Arabella 35

7.7K 751 18
                                    

Maaf guys telat banget update. Sebenarnya udah mau update tapi tiba-tiba catatan yang udah aku tulis untuk part 35 ilang gitu aja dan mau nggak mau aku harus nulis dari awal lagi. So, Happy reading.
.
.
.
.
.

Senyuman miring tidak pernah pudar dari bibir gadis yang sejak tadi berdiri, memandangi mangsanya yang terus memohon untuk ia lepaskan.

Di dalam sebuah gudang dengan berbagai macam senjata tajam, di situlah saat ini gadis itu berdiri dengan sangat angkuhnya. Tatapan tajamnya terus saja terarah pada seorang pria paruh baya yang sudah ia klaim sebagai mangsanya kali ini. Bukan hanya mereka, ada beberapa bodyguard yang akan membantunya untuk melancarkan aksinya, memberikan sedikit sentuhan agar kematiannya terlihat lebih rapi.

Dari beberapa menit yang lalu, Ara baru saja tiba di tempat di mana ia biasanya menghabisi para mangsanya. Tidak lupa dengan pria paruh baya yang selama ini ia nantikan kehadirannya, pria yang telah berani menampakkan dirinya dengan melemparinya dengan sebuah belati saat di sekolah tadi.

"Lemparan Anda cukup membahayakan, kehadiran Anda juga sangat tiba-tiba. Tapi tenang saja pertemuan ini akan lebih menarik dengan beberapa kejutan yang sudah saya siapkan sejak lama!" Suaranya terdengar sangat mencekam, setiap kata yang keluar dari mulut gadis itu mampu membuat siapa saja bergidik ngeri.

"Apa maksudmu gadis kecil? Apa sebelumnya kau sudah mengenalku sampai kau menunggu kehadiranku dan sudah menyiapkan beberapa kejutan untukku?!" balasnya memandang Ara remeh.

Kaki dan tangannya yang diikat membuat sang pria paruh baya tidak bisa melakukan apapun, ingin kabur pun sepertinya itu hal yang mustahil karena penjagaan di ruangan ini sangat ketat. Persiapan ini sepertinya sudah dilakukan jauh sebelum kemunculannya, begitu banyak senjata yang tertata rapi. Gudang ini terletak di lokasi yang sepi, dan jarang dilewati oleh kendaraan jadi percuma saja ingin berteriak meminta bantuan.

Ara menendang kepala pria yang kini tengah menatapnya. "Apa Anda sudah bisa mengingatnya pria tua? Seorang anak gadis yang kalian anggap tidak akan bisa bertahan hidup?!"

Sedikit ringisan keluar dari mulut pria paruh baya itu, kala merasakan kepalanya yang terbentur di tembok yang sangat keras. Kata-kata Ara tadi terus berputar di kepalanya, apakah maksudnya, dialah gadis yang telah berhasil kabur saat kejadian tujuh tahun yang lalu di mana ia dan teman-temannya telah menghabisi seluruh keluarga yang sangat terkenal akan hartanya yang berlimpah, dan jabatan yang tinggi. 'Sial, mengapa mereka tidak mengatakan hal ini!' batinnya.

"Kau?!" Pria itu tentu sangat terkejut, seorang gadis cilik yang berhasil kabur di kejadian tujuh tahun lalu bisa bertahan hidup sampai saat ini. "Siapa yang telah membantumu gadis kecil? Tidak akan mungkin kau bisa bertahan tanpa satu orang pun keluarga!"

Ara menghembuskan napasnya pelan. Mata gadis itu teralihkan menatap sebuah belati yang sejak tadi berada di genggamannya. Bukan hanya belati, sebuah surat kecil yang tergantung di benda tajam itu, membuatnya lebih penasaran untuk mengetahui isinya. Perlahan-lahan tangan gadis itu tergerak untuk membuka surat kecil itu. "Benda ini, Anda yang mengirimkannya, 'kan? Baiklah surat ini akan dibuka dan dibacakan di hadapan Anda. Baru setelah itu kita mulai kejutannya!"

'Selamat tinggal gadis kecil!'

Senyuman miring lagi-lagi tercetak jelas di bibir Ara kala membaca beberapa kata yang tertuliskan di dalam surat itu.

"Baiklah mari kita perbaiki isi suratnya. 'Selamat tinggal pria tua'. mungkin itu lebih cocok untuk keadaan saat ini."

"Gadis sialan! Saya perintahkan kamu melepaskan saya sekarang juga! sebelum kamu akan benar-benar menyesal karena telah melakukan hal ini kepada saya, gadis kecil." Pria paruh baya itu menatap Ara tajam, sejak tadi harga dirinya terus saja dijatuhkan oleh kata-kata yang keluar dari dalam mulut gadis yang berdiri di hadapannya itu.

The Mission  [END]Where stories live. Discover now