Bab 2 : Twenty Six

494 75 8
                                    

Suara senandung kecil itu terdengar seiring dengan langkah kakinya yang perlahan menaiki satu per satu anak tangga.

"Senyum dirimu membuatku selalu bersemangat, jalani hari-hariku dengan hebat ..."

"Ekhm! Ciee ... yang abis ngedate, pulang-pulang nyanyi terus," ledek Julian yang berdiri di sisi balkon di antara kamarnya dengan kamar si tengah. Di tangannya tergenggam secangkir kopi yang masih mengepulkan uap hangat ke udara.

Lino berhenti tepat di depan pintu kamar, dan saat tangan itu hendak membuka knop pintu bibirnya pun bergumam pelan, "ngedate? Siapa?"

"Halah pura-pura! Itu yang diposting ke IG, siapa? Pacarmu?" cibir si kakak.

Yang muda menoleh seketika, senyuman miring seketika terkembang di bibirnya yang mungil, "yee ... kepo! Mau tau aja apa mau tau banget!?"

"Terserah, No. Terserah! Cuma mau ngingetin aja, kalo nanti ketahuan Papa jangan salahin aku, ya!"

Entah kalimatnya barusan bermaksud mengancam atau hanya sekedar bicara saja, namun yang jelas membuat adiknya ketar-ketir seketika. "Eeehh ... kok jadi ngancem gitu sih!? Lagian dia cuma temen biasa kok," kelakar si tengah.

"Temen biasa duduknya emang harus sampe dempetan gitu, ya?" selidik Julian lagi.

"Terserah ah, mau percaya apa enggak," sahut Lino ketus, dan segera melengos masuk ke dalam kamarnya.

"Ya udah, berarti kalo nanti Papa liat postingan kamu terus ngomel lagi jangan salahin aku."

"Bawel!"

Di lain tempat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di lain tempat ...

Cafe bernuansa putih dan klasik itu terlihat tak begitu ramai. Hanya ada beberapa pengunjung yang terlihat menempati sekian meja yang tersedia. Dan di salah satunya ada dua muda-mudi yang tengah duduk bersama ditemani minuman serta makanan di depan mereka.

Gadis berambut sekelam malam itu terus merunduk, memainkan sendok kecil tanpa berminat menyuap kue yang ada di meja. Berbeda dengan si lawan bicara yang kedapatan tengah menggertakkan rahangnya; menahan amarah.

"Masih mau bohong?" tanya sosok tersebut yang sontak membuat si gadis menengadah memandang netra coklat yang tampak berkilat.

"Mau sampe kapan sih kamu gak percaya sama aku? Dia cuma temen biasa, gak lebih!" bantahnya.

"Terus kalo emang gak ada apa-apa, kenapa dia ngeposting foto bareng kamu di sosmed?" tunding sosok yang tak lain adalah kekasihnya.

"Kenapa emangnya? Itu cuma postingan biasa," kelit sang hawa, merasa tak ada yang perlu dipermasalahkan dari sekedar potret biasa yang ditemukan kekasihnya.

"Kamu bolos sekolah juga pasti gara-gara dia! Dia tuh gak bener, kamu gak usah ketipu sama muka polosnya, Cassie!"

"Stop! Aku gak mau denger lagi, kamu terus-terusan bilang kayak gitu soal Lino seolah kamu paling sempurna di dunia ini. Padahal ketimbang aku, kamu justru lebih paham siapa dan gimana sifat dia!"

Wake Me Up When September End's ✓ [Lee Know, Juyeon, and Felix]Where stories live. Discover now