25

23 9 2
                                    

Aku sedang menunggu kak Dion diparkiran, terlihat dari jauh Kalla juga bersama kak Dion. Kedua nya tampak serasi dan tampak begitu akrab, hal itu tentu saja karena mereka teman dari kecil.

Jujur entah kenapa aku tidak nyaman dengan aura Kalla ini.

Kak Dion tiba di depan ku dan langsung memeluk ku didepan Kalla, aku yang biasa nya tidak membalas pelukan kak Dion tiba-tiba membalas nya kali ini. Kalla tidak berekspresi sama sekali tapi aku bisa merasakan ada rasa tak suka dari tatapan nya.

"Dion aku duluan ya" pamit nya.

"Oh ok, hati-hati lu" ujar kak Dion.

"Iya"

Kalla berjalan menjauh dari kami berdua, tinggal aku dan kak Dion. Aku meraih tangan kak Dion, lalu melakukan gerakan membersihkan lengan baju kak Dion. Sesekali aku tepuk pelan. Tau kenapa? Tadi Kalla menyentuh lengan kak Dion dan entah kenapa aku sangat risih.

Aku sudah berprinsip, apapun yang sudah jadi milikku adalah milikku, jika seseorang menyentuh nya itu zona yang berbahaya.

"Kenapa? Ada yang kotor?" Tanya kak Dion mengecek nya juga.

"Iya debu" jawab ku asal.

"Debu?"

"Udah ayo pulang"

"Gak mau langsung pulang" ucap kak Dion menghentikan pergerakan ku dengan menahan tangan ku.

"Kak Dion masih kayak gitu mau kemana emang?"

"Hari ini papa sama mama keluar kota, jadi aku sendiri" ujar kak Dion.

Hawa-hawa gak enak mulai muncul.

"Boleh ya aku nginep?" Tanya kak Dion.

Tepat sasaran.

"Tanya kak Dean aja, selama papa mama gak ada kak Dean penentu nya" jawab ku jujur.

Setelah kejadian tadi emang nya kak Dean mau? Agak mustahil tapi mungkin saja.

"Mau gak ya dia? Soal nya abis nyakitin adik kesayangannya"

"Kak Dion nya jangan ketahuan kalau mau pelukan lagi" sindir ku sengaja.

"Zeaaaaa" rengek nya.

Aku tertawa mendengar rengekan kak Dion. Tak lama dari itu kak Dion juga ikut tertawa dengan ku lalu mengelus rambut ku dengan pelan dan lembut.

Ini dia kak Dion yang aku kenal.

"Akhirnya kamu ketawa sama aku" ucap nya tersenyum lebar.

"Emang gak pernah?" Ucap ku berusaha untuk tidak membuat kontak mata dengan kak Dion.

Sebenarnya aku deg-degan saat ini.

"Engga"

"Kayak nya pernah deh"

"Engga"

"Ya udah"

"Jadi boleh nginep?" Tanya kak Dion sekali lagi.

"Tanya kak Dean" jawaban ku tetap sama.

"Kalau aku di hajar lagi kamu bakalan apa?"

"Aku biarin, siapa suruh main api" ucap ku sengaja.

"Aku gak ada hubungan apapun dengan Kalla, serius deh, kamu gak percaya?"

"Bercanda kak Dion, ayo pulang"

Setelah perbincangan konyol dan tidak jelas akhirnya kami masuk ke mobil kak Dion. Saat melewati halte aku melihat Kalla disitu sendiri, Kalla juga melihat kearah kami mungkin dia tau kalau ini adalah mobil kak Dion.

Seperti nya Kalla tidak menganggap kak Dion hanya sebatas teman masa kecilnya, aku bisa tau sebagai sesama cewek, Kalla mengharapkan hubungan lebih dari teman.

"Gak mau di antar kak?" Tanya ku bersimpati sedikit.

"Gak usah" ucap kak Dion cuek.

"Kok gitu?"

"Kamu lebih penting, kamu prioritas, nanti aku di hajar lagi"

Aku diam saja melihat kak Dion tersenyum begitu lepas walaupun sesekali meringis karena luka pukulan itu. Sejak kapan aku juga tidak tau, aku jadi tidak suka kalau bertatapan dengan kak Dion. Soal nya aku suka deg-degan tidak jelas, apa ini pemicu aku mulai ada rasa suka dengan kak Dion? Bisa saja.

-rumah-

Kak Dion benar-benar mau menginap dirumah ku malam ini, kata nya cuma malam ini saja tapi tetap saja aku tidak percaya. Melihat sifat kak Dion yang cukup jahil dan iseng aku jadi kurang yakin.

Kak Dion sudah memantapkan hati nya untuk bicara dengan kak Dean. Didalam sana ada kak Dean yang tadi baru saja menghajar kak Dion habis-habisan dan sekarang sang musuh meminta untuk masuk ke kandang nya untuk beristirahat, sungguh hal yang tidak masuk akal.

Lagian kak Dion juga tidak melihat kondisi dan suasana nya, ya sudah lah biarkan saja. Mungkin ini cara mereka untuk bisa saling bilang maaf.

Kami masuk kerumah dan tepat diruang tamu duduk lah kak Dean di sana. Kak Dean langsung berdiri dan menghampiri kami yang baru setengah masuk dari rumah.

"Ngapain lo kesini? Mau nyakitin adek gue lagi?" Tanya kak Dean judes.

"Gak gitu bro, gue udah jelasin sama Zea, Zea nya juga ngerti" ujar kak Dion.

"Terus mau apa lo? Pulang sana, Zea mungkin udah maafin lo tapi gue belum"

"Jangan gitu lah, temen loh kita" ucap kak Dion yang berusaha sesantai mungkin.

Kak Dean tetap diam saja, terlihat kalau kak Dion binggung harus apa.

"Eh Dean, gue mau nginep boleh gak?" Tanya kak Dion pada akhirnya.

Rasa nya ini seperti perlombaan yang seri 1:1 dan sudah mencapai babak final penentu pemenang nya.




BINTANG, KOMEN DAN SHARE WAHAI MANUSIA YANG MEMILIKI JARI 💜

LOPYOU💜

WHO I AM?[COMPLETE]Where stories live. Discover now