41

19 7 2
                                    

Aku menatap kak Dion, ralat tapi hp nya kak Dion dengan tatapan yang sedikit berbeda. Penemuan yang sangat spektakuler tadi benar-benar membuat kami semua terdiam, entah apa yang harus kami bicarakan. Tiba-tiba mata kami semua melihat kearah pintu masuk kantin, Kalla berjalan bersama dengan teman nya.

Tersenyum begitu ceria, melihat wajah bahagia nya itu aku hanya menunjukkan smirk.

Kalla menyapa kami, tidak, itu untuk kak Dion. Aku melihat kearah kak Dion, dengan cepat kak Dion menundukkan kepala nya. Aku menyenggol tangan nya pelan.

"Selingkuhan nya tuh" ucap ku lalu pergi ke kelas.

Rasa nya muak aku disana apalagi bersama dengan Kalla.

Kak Dion mengejar ku, langkah nya sudah sejajar dengan ku. Tapi, kak Dion tidak membahas apapun. Soal nomor tadi, kami benar-benar terkejut. Setelah nomor ditekan di hp kak Dion yang muncul adalah nama Kalla. Itu lah yang membuat kami terdiam.

Benarkah Kalla dibalik ini semua?

Melihat waktu itu dia menampar ku dengan kekuatan yang super, sedikit membuat ku yakin. Ternyata Kalla juga menyembunyikan sifat asli nya sama seperti keluarga ku, cukup menarik.

Tapi bukan itu yang membuat ku sedikit merasa kesal dengan kak Dion. Ada hal lain. Aku masuk ke kelas, tidak ada orang sama sekali dan kak Dion masih mengikuti ku tanpa mau mengeluarkan suara nya.

"Zea, kamu kenapa?" Tanya kak Dion duduk didepan ku.

"Gpp" jawab ku singkat.

Kak Dion tersenyum dan mengacak-acak rambut ku. Hobi kak Dion memang mengacak-acak rambut ku. Seperti nya bukan kak Dion saja, tapi semua laki-laki di dunia ini sangat suka menghancurkan rambut wanita nya.

"Kamu kenapa?" Tanya nya sekali lagi.

"Nama nya Kalla"

"Aku juga terkejut"

"Bukan itu" ucap ku dengan nada kesal.

"Lalu?" Kak Dion terlihat binggung.

"Kenapa ada emot nya dibelakang?"

"Emot?" Kak Dion mengeluarkan hp nya dan mengecek.

"Ohh ini gara-gara Kalla yang tambahin sendiri" lanjut kak Dion.

"Jadi dia pernah megang hp nya kak Dion?" Tanya ku kesal.

"Iya"

"Terus kak Dion juga pernah megang hp nya dia?" Tanya ku lagi.

"Pernah deh, beberapa kali"

Beberapa kali?!!!

Aku hanya bisa menghela nafas tak percaya mendengar pernyataan kak Dion, apa dia tidak merasa bersalah karena bersikap seperti itu? Maksud ku, mereka sudah seperti orang pacaran yang saling mengecek hp pasangan masing-masing.

Jangan tanya apapun, rasa nya aku ingin menancapkan pisau pada kak Dion.

"Kenapa emang? Ada yang salah?" Tanya kak Dion melihat ku dengan seksama.

Ha? Dia masih tidak menyadari nya?

"Kak Dion aku mau tanya" ucap ku menegakkan duduk ku.

"Apa?"

"Aku pernah gak ngecek hp kak Dion atau nyentuh hp nya kak Dion?" Tanya ku.

"Kayak nya engga" kak Dion menggeleng.

"Lalu?"

"Lalu apa?"

Aku melemparkan jaket ku pada nya, astaga kenapa aku jadi kesal sendiri. Kak Dion masih memasang muka polos nya yang tak tau apapun, hal itu membuat ku tambah kesal pada nya. Kak Dion yang awal nya duduk didepan ku kini pindah duduk di sebelah ku.

"Kamu kenapa sih? Aku gak ngerti" ujar kak Dion makin heran.

"Aku pacar kak Dion aja gak pernah nyentuh hp kak Dion tapi Kalla bisa? Itu apa maksudnya?" Kesal ku akhir nya meledak.

Kak Dion malah tertawa, malah keras banget lagi suara nya. Apa yang membuat masalah ini lucu?

"Gara-gara itu?"

"Terus apa lagi? Sebenarnya pacar kak Dion yang mana sih? Aku apa Kalla?" Aku sudah tidak tahan lagi mengeluarkan unek-unek ku.

Kak Dion malah semakin keras tertawa nya. Kak Dion berhenti dan memandang ku beberapa detik, tangan nya meraih pipi ku dan mencubit nya pelan.

"Kamu lah" jawab kak Dion masih menahan tawa nya.

"Terus?"

"Terus apa lagi?"

"Ihh kak Dion, hapus lah emot nya" ujar ku makin kesal, bukan nya peka langsung hapus malah menguji kesabaran ku.

"Iya iya ini hapus"

Kak Dion menyodorkan hp nya padaku, aku menerima nya dengan kasar. Kenapa aku bisa kesal seperti ini ya? Aku menyalakan hp nya lalu menyodorkan kembali pada kak Dion.

"Kenapa? Gak jadi?" Tanya kak Dion.

"Sandi nya" ucap ku.

"Kalla"

Aku membulatkan mata ku tak percaya, aku langsung melemparkan hp nya ke kak Dion. Aku memalingkan wajah ke arah jendela, tak mau melihat kak Dion sama sekali.

Apa kalian akan kesal sama seperti ku? Ayo lah, ini sesama wanita kalian harus mendukung ku bukan? Kenapa aku bisa sekesal ini aku juga tidak mengerti, aku hanya merasa kalau hal itu tidak bisa aku terima, sangat tidak bisa diterima.

Kak Dion memeluk ku sambil menyalakan hp nya, mulai menggeser keatas untuk menampilkan sandi nya.

"Zea3003, itu sandi nya" ucap kak Dion pelan mengikuti jari nya yang mengetik sandi nya.

Hp kak Dion ditangan ku lagi, aku hanya memandang kak Dion dan hp nya bergantian. Kak Dion tersenyum dan mengelus rambut ku, kenapa tidak bilang dari tadi coba. Kak Dion memang suka mencari masalah.

Aku dengan cepat mengetik nama Kalla di kolom pencarian lalu mengantikan nama dan juga menghapus emot nya. Ku ganti menjadi 'jangan diangkat+jangan dibalas' panjang sekali bukan? Tidak apa-apa, itu biar kak Dion tidak menjawab telfon nya dan tidak membalas pesan nya.

Aku sedang ingin egois saat ini. Aku mencari punya ku, tidak ada. Tidak ada nama ku disini, aku menatap kak Dion dengan heran.

"Kenapa lagi?" Tanya kak Dion.

"Kok gak ada nama ku?" Tanya ku mencoba mencari dengan nama lain.

"Kamu kira aku save nama kamu aja gitu?"

Aku kembali ke hp kak Dion, ternyata kak Dion tidak memiliki banyak kontak. Aku akan mencari manual saja, lalu aku menemukan kontak yang hanya ada emot nya saja. Emot love berwarna ungu.

"Ini" aku menunjukkan pada nya kontak itu.

"Kayak nya kita jodoh ya" kak Dion tersenyum puas.

"Itu terlalu mencolok"

"Udah gak marah lagi?"

"Masih" jawab ku meletakkan hp nya.

Kak Dion mendekatkan wajah nya dengan ku, mengunci pergerakan ku seutuh nya. Apa yang akan di lakukan nya kali ini. Mata kak Dion menatap ku dengan tajam.

"Boleh kah?" Tanya kak Dion membuat ku binggung.

Apa nya coba?

"Boleh apa?"

"I wanna kiss you"

Bukan nya kak Dion bilang nya gak bisa Inggris?


BINTANG, KOMEN DAN SHARE WAHAI MANUSIA YANG MEMILIKI JARI 💜

LOPYOU 💜

WHO I AM?[COMPLETE]Where stories live. Discover now