🔅57

3.1K 584 95
                                    

Taeil menatap Doyoung yang tengah duduk melamun di sofa, beberapa hari ini ia sering sekali melihat Doyoung melamun.

"Ada apa?" ucapnya membuat Doyoung langsung menatapnya.

"Kenapa hyung?" tanya Doyoung padanya.

Harusnya aku yang bertanya "Kau kenapa? Aku lihat akhir akhir ini kau selalu melamun, ada masalah?"

"Tidak hyung, aku tidak apa apa hanya banyak pikiran saja." ucap Doyoung yang tentu saja tidak dipercaya oleh Taeil.

Taeil menghela nafasnya "Kemarilah, aku ingin membicarakan sesuatu."

Doyoung langsung menghampiri Taeil dan duduk di samping ranjang, berhadapan dengannya.

"Aku tahu apa yang kau pikirkan beberapa hari ini," ucapnya.

"Kau memikirkan Sua bukan?" ucap Taeil langsung membuat Doyoung menatapnya.

"Kau tahu darimana hyung?" tanya Doyoung padanya.

Taeil pun menyodorkan sebuah map kepada Doyoung "Johnny dan Ten yang menceritakannya,"

"Selama ini penilaian ku padanya semuanya salah, aku kira dia teman yang baik karena dia selalu menemaniku tapi ternyata dia tetap sama dengan wanita lain." ucapnya.

"Dan aku juga sadar, semenjak aku dekat dengamu banyak orang yang mau mencelakaimu, ini seperti aku pembawa sial untukmu." lanjutnya membuat Doyoung reflek menggelengkan kepalanya sambil menggenggam tangan Taeil.

"Tidak hyung kumohon jangan berkata seperti itu, kau bukan pembawa sial, mungkin ini memang rintangan yang harus aku terima sebelum bahagia bersamamu." ucap Doyoung.

Taeil tersenyum tipis sambil mengangguk "Tapi kenyataannya memang begitu, hubungan percintaan ku tidak pernah mulus, aku harus kehilangan orang orang yang ku sayang, aku juga harus melihat orang orang yang kusayang terluka, memang aku seburuk itu."

Doyoung menangkup wajah Taeil dan menatapnya lekat lekat "Hyung dengarkan aku, kau bukan orang yang buruk, banyak orang yang menyukaimu, orang orang yang memandang mu buruk hanya orang orang yang iri padamu, dimataku kau sudah sempurna, dan kau juga sudah membantu banyak dihidupku. Tolong jangan seperti ini, dimana Moon Taeil dewasa yang aku kenal?"

Taeil tersenyum, tangannya mengusap kepala Doyoung "Terimakasih, aku merasa sangat lebih baik sekarang."

Doyoung tersenyum sambil mengangguk, lalu ia pun mendekatkan wajahnya pada Taeil, hanya beberapa senti lagi bibir mereka akan menempel.

Cklek!

"Bunda!"

Doyoung langsung menjauhkan wajahnya dan memberi jarak duduk lumayan jauh dengan Taeil, ia melihat Winter dengan Yangyang berdiri di ambang pintu toilet.

"Papah dengan Bunda sedang apa?" tanya Yangyang saat melihat ekspresi keduanya begitu membingungkan.

"Ah tidak tidak apa apa, kalian sedang apa?" ucap Doyoung mengubah topiknya.

Yangyang pun membantu Winter dan menuntun tangan kanannya "Tadi Winter ingin pipis, jadi aku antar."

Doyoung mengangguk sambil tersenyum, lalu ia pun mengangkat tubuh Winter dan mendudukkannya di hadapan Taeil.

"Papah, Winter ingin pulang." ucap Winter sambil menyandarkan kepalanya pada Taeil.

"Iya Papah, kapan Papah dengan Winter pulang? Di rumah sangat sepi, aku tidak mau tidur sendirian lagi." ucap Yangyang.

Taeil menatap kedua anaknya itu "Besok kita akan pulang."

"Benarkah?!" ucap Yangyang dengan Winter secara bersamaan.

[END] I Want Perfect Family | ILYOUNGWhere stories live. Discover now