48

16 5 0
                                    

Kami dalam situasi yang begitu canggung karena tadi kak Dion begitu... Sudah lah. Makin ku pikirkan makin hati ku deg-degan, aku bahkan tak berani untuk melihat ke kak Dion sama sekali, beberapa kali kak Dion menyuruh ku untuk menatap nya tapi aku tidak mau.

"Mau sampai kapan?" Tanya kak Dion membuka pembicaraan.

"Ha? Apa nya?" Jantung ku serasa mau meloncat keluar.

"Kamu sih mancing-mancing"

"Kak Dion kebawa suasana" jawab ku tak mau kalah.

"Mau lagi?" Tanya kak Dion jahil.

"Engga, jangan macem-macem"

Kak Dion tertawa begitu keras membuat ku melihat nya dan tatapan kami bertemu. Aku langsung berpaling kearah lain, ini benar-benar gila jantung ku serasa ingin keluar dari sana.

Entah kenapa aku mengharapkan aku hilang ingatan soal kejadian tadi. Tak lama kami sampai di panti asuhan yang sering aku kunjungi.

"Disini kak" aku menunjuk tempat berikut nya.

"Ngapain kamu ke panti asuhan?"

"Ikut aja"

Kami turun, langsung saja ibu panti langsung menyambut ku dengan senyum ramah dan hangat nya. Bahkan anak-anak langsung berlarian kearah ku dan memeluk kaki ku. Aku menurunkan badan ku agar sejajar dengan mereka.

"Kalian apa kabar?" Tanya ku pada anak-anak.

"Baik" jawab mereka serempak.

Aku berdiri dan menyapa ibu panti, beliau terlihat semakin sehat karena memang sebelum nya ibu panti sering sakit-sakitan, kata nya sih itu memang penyakit lama nya.

"Ibu sendiri, sehat?" Tanya ku.

"Sehat non, akhirnya non datang juga, anak-anak pada kangen" ujar ibu panti.

"Iya Bu, lagi sibuk sekolah akhir-akhir ini"

"Datang-datang langsung bawa pacar nya" sindir ibu panti sambil melirik ke kak Dion.

"Ah ini, ini Dion Bu nama nya, pacar saya" ucap ku. Rasa nya ini pertama kali nya aku menyebut nama kak Dion tanpa embel-embel kak.

"Salam kenal Bu" kak Dion menyapa sopan.

"Aduh satu cantik satu ganteng, langgeng ya non den"

"Makasih ibu, ayo anak-anak kita masuk"

DEAN POV

Gue bosan dirumah sendirian, bahkan game yang sering gue mainin saat bosan juga tidak mempan. Gue mengambil hp dan menuju ke WhatsApp, beberapa teman ngajak keluar buat nongkrong bareng. Lalu mata ku berahli ke satu kontak.

Calon😌

Elyyy

Centang dua tapi tidak berwarna biru, gue menunggu balasan nya. Gue dan Ely saat ini masih dalam tahap pendekatan, memang sikap Ely ke gue agak cuek tapi ada saat nya dia manis banget ke gue. Mungkin soal keraguan Ely sama gue masih bersisa.

Gue mulai tertarik dengan Ely ketika saat kami bertemu di minimarket, iya dimalam gue dikabarin kalau Farah sudah di temukan tewas. Entah kenapa mata gue seolah mau melihat dia terus, bahkan gue sempat tawarin buat antar pulang tapi dia gak mau kata nya olahraga biar gak malas.

Ely itu tipe orang yang bisa beradaptasi dengan cepat, ingat ketika Dion dengan brutal nya membunuh satu orang? Ely bahkan tidak kaget sedikit pun dan memilih untuk berpikir bersama kami bagaimana cara yang tepat menanggani masalah ini. Gue suka dengan kepribadian nya, sangat suka.

WHO I AM?[COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang