan nya tapi dia tidak bisa karena berbicara saja susah pada saat itu.

Air mata ku menetes mengenai lukisan nya, lukisan itu adalah waktu aku bernyanyi didepan umum untuk kak Dion. Setelah tau perasaan nya aku merasa jahat karena Daniel harus melihat itu semua.

Daniel juga kerap kali melihat aku bermesraan dengan kak Dion. Air mata ku sudah tidak terbendung lagi, aku mengedarkan mata ku lagi dan aku melihat lukisan lain nya yang dia gantung di dinding kamar nya. Itu semua adalah aku.

Dia melukis ku saat pertama kali kami bertemu, lorong sekolah dan kami berjalan berdua saat itu aku sedang berkeliling dengan nya. Dia melukis ku dan diri nya yang tengah mengobrol di halte, saat itu dia memberitahu soal kak Dion. Dia juga melukis saat aku dan dia didalam kelas, dimana saat itu aku menempelkan plester di kening nya yang terluka. Dan ada beberapa lukisan ku yang berada di kantin.

"Daniel seperti nya masih menyukai kamu hingga dia tiada" bibi nya Daniel memegang bahu ku.

Aku merasa jahat pada Daniel.

"Ini, buku pribadi Daniel, bibi rasa disini ada sesuatu yang harus di sampaikan sama kamu" bibi nya Daniel memberikan nya pada ku.

Aku menatap buku itu dan bibi Daniel bergantian lalu aku mengambil nya, bibi nya Daniel meninggalkan ku sendirian dikamar Daniel. Aku bangun dari duduk ku dan berahli duduk di kursi belajar Daniel.

Mata ku melihat sesuatu yang terletak di atas sebuah buku. Ini adalah plester yang aku berikan pada nya. Daniel masih menyimpan nya.

Aku mulai membuka buku yang diberikan tadi, pembukaan nya sudah ada nama ku disana.

Semua tentang
Zea ⭐

Aku baru masuk ke sekolah baru, aku bertemu dengan seseorang
Aku seolah melihat nya bercahaya begitu terang dimata ku
Saat itu lah aku ingin menarik perhatian nya
Respon awal nya baik terhadap ku
Tapi...
Ternyata dia sudah mempunyai seseorang yang membuat nya bahagia
Aku melawan nya
Aku menjadi pengganggu di antara mereka
Aku akan berusaha walaupun licik

Air mata ku menetes tiada henti bahkan lembaran itu sudah terkena air mata ku. Lalu aku merasakan seseorang menyentuh bahu ku, aku menoleh dan itu adalah kak Dion.

"Kenapa?" Tanya kak Dion yang berdiri di samping ku.

"Daniel..." Ucap ku tak sanggup.

"Dia suka kamu?"

Aku menatap kak Dion tak percaya, kak Dion tau?

"Aku tau Zea, sesama cowok aku tau perasaan nya dia" sambung kak Dion.

"Kenapa gak bilang?"

"Itu hak nya dia mau bilang atau engga" kata kak Dion pada ku.

Aku paham. Aku membuka lembaran selanjutnya lagi.

Terkadang sesuatu tidak bisa dipaksa bukan?
Aku rasa aku juga begitu, aku merasakan nya
Dia bukan untuk ku...tapi kalau diberikan aku tidak akan menolak nya
Aku melihat nya kesusahan karena diri ku
Aku sadar kalau aku tidak bisa begini
Aku mencoba untuk melupakan nya
Tapi itu tentu sulit, itu bukan hal yang mudah
Aku memilih untuk pelan-pelan saja

Aku membuka lembaran berikut nya, isi nya singkat dan jelas.

Aku akan mengakui nya pada suatu saat nanti
Aku akan bilang pada nya kalau aku...
Aku mencintai mu...
Zea Ananda Lee

Air mata ku sudah tidak bisa dibendung-bendung lagi, kak Dion menarik ku ke pelukan nya. Daniel aku minta maaf, aku membuat mu merasakan sakit yang luar biasa, Tuhan bahkan mengambil mu kembali pada nya karena diri ku.

Daniel adalah orang yang baik, aku pribadi sangat menyukai pemikiran nya dan aku juga merasa cocok berbicara dengan nya.

"Daniel bahagia disaat-saat terakhir nya, aku yakin dia tidak menyesal disaat-saat terakhir karena dia bisa liat kamu, aku juga yakin dia ingin kamu tersenyum dan gak mau kamu nangis kayak gini" ucap kak Dion.

Kak Dion melepaskan pelukan nya dan menghapus air mata ku.

Daniel... Terima kasih dan beristirahat lah dengan tenang disana.




BINTANG, KOMEN DAN SHARE WAHAI MANUSIA YANG MEMILIKI JARI 💜

LOPYOU 💜

WHO I AM?[COMPLETE]Where stories live. Discover now