Dari kejauhan tampak seseorang tengah basah kuyup tidak jauh dari kedua sejoli itu, orang itu tampak menggigil dengan berbalut pakaian sekolah.

Orang itu masih menatap keduanya dengan tatapan yang sulit diartikan, hingga pada akhirnya motor retro orang itu melaju dengan sangat kencang.

"Gue tungguin lo sampai gue ketiduran dikelas, eh ternyata orang itu lagi mesra-mesraan sama cowok lain," gumam Alvino di iringi dengan suara gertakan gigi bawah dan atasnya yang saling bertemu.

•••

Untungnya baju Kirei tidak basah, mereka baru pulang setelah hujan sedikit redah. Langit mulai kembali cerah jam sudah menunjukan pukul setengah tiga sore. Sedari tadi gadis itu berkomat-kamit tak jelas, karna dirumah ada Mama dan Papa nya.

"Kirei pulang," ujar Kirei pelan, perlahan gadis itu masuk lalu menutup kembali pintu itu dengan pelan takutnya Mamanya akan mendengar jika dirinya baru pulang jam segini.

"Dari mana aja kamu?!" tanya Yura dengan tatapan tajam seperti biasa.

"Tadi hujan deres banget jadi aku sama Nathan berhenti sebentar Ma," jawab Kirei jujur tak berniat membohongi  Mama nya sendiri.

Yura tidak menyauti ucapan anak perempuan nya, ia memilih pergi menuju kamarnya. Gadis itu hanya bisa mengelus dadanya, dirinya sangat takut jika harus terkena amukan dari sang Mama.

Dengan langkah cepat gadis itu berjalan munuju kamarnya seraya menenteng tas ranselnya.

Selesai mandi dan berganti baju gadis itu tidak ingin beranjak keluar kamar, dirinya masih terlalu takut dengan tatapan tajam dari Mamanya, wajar saja gadis seperti Kirei merasa seperti itu karna sedari kecil gadis itu memang sudah dimanja oleh Papa nya.

•••

Dikediaman rumah Nathan hanya ada keheningan yang melanda, Nathan duduk sendirian ditepi kasurnya biasanya ada Kirei yang selalu menemaninya.

Mama nya masih belum pulang sampai hari ini, telpon sudah Nathan lakukan namun tidak membuahkan hasil sedikit pun.

Dirinya sudah pasrah dengan tingkah laku Mamanya yang selalu pulang dengan pakaian yang kurang bahan, Nathan tidak habis pikir dengan pola pikir Mamanya. Rasa ingin tahunya terkadang sudah sampai dititik terendah.

Pemuda itu menunduk dengan tangan yang saling bertautan, ia terus memikirkan Mamanya yang tidak kunjung pulang, jika boleh jujur Nathan ingin sekali bertemu dengan sosok ayahnya. Namun, Mamanya selalu mengatakan jika ayahnya sudah tiada.

"Gue rindu sama Papa, gue iri liat temen-temen gue pada akrab sama Papanya, sedangkan gue cuma bisa tersenyum walaupun hati gue lagi perih," gumam Nathan kemudian melepas baju putihnya melemparnya sembarangan, meninggalkan kaos putih polos yang masih melekat ditubuhnya.

Nathan merebahkan tubuhnya diatas kasur dengan tangan sebagai bantalan, ia menatap langit-langit kamarnya yang bernuansa abu-abu.

"Ck! Kenapa gue mendadak rindu gini sama Kiki." Pemuda itu tersenyum malu-malu kemudian mulai memejamkan matanya perlahan.

Tidak disangka bayang-bayang wajah Kirei mendadak datang didalam mimpi Nathan, disaat tertidur pun senyum indah yang tercetak diwajah dingin Nathan masih menghiasi disana.

"Nathan! Nathan! Nathan! Main yuk, Kiki ada sepeda baru nih!!" teriak gadis berusia 8 tahun itu didepan gerbang rumah yang menjulang tinggi.

"Pergi sana! Gue gak mau temenan sama lo," ketus Nathan langsung masuk kembali kedalam rumahnya, dengan gaya bahasa memakai 'lo, gue'.

"Ihh, Nathan masih ngambek ya sama Kiki? Kiki minta maaf yaa? Nathan maafin Kiki kan?" ucap anak itu masih setia berdiri didepan pintu gerbang rumah Nathan.

Nathan masih memperhatikan dari balik jendela rumahnya, gadis kecil yang selalu mengganggu ketenangan dan hobinya seperti melukis ataupun memotret apa saja yang ada disekitarnya, namun semenjak ada Kirei yang selalu datang kerumahnya, membuat Nathan tidak bisa tenang. Gadis itu selalu saja usil.

"Yaudah deh kalo Nathan nggak mau bukain pintu gerbangnya, Kiki pulang dulu yaa?! Besok Kiki kesini lagi."

Gadis kecil itu kemudian membawa sepedanya pulang, namun ketika ingin menyeberang jalan. Ada motor yang melaju kencang dari arah kiri, kecelakaan pun tidak bisa di hindari semuanya terlalu cepat terjadi.

Nathan yang melihat kejadian itu sontak membuka lebar pintu rumah dan gerbangnya, kemudian langsung berlari kencang ke arah gadis kecil yang berbaring lemah dengan darah mengalir dari keningnya.

"KIKI!!"

•••

Nafas pemuda itu tersenggal-senggal, ia menghirup dalam-dalam oksigen lalu menghembuskan nya perlahan, kejadian 9 tahun silam kembali teringat.

Pemuda itu duduk seraya memijit pelipisnya yang sedikit terasa sakit, "Ck! Kenapa harus keinget lagi sih?" tanyanya bergumam pada dirinya sendiri.

Sejak saat itu, Nathan selalu mengawasi Kirei kemana pun gadis itu pergi, dirinya tidak mau kehilangan sosok sahabat seperti Kirei. Kelakuannya memang tengil tapi percayalah Kirei lah yang selalu Nathan rindukan.


T B C

EDELWEISS [On Going]Where stories live. Discover now