🍁 INTRO 🍁

2.4K 214 15
                                    

13 Mei 2021

Ini hari ulang tahun Papa ke 43, dan sewaktu pulang sekolah tadi aku pergi ke toko pakaian di dekat pusat kota.

Aku membelikan Papa kado.

Apa Papa akan suka? Apa Papa akan menerimanya? Aku tidak tahu dan juga tidak yakin dengan itu. Papa sepertinya akan menolak karena ini bukan kado yang bagus. Lagipula harganya tidak mahal, apalagi bermerk.

Ah, aku bodoh.

Terus terang saja, aku selalu merasa iri karena pasti setiap tahun Kak Juy, Felix dan Bunda akan memberikan Papa ucapan selamat, memeluknya erat dan menghadiahi barang yang bagus. Aku juga sering melihat senyuman itu terkembang di wajah Papa yang tampan setiap kali menerima kado dari mereka.

Tapi tidak denganku.

Aku iri. Karena bagaimanapun aku ingin melakukan itu juga dengannya. Mengucapkan kalimat selamat, lalu memberikannya hadiah ... dan memeluknya.

Tapi jangankan melakukannya, untuk bicara denganku saja Papa susah sekali untuk kudekati.

Lantas bagaimana mungkin aku bisa membuat senyuman itu terkembang jika pada kenyataannya semua kebahagiaan Papa telah hilang sejak aku lahir ke dunia?

Papa bilang jika kepergian Mama adalah karena aku. Papa bilang hidupnya nyaris hancur karena aku. Papa juga bilang andai saja aku tak pernah dilahirkan ke dunia ini, mungkin Mama masih di sini dan takkan pergi meninggalkannya.

Papa benar, kehadiranku memang hanya membawa sial untuk orang-orang di sekitarku, dan seharusnya sejak dulu aku menyadari itu.

Tapi ... oh, Tuhan ... bolehkan aku berharap sedikit saja? Aku tak meminta banyak pada-Mu. Aku hanya ingin Papa sedikit saja mau melihat diriku, bukan hanya sebagai anak yang menjadi kegagalan hidup dari takdir-Mu, tapi sebagai anak yang ingin membuatnya bahagia juga.

Aku tak meminta lebih, aku hanya ingin merasakan seperti apa rasanya dipeluk olehnya, atau bagaimana rasanya saat tangan besar itu menyentuh kepalaku lalu mengusap rambutku, atau bagaimana rasanya saat dia mengatakan jika ia bangga dengan pencapaianku seperti yang sering ia lakukan pada kedua saudaraku lainnya.

Aku hanya ingin tahu rasanya diperlakukan begitu.

Aku ingin Papa tahu jika aku bangga punya ayah sepertinya. Aku bangga karena aku pernah menjadi serpihan kecil dalam hidupnya, walaupun bukan sebagai hal indah yang akan diingat memorinya. Aku hanya ingin Papa tau jika aku sangat menyayanginya.

Tapi ... kenapa sulit sekali untuk mengucapkannya?

Aku berharap suatu hari nanti Papa akan memikirkanku, atau sekedar mengingat namaku dan tahu jika aku menyayanginya. Aku harap jika di surga nanti Papa akan mengubah pandangannya padaku, memelukku atau menciumku seperti yang sering ia lakukan pada kakak dan adikku.

Mungkin memang benar, hadiah terbaik yang bisa kuberikan untuk kado ulang tahun Papa adalah pergi meninggalkannya. Karena dengan begitu ia akan kembali merasakan bahagia seperti dulu.

Aku hanya ingin Papa bahagia seperti saat Mama masih ada. Aku sayang sekali Papa. Doa terbaik untuk Papa.

Peluk, cium untuk Papa.

Selamat ulang tahun.










It's story about siblings, about family, about friends, about love, about past, about reality, and also about dreams and hopes.









Meet the caracters

Meet the caracters

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tokoh bisa bertambah sewaktu-waktu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tokoh bisa bertambah sewaktu-waktu.

⚠️WARNING!!!⚠️

Tolong dicermati dan dibaca baik-baik!

Semua yang ditulis di sini murni atas imajinasi author sendiri. Tidak ada unsur plagiat, saduran atau sebagainya, jadi mohon untuk TIDAK MELAKUKAN TINDAKAN PLAGIARISM/PENCURIAN atas segala hal yang berada dalam cerita DALAM BENTUK APAPUN. Author akan mengambil tindakan tegas pada yang melakukan hal tersebut. Kreatiflah dengan imajinasi masing-masingnya.

Satu lagi, ini hanya fiksi belaka, bukan sebuah dokumentasi sebagainya, jadi gak ada sangkut pautnya dengan para tokoh asli di dunia nyata. Maka dari itu tolong untuk bijak dan tidak menyangkut-pautkan apa yang ada dalam fiksi ini dengan kehidupan asli.

Mohon untuk tidak menyebarluaskan dalam bentuk apapun di platform lain dengan niatan buruk, atau menggunakan bahasa yang menyiratkan ujaran kebencian. Author hanya memberi toleransi untuk yang sekadar hendak berbagi/promosi, selebihnya tidak. Jadi bijak-bijaklah dalam bertindak dan berpikir.

Bagi yang suka silakan tinggalkan jejak berupa vote dan komentar yang membangun (bukan hate komen). Bila tidak silakan tinggalkan dengan damai.









_CompleteD_
Started : 1 April 2021
Ended : 18 September 2021

• Rubby •

Wake Me Up When September End's ✓ [Lee Know, Juyeon, and Felix]Where stories live. Discover now