23

26 9 2
                                    

Ini sudah keesokan hari nya tapi tau hal apa yang menarik? Kak Dion belum berbicara dengan ku sama sekali, bahkan mengirim pesan dan menelfon ku seperti biasa saja tidak. Dan tau apa bodoh nya? Aku menunggu hal tersebut hingga tengah malam. Aku sempat beberapa kali melihat kak Dion online tapi tetap saja kak Dion tidak mengirimkan pesan pada ku.

Aku tidak mengirim pesan duluan bukan karena gengsi atau apa, mungkin kak Dion masih enggan untuk berbicara dengan ku. Aku harus memberi nya waktu dan waktu itu sudah berakhir.

Hari ini juga aku akan bertegur sapa lagi dengan kak Dion. Bagaimana pun akar dari masalah ini adalah aku, aku harus bertanggung jawab atas apa yang terjadi di hubungan kami.

Sejujurnya entah kenapa aku seperti orang pacaran pada umum nya, aku memang tak curiga kalau kak Dion selingkuh tapi tetap saja pikiran itu terus melintas dalam otak ku sebanyak apapun aku tepis. Aku juga terus menunggu respon kak Dion yang tak kunjung datang hingga aku sendiri yang harus memulai nya.

Aku juga merindukan sosok kak Dion yang selalu berkeliaran di sekitar ku sepanjang hari dengan kelucuan, kekonyolan dan tawa nya seorang kak Dion.

Apa aku sudah mulai jatuh cinta dengan kak Dion? Seperti nya iya cuma masih dasar-dasar saja belum yang dalam banget.

Oh iya, masalah pembunuhan yang terjadi tempo lalu, polisi sudah memeriksa dengan detail dan juga teliti dan hasil bukti yang ditemukan nihil. Polisi menyakini kalau pembunuhan ini bukan yang pertama tapi sudah berulang kali di lakukan oleh pelaku, polisi juga curiga kalau pelaku ini adalah orang yang sama dengan orang yang membunuh Farah. Tapi, cara pembunuhan nya beda dan pada akhirnya polisi memutuskan kalau ini adalah perampokan dan pembunuhan acak. Kasus itu baru ditutup beberapa hari yang lalu, tidak banyak yang tau karena guru atau polisi pun sama-sama bungkam.

Dan soal Fiona, dia sudah tidak pernah terlihat oleh ku belakangan ini. Aku juga tidak tau dia hilang kemana mungkin saja dia masih berduka.

Kembali lagi ke aku, aku sedang berjalan bersama Ely. Iya hanya berdua, Sasha dan Eva sedang tidak mau ke kantin yang biasa nya jadi kami berpisah. Aku langsung berpisah dengan Ely karena aku akan langsung ke kelas kak Dion untuk menemui nya.

Lorong kelas 12 terlihat sepi tak ada orang, kata kak Dean kelas nya kalau lagi istirahat semua nya keluar. Kenapa aku bisa yakin kalau kak Dion ada di kelas? Karena tadi aku sudah tanya sama kak Dean.

Aku menyipitkan mata ku seketika kaki ku tidak bisa bergerak sama sekali. Aku hanya diam saja melihat ke depan, sesuatu yang sama sekali tidak aku harapkan.

Kak Dion sedang pelukan dengan cewek. Kalau Daniel memberitahu saat itu kak Dion di peluk oleh cewek tapi kali ini aku melihat langsung kalau kak Dion juga membalas pelukan cewek itu.

Langkah ku menjadi mundur perlahan aku berbalik badan dan memilih pergi saja. Itu mungkin adalah Kalla. Tiba-tiba sebuah air mengalir dari mata ku, aku cepat-cepat menghapus nya sebelum meninggalkan bekas yang dapat terlihat.

Tapi...tapi kenapa? Harus itu yang ku lihat?

Kenapa rasa nya sakit? Aku tidak bohong rasa nya ini sakit dan juga sesak, aku tidak tau harus mendeskripsikan hal ini sebagai apa. Aku seolah tak bisa marah dan tak bisa apapun, yang aku bisa adalah diam dan menunggu kak Dion menjelaskan nya.

Di lain sisi aku menjadi makin penasaran dengan Kalla. Siapa orang ini? Kenapa terlihat kalau kak Dion begitu kasihan dan begitu simpati dengan nya?

-pelajaran jam kedua-

Aku daritadi hanya melamun, Ely juga sempat bertanya dan menegur ku untuk tidak terdiam seperti itu. Mungkin dia pikir aku akan kerasukan atau semacam nya, entah lah. Pikiran ku saat ini hanya tertuju pada kak Dion. Rasa nya aku ingin berlari ke kelas kak Dion sekarang karena aku dengar kalau banyak yang jam kosong saat ini, kelas ku juga kebagian jam istimewa itu.

Anak-anak pada ribut tidak karuan, nyanyi, gendang, gosip, salonan, make up, main game dan banyak hal lain nya. Ely nimbrung ke gosip.

"Kak Zea!"

Aku menoleh ke arah pintu, seorang cewek berlari masuk menghampiri ku membuat seisi kelas terdiam. Aku menegakkan duduk ku untuk mendengar hal apa yang terjadi hingga dia datang ke sini.

"Kak Dean sama kak Dion lagi berantem" ucap adik kelas itu.

"Ha?" Aku langsung bangun dari duduk ku.

"Iya kak, buruan di lerai, gak ada yang berani soal nya, kak Dean keliatan marah banget sama kak Dion" ucap nya lagi.

"Dimana mereka?" Tanya Ely.

"Dikelas mereka kak"

"Sebagian jaga disini, karena kelas kita paling dekat sama kantor jadi kalau ada guru yang otw kesana kabarin gue secepat nya" perintah Ely.

"Oke gue stay" ucap salah satu murid dari kelas ku.

Setelah itu aku dan Ely langsung menuju ke kelas kak Dean dan juga kak Dion. Apa yang terjadi? Bukan kah mereka teman baik? Kenapa sampai berantem seperti itu? Astaga aku jadi gemetaran, masalah nya ini baru pertama kali aku mendengar kalau kak Dean berantem sama orang lain di tempat terbuka seperti ini. Kak Dean pandai jaga emosi nya, ada tapi nya. Kalau berhubungan dengan keluarga emosi kak Dean akan meledak seperti bom.



BINTANG, KOMEN DAN SHARE WAHAI MANUSIA YANG MEMILIKI JARI 💜

LOPYOU💜

WHO I AM?[COMPLETE]Where stories live. Discover now