44

22 8 1
                                    

Aku sedang berada dirumah, sebenarnya aku akan pergi untuk menemui seseorang. Kak Dean memaksa untuk ikut tapi aku larang karena aku akan pergi dengan kak Dion.

Suara pesan masuk membuat ku meraih hp ku yang ku letakkan diatas meja. Aku membuka nya dan hanya membaca nya saja, itu dari kak Dion yang bilang kalau diri nya sudah berada di depan rumah. Kami memang berencana langsung ke tujuan jadi kak Dion tidak mampir dulu, bisa-bisa kalau ketemu kak Dean tidak jadi pergi kami karena mereka asik main game.

Kak Dion bersandar dipagar rumah ku, memakai kaos polos berwarna hitam. Style yang kasual. Aku menghampiri nya, kak Dion langsung memberikan senyuman nya.

Huft.... Rasa nya aku masih belum percaya kalau aku adalah pacar nya, dulu membayangkan aku punya pacar di masa SMA ku saja tidak.

Tapi kehadiran kak Dion mengubah nya.

"Kamu yakin bisa dapetin informasi dari dia?" Tanya kak Dion masih ragu.

"Coba aja kak" ujar ku.

"Mengingat yang dia lakukan rasa nya agak sulit"

"Coba dulu, kak Dion cepat nyerah"

"Melihat situasi bukan cepat nyerah" sanggah kak Dion.

Aku tidak menanggapi nya lagi, kami diam dan mobil mulai dijalankan. Aku dan kak Dion mau kekantor polisi untuk menemui Fiona, aku yakin betul sampai detik ini kalau Fiona hanya di suruh untuk melakukan hal itu pada ku.

Aku juga ragu dia akan buka suara karena kalau sampai seseorang mengambil resiko seperti itu sudah pasti Fiona menerima sesuatu yang besar. Walaupun itu cuma pikiran ku saja tapi aku akan berusaha untuk membuat Fiona berbicara.

Aku dengar dari kak Dion kalau keluarga Fiona sedang sekarat saat ini, orang tua nya bercerai dan dia diambil ahli oleh ayah nya. Mendengar rumor yang beredar ayah nya Fiona adalah orang yang main fisik.

Mungkin aku bisa menggunakan itu sebagai titik kelemahan nya dengan membantu keluarga nya yang sedang sekarat. Terkadang dalam hal seperti ini uang adalah jalan satu-satu tapi aku pribadi akan mencoba mencari cara lain selain uang terlebih dahulu, kalau memang sudah tidak bisa aku akan menggunakan uang.

Kami tiba di kantor polisi, aku langsung turun dan disusul oleh kak Dion. Kami mulai masuk dan mengisi semacam surat kunjungan, mereka sedang memanggil Fiona.

Tak lama kemudian Fiona keluar, wajah nya, rambut nya benar-benar berantakan. Aku menghela nafas ku pelan, lalu ku benarkan duduk ku.

"Aku tau ada orang dibalik ini semua" ucap ku tanpa basa-basi.

Fiona menatap ku penuh makna, entah apa maksud dari tatapan nya.

"Siapa orang nya?" Tanya ku lagi.

"Buat apa lo tau?" Fiona balik bertanya.

"Jadi benar ada orang lain kan?"

"Bukan urusan lo"

"Kalau kamu terus keras kepala gini hukuman kamu akan berat, kalau kamu kasih tau siapa orang nya aku akan coba untuk membebaskan kamu dari sini" ujar ku mencoba membujuk nya.

"Semua ini gara-gara lo" nada Fiona terdengar marah.

"Bukan saat nya untuk salah-salahan Fiona"

"Semua udah terlanjur, gue juga engga menyesali nya"

"Kamu di sogok apa?" Tanya ku.

"Lo harus berhenti untuk ikut campur urusan orang lain, jauhin selagi lo bisa" ucap Fiona menekan kata 'jauhin' sambil melirik ke kak Dion.

"Apa maksud lo ngeliatin gue? Lo nyuruh Zea jauhin gue?" Aku menahan kak Dion yang sedikit terbawa suasana.

Fiona hanya menunjukkan smirk nya.

"Ada hubungan dengan kak Dion?"

Fiona hanya diam, kepala nya menunduk. Mungkin ini saat nya aku mengeluarkan kartu ku.

"Ayah kamu" ucap ku.

Fiona perlahan mengangkat kepala nya, tatapan nya bisa aku rasakan adalah ketakutan. Entah apa yang terjadi antara Fiona dan ayah nya tapi aku melihat peluang untuk memanfaatkan nya.

"Gak usah sebut bajingan itu" nada Fiona berubah menjadi benci.

Terpancing!

"Aku tau dia melakukan kekerasan sama kamu, kalau kamu mau kerja sama buat kasih tau siapa dalang di balik perbuatan kamu, aku akan bantu kamu untuk bebas dari ayah kamu" ucap ku memberikan penawaran.

Fiona hanya menatap ku saja, aku menunggu jawaban nya.

"Kalla" ucap Fiona tiba-tiba.

Aku membulatkan mata ku setelah mendengar nama Kalla disebut. Aku dan kak Dion saling melihat lalu berpaling ke arah Fiona.

"Kalla yang suruh" lanjut nya lagi.

"Kenapa lo mau?"

"Gue di ancam"

"Ancam?"

Air mata Fiona mulai mengalir bahkan sudah terdengar isakkan dari mulut nya. Apa yang terjadi?

"Gue diperkosa sama bajingan itu" ucap Fiona yang membuat ku terpaku.

Aku kaget bukan main, aku memegang tangan kak Dion dengan refleks. Aku kembali mengingat hal yang aku alami, aku mungkin akan mengalami hal yang sama waktu itu kalau saja kak Dion datang tidak tepat waktu.

"Kalla tau itu?" Tanya ku memastikan.

Fiona mengangguk "bahkan dia punya rekaman nya, gue gak tau dia dapat dari mana, gue takut di kucilkan, gue takut di benci, maka nya gue lakuin"

"Kak Dion tau sesuatu soal ini? Menurut ku Kalla bukan orang biasa" tanya ku pada kak Dion.

Kak Dion menggeleng pasti "Aku gak tau apapun, aku juga kaget kenapa Kalla bisa jadi kayak gini"

"Lo berdua, terutama lo Zea, harus hati-hati sama Kalla, dia bukan manusia, dia ngincar lo"

"Kamu jangan khawatir, setelah ini aku akan kirimkan pengacara, aku pastikan kamu akan bebas"

"Selama ini gue gak baik sama lo, kenapa sekarang lo baik sama gue?" Tanya nya.

Aku tersenyum "terkadang kita harus menolong musuh, musuh adalah rekan terbaik"

"Makasih" ucap nya, pertama kali nya aku mendengar sesuatu yang tulus dari nya.

"Kalau ada apapun lagi soal Kalla, kasih tau aku"

Fiona mengangguk.

Dugaan ku dari awal benar, Kalla ini bukan orang biasa. Dia bisa tau hampir detail nya, bahkan punya rekaman Fiona diperkosa oleh ayah nya sendiri.

Kalla harus di waspadai.



BINTANG, KOMEN DAN SHARE WAHAI MANUSIA YANG MEMILIKI JARI 💜

LOPYOU 💜

WHO I AM?[COMPLETE]Where stories live. Discover now