24

25 9 2
                                    

Benar, insiden kak Dean dan kak Dion berantem itu benar. Tapi, hanya kak Dion yang babak belur sedangkan kak Dean tidak luka sama sekali. Wajah marah kak Dean begitu terpancar dengan jelas, kalau tidak dihentikan kak Dion bisa-bisa dibawa ke rumah sakit.

Aku langsung menerobos kerumuman dan menarik kak Dean, aku tidak mengucap satu katapun, aku hanya menatap kak Dean dan kak Dean langsung menurunkan kepalan tangan nya.

Aku melihat kak Dion yang sudah berada di tangan seorang cewek, dia adalah cewek yang tadi pelukan sama kak Dion. Aku melihat kak Dion tapi kak Dion sama sekali tidak melihat ku, seolah aku tak ada disini.

"Dion, Dion kamu gpp? Aku obatin, ayo bantu bawa ke UKS" ucap cewek itu terdengar khawatir.

Kak Dean terlihat mau melayangkan pukulan lagi ke kak Dion tapi aku tahan. Kak Dean menatap ku tajam lalu aku hanya menggeleng saja.

"Ely kamu ke kelas dulu gpp, aku mau bicara sama kak Dean" suruh ku.

"Oke, jaga diri" ucap Ely sembari melirik kak Dean sebentar.

Tampak nya Ely khawatir.

Aku menarik kak Dean ke taman sekolah, lalu pergi ke kantin paling dekat untuk membelikan nya air putih. Aku yakin ada alasan di balik ini semua, kak Dean tidak akan asal pukul orang kayak tadi kalau tidak ada pemicu yang kuat untuk memancing emosi kak Dean.

Aku kembali dan memberikan air itu pada kak Dean. Wajah kak Dean sudah tampak lebih tenang dari yang tadi. Aku menghela nafas, aku duduk di samping kak Dean.

"Kak Dean kenapa?" Tanya ku.

Kak Dean hanya menggeleng.

"Gak mungkin kak Dean kayak tadi, bertindak gegabah dengan emosi kayak gitu bukan kak Dean"

"Kakak liat apa yang kamu liat tadi" ucap kak Dean melihat kearah ku.

Aku terdiam. Kak Dean melihat nya? Melihat kalau kak Dion berpelukan dengan cewek tadi?

"Engga seharusnya Dion berpelukan dengan Kalla tadi, sedekat apapun mereka, Dion harus tetap jaga batasan nya karena dia sudah ada hubungan dengan kamu"

Aku terdiam. Pemicu marah nya kak Dean adalah aku.

"Tapi kakak mukulin kak Dion sampai segitu nya itu juga gak benar"

"Dengar ya Zea, kakak bakalan bunuh siapapun itu tanpa pandang bulu kalau orang itu menyakiti kamu, baik Dion sekalipun"

Aku memeluk kak Dean. Kak Dean tidak membalas nya. Aku meneteskan air mata ku untuk kedua kali nya untuk hari ini.

"Makasih kak Dean, udah jadi orang yang paling peduli sama aku"

"Udah sewajarnya, tugas kakak ngelindungi kamu"

"Iya, tapi ingat kak Dean tetap harus minta maaf sama kak Dion"

"Iya"

Setelah melepaskan pelukan ku, kak Dean langsung pamit ke kelas nya untuk menenangkan diri. Aku tentu langsung menuju UKS, untuk menemui kak Dion. Kak Dion terlihat parah sekali tadi, sampai berdarah-darah. Kak Dean benar-benar marah besar tadi, untung saja masih bisa di lerai.

Aku sampai di UKS, dan melihat kak Dion yang terbaring sendiri disana. Mata nya terpejam, hingga akhirnya terbuka ketika mendengar langkah kaki ku.

"Kak Dion" panggilku pelan.

"Maaf" kata pertama yang terlepas dari mulut kak Dion.

Air mata kak Dion tiba-tiba mengalir begitu saja di hadapan ku. Kak Dion berusaha bangun dan aku membantu nya. Kami bertatapan, tatapan kak Dion terlihat penyesalan.

"Udah di obatin?" Tanya ku.

"Udah" jawab kak Dion lesu.

"Baguslah, mau kerumah sakit aja nanti? Biar dikasih obat yang jelas, biar engga infeksi karena ngobatin nya asal-asalan"

Kak Dion bukan nya menjawab tapi dia malah memeluk ku. Pelukan nya makin erat.

"Maaf" lirih nya lagi.

Aku menepuk bahu kak Dion pelan lalu mencoba melepaskan pelukan kak Dion.

"Maaf"

"Kak Dion mau ijin pulang aja?" Tanya ku yang menatap wajah kak Dion yang begitu babak belur.

Astaga kak Dean mukul nya kayak mau membunuh kak Dion.

"Kenapa kamu gak langsung datangin aku?" Tanya kak Dion.

Aku menatap kak Dion penuh tanya.

"Saat kamu liat aku..." Kak Dion bahkan tidak bisa melanjutkan ucapan nya. Bukan kah dia menyesal?

"Aku percaya kak Dion, aku tunggu kak Dion jelasin" ujar ku dengan cepat.

"Maaf"

"Untuk apa lagi?"

"Gak kabarin kamu"

Aku diam lagi.

"Maaf" ucap kak Dion lagi.

Sudah berapa kali ini?

Aku menunggu lanjutan nya.

"Soal Kalla aku bisa jelasin, dia teman kecil aku dan sekarang lagi ada masalah, orang tua nya bercerai" terang kak Dion sekilas.

Ini jujur dari lubuk hati ku, entah kenapa aku tidak merasa kasian sama sekali dengan Kalla setelah tau cerita pedih nya dari kak Dion.

"Kalla ikut mama nya dan papa nya pergi dengan ninggalin utang yang banyak sama mama nya, Kalla mencoba untuk pinjam uang sama aku, hanya aku yang bisa bantu dia" lanjut kak Dion menjelaskan inti nya.

"Ya udah"

"Udah?"

"Ya udah, emang harus apa lagi?"

"Kamu gak marah? Gak mau nampar aku? Aku tau aku gak seharusnya balas pelukan Kalla" kak Dion menundukkan kepala nya merasa bersalah.

"Ya udah"

"Zeaa" rengek nya memanggil nama ku.

Aku tersenyum pada kak Dion.

"Aku gpp, aku percaya kak Dion" ujar ku tenang.

Kak Dion mendekat ke wajah ku dan kak Dion mencium kening ku pelan.

Astaga jantung ku! Apaan sih kak Dion!

Tenang Zea, tenang.... Kalau gak mau ketahuan tenang.



BINTANG, KOMEN DAN SHARE WAHAI MANUSIA YANG MEMILIKI JARI 💜

LOPYOU💜

WHO I AM?[COMPLETE]Where stories live. Discover now