Bab 4 : Sixty Six

612 92 15
                                    

"Pasien Dzalino butuh donor darah sesegera mungkin, tapi stok golongan darah yang sama dengan pasien sedang kosong. Sementara jika menunggu kembali diisi terlalu lama, dan mengandalkan dari Rumah Sakit lain pun cukup memakan waktu. Pasien harus mendapatkan donor secepatnya," ucapan dokter itu membuat kedua pasutri ini terdiam sesaat.

Mila meremat ujung blouse yang ia kenakan, pikirannya berkecamuk lantaran bingung harus bagaimana; ia tak yakin memiliki golongan darah yang sama dengan Lino.

Bagaimana dengan Kenan?

Mila tak begitu yakin sebab suaminya itu juga terus diam membisu. Entah karena takut, atau mungkin ragu lantaran ia selalu mengatakan bila Lino bukanlah anak kandungnya.

Bagaimana mungkin ia bisa punya golongan darah yang sama dengan Lino? Anak itu lahir bukan karena dirinya. Ia lahir karena sebuah kecelakaan dan juga dengan membawa aib keluarga.

"Kalau boleh tahu, Dzalino punya golongan darah apa, Dokter?" tanya Mila, agak sedikit ragu-ragu.

Dokter pria yang usianya mungkin sudah seperempat abad itu segera menjawab, "O Rhesus negatif, dan golongan darah ini hanya bisa menerima donor dari orang yang punya golongan sama."

Mila terhentak seketika, wajahnya spontan menoleh ke arah Kenan yang duduk tepat di sebelah seolah berkata lewat tatapannya; darahmu sama dengan Lino.

Mila terhentak seketika, wajahnya spontan menoleh ke arah Kenan yang duduk tepat di sebelah seolah berkata lewat tatapannya; darahmu sama dengan Lino

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kita memang tak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Seluruhnya adalah rahasia Tuhan; takdir baik maupun sebaliknya, hanya Tuhan yang tahu.

Tapi, jika boleh untuk kali ini saja Julian ingin memberontak pada Tuhan. Sekali ini saja.

Sebab, bagaimana bisa ia bertahan tatkala melihat dia buah ranjang rumah sakit dalam sepetak kamat rawat inap harus diisi oleh adik-adiknya sendiri? Bagaimana bisa Julian menerima apa yang telah sang takdir berikan pada keluarganya.

Ini cobaan.

Persetan!

Ia dipermainkan, dan untuk Julian yang telah jengah akan tindak tanduk sang takdir, kali ini saja biarkan ia menyalahkan Sang Pemiliknya.

"Kenapa harus kalian?" Suara itu terdengar berat lagi serak, memandang satu per satu wajah teduh yang terlelap bak puteri yang sedang tidur, menunggu akan datangnya seorang pangeran tuk membangunkannya.

"Tuhan, Engkau terlalu kejam!" hentaknya marah. Tapi kemudian tubuh itu berangsur meluruh ke lantai, menangis sembari merunduk dan terisak sejadi-jadinya. "Kenapa harus mereka ... kenapa harus adik-adikku yang Kau buat begini, Tuhan?! Kenapa bukan aku saja!" teriaknya lagi.

"Aku menyayangi mereka, Tuhan. Jangan sakiti adik-adikku, kumohon ...."

Cacat jantung bawaan lahir yang Felix idap semakin kronis, dan lagi dokter pun mengatakan bila pasca kecelakaan yang menimpa Lino, jantung Felix justru dikabarkan hilang fungsi separuh. Katup sebelah kirinya sudah tak mampu memompa darah dengan semestinya.

Wake Me Up When September End's ✓ [Lee Know, Juyeon, and Felix]Where stories live. Discover now