🔅 10

8.8K 1.5K 190
                                    

Doyoung memijat pelipisnya, ia bingung harus apa sekarang jika ia tidak bekerja ia tidak bisa membayar ansuransi rumah sakit dan perawatan ibunya dengan cepat, ia tidak mau terus menerus menyusahkan sahabatnya yang sebentar lagi akan menikah bahkan besok ia di suruh ikut bersamanya untuk fitting baju pernikahan.

"Doyoung kau disini? Kenapa telepon ku tidak kau angkat angkat huh?" ucap Sana yang tiba tiba datang ke rumah sakit.

Melihat kedatangan sahabatnya yang tiba tiba membuat Doyoung bingung dan langsung menghampirinya "Bukannya kau harus pergi dengan calon suami mu? Kenapa kau ada disini?" Tanyanya.

"Haihh dasar bodoh! Aku tidak bisa pergi dengan tenang jika kau terus mengabaikan pesan ku Doyoung, aku kemari membawakan mu makanan karena Winter bilang kau belum makan dari tadi pagi" Ucap Sana seraya mengeluarkan beberapa kotak makan yang sudah ia siapkan untuk Doyoung.

"Winter?" Doyoung langsung mengernyitkan keningnya ketika Sana menyebutkan nama Winter "Kau bertemu dengan Winter?"

Lalu seorang anak perempuan langsung muncul dari balik tubuh Sana sambil tersenyum padanya "Hehe Bundaa"

"Ehmm tadi Bibi Sana datang ke panti mencari Bunda, lalu Winter bilang Bunda ada di rumah sakit sedang menjaga halmeoni, dan Winter ingin ikut juga" Ucapnya dengan polos.

Doyoung hanya tersenyum seraya menggelengkan kepalanya "Kalian berdua sama saja" Ucapnya lalu mendudukkan kembali tubuhnya di atas kursi kantin.

"Jadi apa kau sudah resmi mengadopsi Winter?" tanya Sana pada Doyoung.

Doyoung mengangguk "Sudah dan memang dari awal pihak panti mempercayai ku untuk merawat Winter karena dia tidak mau jauh dariku"

"Apa Winter sudah makan?" Winter mengangguk lalu ia pun membuka satu persatu kotak makan yang berisikan berbagai makanan itu "Bunda harus makan ini, Bibi Sana sudah membuatkannya untuk Bunda" Ucapnya seraya memberikan sekotak nasi pada Doyoung.

Doyoung tersenyum sambil menerima sekotak nasi itu "Terimakasih"

"Ah ya ngomong ngomong ada yang ingin aku bicarakan dengan mu" Ucap Sana tiba tiba.

Sana pun menarik kursi di hadapan Doyoung dan menyimpan tasnya di bawah meja "Aku dengar, guru yang kau gantikan itu sudah kembali? Bukankah dia barusaja melahirkan ya? Kenapa cepat sekali"

Doyoung mengangguk sambil tersenyum miris "Aku juga tidak tahu soal itu, besok hari terakhir ku mengajar di sekolah setelah itu aku kembali menganggur dan harus mencari kerja lagi" Ucapnya seraya memakan makanannya.

"Haihh tapi kau belum menerima uang sepeserpun dari pihak sekolah, walaupun kau honor dan hanya sebagai guru pengganti setidak kau berhak mendapatkan sedikit saja imbalan dari mereka" Ucap Sana terlihat kesal.

Doyoung menghela nafasnya seraya terkekeh "Tidak apa apa, aku bekerja tidak seluruhnya untuk uang melihat anak anak bisa belajar dengan baik pun sudah seperti di gaji untukku, apalagi anak itu"

"Anak itu?"

Doyoung langsung menolehkan wajahnya dan mengangguk "Di kelas ada satu anak yang begitu introvert dia selalu di ejek oleh teman sekelasnya, hanya karena dirinya tidak pernah terlihat di antarkan oleh ibunya..."

"Ibunya meninggal pasca melahirkan jadi anak itu tidak tahu sama sekali bagaimama rupa ibunya, dan itu menjadi bahan pembicaraan para orangtua di sekolah karena selain tidak tahu ibunya anak itu jiga seperti kurang mendapatkan kasih sayang yang setimpal dari ayahnya"

Sana menggelengkan kepalanya merasa kasihan dan tidak menyangka "Kasihan sekali, kenapa manusia jaman sekarang semakin kejam? Mereka tidak pernah menyaring ucapan, kasihan anak itu di umur yang masih kecil dia harus menerima cemoohan dari anak anak dan orangtuanya.

[END] I Want Perfect Family | ILYOUNGTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon