🔅53

3.2K 557 23
                                    

Ten menghela nafasnya sambil menatap Doyoung yang tengah duduk diam terus memperhatikan kedua orang yang terbaring di ranjang, sudah 3 hari Ten melihat Doyoung seperti ini, bahkan Nyonya Kim dan maid bilanh selama 3 hari ini pun Doyoung mogok makan.

"Doyoung," panggilnya.

Doyoung menolehkan kepalanya dengan wajahnya yang pucat dan bibirnya yang kering dan terlihat sedikit merah karena sering ia cabuti kulitnya.

"Wajah mu sudah seperti mayat, kau 3 hari tidak makan, kau berencana bunuh diri secara perlahan?" ucap Ten sambil memegang pundak Doyoung.

Doyoung menatap Ten "Nafsu makan ku hilang Ten, aku ingin menunggu mereka sadar."

Ten menghela nafasnya "Doyoung dengarkan aku, kau juga harus menjaga kesehatan mu, kau sudah memperhatikan Yangyang juga dan menjaga Taeil hyung dengan Winter. Tapi jangan biarkan tubuh melemah seperti ini, pokoknya kita akan pergi ke kantin dan makan disana, ayo."

Doyoung hanya bisa diam pasrah tangannya di tarik oleh Ten, ia sudah tidak memiliki gairah lagi sekarang, untuk makan pun tidak ada sama sekali.

Sepanjang lorong menuju kantin pun Doyoung hanya berjalan dengan tatapan kosongnya, tidak memperdulikan Ten yang sedari tadi terus berbicara, di pikirannya sekarang hanya ada Taeil dan Taeil, ia takut sangat takut jika Taeilnya tidak bisa kembali dari koma panjang ini.

Matanya langsung tertuju pada satu ruangan dimana ia dulu bertemu dengan Taeil kedua kalinya, saat tiba tiba Yangyang pingsan dan ia bawa ke rumah sakit ini, disinilah mereka menjadi dekat dan disini juga ia harus bergantian melihat Taeil dengan Winter yang terbaring lama di atas ranjang seperti eommanya.

"Duduklah, biar aku pesankan makan." ucap Ten lalu melenggang pergi.

"Permisi, bisakah kau membuatkan makanan yang bisa menambah berat badannya? Lihat temanku 3 hari tidak makan tubuhnya menjadi kering, oh iya dengan bola bola daging ikan juga ya." ucap Ten pada pelayan tempat makannya.

"Baik Tuan, akan saya buatkan untuk berapa porsi? Dua orang?"

"Bola bola ikannya dua porsi, tapi makanan beratnya untuknya saja." ucap Ten di angguki oleh pelayan tersebut, lalu ia pun kembali ke tempat duduk.

Ia menatap Doyoung yang masih saja diam, ia bisa lihat mata kecil Doyoung yang begitu hitam dan sembab itu. Pasti Doyoung selalu menangis di malam hari.

"Aku tahu kau sangat terkejut dengan kejadian ini, aku mengerti perasaan mu. Tapi bisakah kau tidak mengabaikan kesehatan mu? Ibumu bahkan semua orang khawatir dengan mu." ucap Ten sambil menggenggam tangan Doyoung.

Ten menatap Doyoung dan ingatannya pun flashback, dulu Taeil sama terkejutnya dengan Doyoung, melihat istrinya koma di kala sedang mengandung Yangyang ,dan harus melahirkan dimana saat itu kandungannya baru 7 bulan 2 minggu.

Taeil juga mogok makan, bahkan perusahaannya hampir ikut hancur jika Johnny dengan suami Nyonya Tiffany tidak turun tangan untuk membantu.

"Kalian memang jodoh, kalian sama persis." gumam Ten dengan senyuman tipisnya.

"Permisi, ini pesanannya. Dua porsi bola bola ikan dan kimchi jjigae nya." pelayan pun menyimpan pesanannya di atas meja dan merapikan sumpit dengan sendoknya.

"Ah ya semuanya berapa? Biar aku bayar sekarang." ucap Ten sambil membuka dompetnya.

"Kami memberikannya gratis, karena kantin pun hampir tutup dan kebetulan menu itu yang tersisa." ucapnya.

"Tapi aku tidak enak, biar aku bayar saja." ucap Ten kembali.

Pelayan itu tersenyum "Tiak apa Tuan, selamat menikmati makanannya." ucapnya lalu pergi.

[END] I Want Perfect Family | ILYOUNGΌπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα