Bab 1 : Two

910 151 19
                                    

Dyscalculia merupakan sebuah ketidakmampuan belajar menghitung yang dialami anak, kesulitan memahami matematika, dan konsep dasar aritmatika. Hal ini disinyalir terjadi akibat faktor genetika. Meski begitu, penyebab pasti yang mendasari kondisi ini belum diketahui.

Dilansir dari laman WebMD, sebanyak 7 persen siswa sekolah dasar memiliki dyscalculia. Penelitian menunjukkan bahwa dyscalculia sama seperti disleksia (gangguan belajar yang ditandai dengan kesulitan membaca, mengeja, dan mengulang kata-kata).

Tak sedikit pakar dan kalangan medis menyebut gangguan berhitung ini sebagai disleksia matematika, meski sebenarnya keduanya berbeda. Pada tahap lanjut, dyscalculia dikaitkan dengan gangguan attention deficit hyperactivity (ADHD), yang mana 60 persen penderitanya juga memiliki dyscalculia.

Anak-anak dengan dyscalculia biasanya mudah kehilangan fokus saat sedang berhitung. Mereka memiliki kemampuan berhitung yang berkembang lebih lambat ketimbang anak-anak biasa, bahkan untuk hal-hal yang mendasar sekalipun.*

Dan inilah yang dialami oleh Lino setiap kali berhadapan dengan mata pelajaran tersebut. Ia bukan pengidap ADHD, tapi ia kerap sering hilang fokus setiap kali guru menerangkan soal padanya.

Lino sulit memahami cerita yang mengaitkan soal matematika di dalamnya, lambat mempelajari matematika dasar; penambahan, pengurangan, pengalian, dan pembagian. Sulit memahami pecahan, tidak mengerti grafik atau diagram, kebingungan setiap menghitung uang atau kembaliannya, sering lupa nomor telepon atau nomor rumahnya. Dan bahkan Lino kesusahan untuk menentukan waktu-membaca jam.

Setiap aktivitas yang berbasis angka atau penghitungan-bahkan di luar sekolah-bisa membuat anak dengan dyscalculia seperti Lino menjadi frustasi.

Pula, keadaannya ini sudah didiagnosis oleh dokter sejak ia mulai duduk di Sekolah Dasar. Lebih jelasnya sejak setahun lalu; selepas lulus dari Tk, dan setelah salah guru mengadukan tentang perkembangannya pada Kenan sewaktu pengambilan rapor di semester awal kelas 1; yang hasilnya tak menunjukan perkembangan sama sekali akan kemampuannya dalam berhitung.

"Lino!" seru Julian, yang seketika membuyarkan lamunan adiknya dan berganti menjadi raut terkejut bukan main.

"Ha?" tanyanya kemudian sembari gelagapan.

"Ya ampun, kamu tadi katanya minta diajarin tapi malah bengong," cecar si kakak sembari mendengkus kesal.

"Eh? Anu ... emang Kakak ngomong apaan?" bingung si adik yang seketika membuat Julian menepuk jidat geregetan sebab tingkahnya.

Baiklah, ini akan menjadi malam yang panjang untuk si sulung. Dan lullaby paling memusingkan adalah mendengar suara rengekan adiknya ini; yang terus menggerutu bingung serta tak paham.

Tapi walau ketidakmampuannya dalam mencerna pelajaran yang berkaitan dengan angka, Lino adalah anak yang pandai dalam beberapa bidang pelajaran lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tapi walau ketidakmampuannya dalam mencerna pelajaran yang berkaitan dengan angka, Lino adalah anak yang pandai dalam beberapa bidang pelajaran lainnya. Seperti seni; selain menggambar, ia juga senang menari.

Wake Me Up When September End's ✓ [Lee Know, Juyeon, and Felix]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang