10

46 12 0
                                    

Jam olahraga sekarang membuat aku berakhir di ruang ganti putri. Aku berjalan keluar setelah merasa semua nya sudah rapi, aku mengambil ikat rambut ku dan memasukkan nya ke pergelangan tangan ku. Tunggu panas baru ikat. Aku lebih suka rambut ku tergerai tapi karena keadaan yang begitu panas akhir-akhir ini membuat ku tidak tahan.

Matahari nya seolah mau membumihanguskan manusia.

Aku melihat dengan mata di sipitkan, eh itu bukan nya kak Dean dan kelas nya? Kenapa ada dilapangan juga? Oh seperti nya mereka juga jam olahraga.

Aku berjalan mendekat kearah Ely yang ternyata berbaris di bagian belakang, sebelahan dengan kak Dean. Aku melihat Ely yang tersenyum kepada kak Dean dan begitu juga dengan kak Dean yang membalas senyum nya Ely. Ada apa ini?

Kenapa rasa nya kak Dean punya banyak rahasia yang tidak aku ketahui?

"Oke semua nya dengarkan" guru mulai bersiap-siap memulai pembelajaran.

"Karena jam kalian sama dan guru yang mengajar kelas 12 tidak masuk, hari ini kalian gabung" lanjut guru nya.

"Baik pak" jawab semua nya serentak.

"Hari ini kita main bebas, tapi jangan ada yang kekantin, bapak akan permisi sebentar ada urusan mendadak"

"Baik pak"

"Ingat, setelah bermain perlengkapan dikembalikan ke tempat semua, jaga kebersihan, jaga suara kalian supaya tidak menganggu kelas lain, mengerti?"

"Mengerti pak"

"Kalau begitu 2 orang perwakilan kelas mimpin pemanasan"

Setelah itu Ely maju, sepertinya Ely yang biasa nya memimpin pemanasan. Tak lama dari kelas kak Dean yang maju adalah kak Dion. Wah! Entah kenapa aku harus bereaksi berlebihan seperti ini padahal seharusnya biasa saja bukan.

Aku akan sedikit cerita, tadi saat istirahat pertama banyak sekali yang berbondong-bondong bertanya pada ku soal hubungan ku dengan kak Dion. Tepat sekali tebakan ku bakalan ada gosip tidak jelas menyebar. Bahkan mungkin saja sudah di ketahui satu sekolah.

Sekali rumor begini menyebarnya begitu cepat, sekali yang menyebarnya berita baik-baik gak ada satupun yang menanggapi nya.

Setelah belasan menit pemanasan, guru pergi untuk urusan nya. Aku diajak Ely dan yang lain menepi dan duduk-duduk saja. Karena aku dasar nya memang tidak suka dengan pelajaran ini maka ketika main bebas seperti saat ini aku menggunakan nya dengan baik.

Tiba-tiba kak Dean, kak Dion dan kak Bagas datang menghampiri kami. Kak Bagas yang waktu itu ku temui di kantin, yang bersama Ely. Kak Bagas langsung menginjak sepatu Ely yang membuat Ely menendang nya tapi tidak kena.

Kak Dion duduk di belakang ku sedangkan kak Dean didepan ku dan samping nya Ely. Setelah di lihat-lihat kak Dean dan Ely cocok juga.

"Kamu gak panas?" Tanya kak Dion mengibar-ngibaskan rambut ku.

Aku menggeleng saja, panas sih tapi masih bisa ditahan. Kemudian kak Dion diam saja dan mulai asik mengobrol dengan kak Dean, Ely dan juga kak Bagas. Mereka tampak asik dengan dunia mereka yang seru.

Tak lama datang tiga orang cewek, aku ingat mereka. Salah satu nya yang kemaren melabrak ku karena mengira aku ada hubungan dengan kak Dean. Dia memutar bola mata nya malas melihat ku, oh seperti nya kak Dean dan cewek itu tidak sekelas.

Aku tidak menghiraukan, aku menyisir rambut ku dengan jari-jari dan mengikat nya sedikit longgar.

Kenapa tiba-tiba jadi panas? Apakah karena hawa cewek ini?

"Dean" panggil nya dengan manis. Beda sekali tatapan nya dengan ku tadi.

"Hmm" jawab kak Dean seperlu nya. Kasihan kak Dean.

"Ini air buat kamu, kamu pasti haus"

"Engga, gue gak main apa-apa hari ini, main bebas juga"

Dia diam sebentar, seolah mencari alasan agar bisa di terima pemberian nya. Mungkin malu karena di tolak didepan adik-adik kelas nya.

"Hari ini lagi panas, jangan sampe dehidrasi" cewek itu memberikan air itu, tidak mau tau diterima atau di tolak.

"Oke, thanks" kak Dean menerima nya saja.

"Sama-sama"

Lalu mereka bertiga pergi, tampak nya tatapan mata nya masih tidak suka dengan ku. Jangan bilang dia salah paham lagi karena aku dan kak Dean sedang duduk bersama. Tapi, seharusnya rumor aku dan kak Dion sudah sampai ditelinga nya, kemungkinan dia tidak akan macam-macam.

Tiba-tiba saja kak Dion mencubit pipi ku dengan kuat, membuat aku meringis kesakitan. Kak Dean sudah memberikan tatapan tajam nya pada kak Dion. Kak Dion nya hanya cengengesan saja melihat tatapan marah kak Dean.

Kak Dean kalau marah seram.

"Sakit?" Tanya kak Dion.

"Sedikit" jawab ku jujur. Ini belum seberapa, kak Dean cubit lebih sakit.

"Marah gitu pipi nya apa nya yang sedikit" sindir kak Dean.

"Maaf ya, aku gemes liat kamu" jawab kak Dion yang masih cengengesan.

"Kak Dion kalau pacaran bucin juga ya" Ely ikutan nimbrung.

"Kan sayang"

"Aduh gak kuat gue, mau ketempat lain aja, silakan berpacaran" Ely bangun dari duduk nya.

"Tunggu gue" ucap kak Dean tiba-tiba.

Loh? Mereka?

"Napa kak?"

"Tarik gue bangun"

Eh? Kak Dean harus di interogasi setelah di rumah.

Ely menerima tangan kak Dean dan menarik nya dengan sekuat tenaga. Kak Dean tersenyum dan mereka berdua pergi. Tidak, lebih tepatnya semua nya pergi dan hanya tinggal aku dan kak Dion. Mau pergi juga tapi tidak enak, bagaimana ya? Sudahlah biarkan saja.

"Zea" panggil kak Dion lembut.

Kenapa suara nya jadi lembut begini? Kak Dion sepertinya punya banyak kepribadian.

"Apa?"

"Mau jadi istri ku gak?" Tanya nya tiba-tiba.

Apa lagi ini?!

"Ha?"




BINTANG, KOMEN DAN SHARE WAHAI MANUSIA YANG MEMILIKI JARI 💜

LOPYOU💜

WHO I AM?[COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang