49

13 6 0
                                    

Aku berjalan menelusuri pantai dengan pemandangan sore yang begitu indah, bersama dengan kak Dion yang terus menggenggam tangan ku dengan erat. Sudah tidak banyak orang hanya tinggal beberapa yang mungkin memang datang untuk melihat senja.

"Kak Dion tunggu disini" suruh ku yang hendak pergi.

"Mau kemana kamu?" Tanya kak Dion menarik ku kembali.

"Tunggu bentar"

Aku berlari ke arah segerombolan cewek-cewek yang tengah tertawa bersama. Mereka langsung diam melihat kedatangan ku.

"Halo, boleh minta tolong fotoin gak?" Tanya ku.

"Ohh boleh-boleh" salah satu dari mereka langsung bangun dari duduk nya.

"Makasih ya"

"Okok"

Aku berlari kearah kak Dion, kak Dion dengan cepat menghampiri ku agar aku tidak perlu berlari kearah nya. Aku memberikan aba-aba pada orang yang akan memfoto kami, aku memeluk kak Dion dengan erat.

"Ngapain sih kamu?" Tanya kak Dion yang melirik ke arah orang yang ku suruh tadi sebentar.

"Foto, buruan, jangan liat ke kamera" suruh ku.

"Ada-ada aja"

"Satu dua tiga" ucap orang itu mulai menghitung.

Cklek!

Foto pertama terambil, aku melepaskan pelukan ku dan hanya menatap kak Dion dengan lekat. Begitu juga kak Dion yang membalas tatapan ku.

"Satu dua tiga"

Cklek!

Aku menarik kak Dion untuk sedikit lebih dekat dengan ku, lalu dengan cepat aku mencium nya. Kak Dion hanya diam, aku juga tidak berbuat apa-apa. Situasi yang begitu berbahaya, sejujurnya aku malu tapi karena aku butuh foto ini maka nya aku akan melakukan nya.

"Satu dua tiga"

Cklek!

Aku melepaskan nya dan berlari untuk mengambil hp ku sekaligus mengucapkan terima kasih.

"Makasih ya" aku menerima hp ku kembali.

"Sama-sama, langgeng ya" ucap nya ikut mendoakan.

"Oh iya, makasih"

Lalu dia pergi tanpa membalas lagi, kak Dion menghampiri ku dan dia mengacak-acak rambut ku pelan.

"Kamu kenapa hari ini?" Tanya kak Dion yang masih heran.

"Gak ada" jawab ku singkat.

"Zea aku tau kamu"

"Memang gak ada apa-apa kak"

"Mau ngapain kamu? Sikap kamu hari ini beda"

"Gak ada apapun kak, gak percaya banget sih"

Kak Dion hanya mengangguk pasrah karena aku tidak memberikan jawaban yang dia inginkan. Aku menarik nya untuk lebih dekat dengan air, perlahan air datang dan menyapu kaki kami berdua. Betapa indah nya senja benar-benar melengkapi suasana kami yang hangat.

"Kak Dion" panggil ku.

"Hmm?" Dehem kak Dion.

"Kak Dion benar-benar gak akan pindah hati kan?" Entah sudah berapa kali aku tanya hal ini.

Kak Dion menghadap ke arah ku, begitu juga dengan ku. Aku tiba-tiba merasakan takut, takut kalau nanti kak Dion akan menyukai orang lain. Aku takut perubahan dan takut ditinggalkan apalagi aku sudah yakin dengan kak Dion.

"Engga akan" ucap kak Dion terdengar begitu yakin dan jujur.

"Aku takut" ujar ku.

"Apa yang kamu takutkan?"

"Kalau nanti kak Dion ketemu sama yang lebih baik"

"Aku tidak cari yang lebih baik" jawab kak Dion cepat.

"Kak Dion jangan ramah-ramah sama orang-orang, ramah nya kak Dion tuh buat mereka suka" kesal ku, ini lah penyebab kak Dion di sukai banyak orang, terutama cewek.

Kak Dion hanya tersenyum dan mengangguk saja.

"Aku gak nyangka kalau aku bisa punya pacar dimasa SMA aku, gak nyangka juga bakalan ketemu orang kayak kak Dion, sama kak Dion aku belajar banyak hal, perhatian nya kak Dion, sikap manis nya kak Dion buat aku, itu yang buat aku takut kalau nanti itu tidak menjadi milik ku lagi" ujar ku dari lubuk hati yang paling dalam.

Tiba-tiba air mata ku mengalir begitu saja, aku tidak ingin menangis tapi entah kenapa suasana nya menyuruh ku untuk mengeluarkan air mata ku.

"Aku mau gunain cinta pertama dan terakhir ku buat kak Dion, aku juga berharap kalau kak Dion adalah orang yang memang dikirimkan buat aku begitu juga sebalik nya" lanjut ku.

Aku tidak bisa menahan air mata ku lagi, semua nya mengalir. Kak Dion memeluk ku dengan erat tak lupa tangan nya mengelus rambut ku dengan lembut.

Tangisan ku mulai bersuara, aku benar-benar takut kalau hal buruk yang aku pikirkan itu akan terjadi. Ternyata begini rasa takut kehilangan seseorang.

"Udah nangis nya, makin cantik kamu" kak Dion melepaskan pelukan nya dan mengelap air mata ku.

"Ihh orang nangis bukan nya jelek?"

"Kamu mau gimanapun cantik"

Aku memukul nya pelan, membuat kak Dion meringis tapi aku yakin itu tidak sakit sama sekali. Itu hanya kak Dion saja yang membuat-buat nya.

"Zea, kamu percaya aku kan?" Tanya kak Dion.

Aku mengangguk sembari terus mengelap air mata ku. Kenapa jadi tidak mau berhenti keluar sih?

"Apapun yang terjadi atau kita sedang dalam situasi yang membuat kita renggang, kita harus saling bicara, jangan sampai kita diam-diaman, itu akan bertambah buruk nanti"

Kak Dion membantu ku untuk menghapus air mata ku lagi, lalu kak Dion mengangkat dagu ku agar pandangan kami bertemu.

"Jangan tinggalin aku ya, aku masih sadar kalau banyak yang kurang, aku cuma minta jangan tinggalkan aku sendiri kalau aku sedang terpuruk atau berbuat salah" ucap kak Dion.

Aku mengangguk "Aku gak akan tinggalin kak Dion, gak akan sama sekali"

Kak Dion tersenyum aku juga ikut menarik senyum ku. Barusan itu aku merasa bukan aku, aku menjadi lain saat dengan kak Dion.

"Ayo pulang" ajak kak Dion mengajak ku untuk jalan ke arah mobil.

"Lapar"

Kak Dion tertawa "mau makan apa?"

"Makan bakso?" Ucap ku tak yakin. Aku punya dua pilihan soal nya.

"Bakso?" Ulang kak Dion.

"Atau nasi goreng?"

"Terserah kamu aja"

"Aku punya tempat makan yang enak" putus ku yang sudah tau akan kemana.

"Ya udah ayo"

Semoga bisa berhasil dan membuat kak Dion terkesan. Diam-diam saja, aku sedang merencanakan kejutan untuk kak Dion.




BINTANG, KOMEN DAN SHARE WAHAI MANUSIA YANG MEMILIKI JARI 💜

LOPYOU 💜

WHO I AM?[COMPLETE]Where stories live. Discover now